Sisi Lain Kusbini, Pencipta Lagu Bagimu Negeri yang Dijuluki Buaya Keroncong
Kusbini, pencipta lagu Bagimu Negeri dikenal dengan sebutan buaya keroncong. Ternyata ini alasannya.
Kusbini, pencipta lagu Bagimu Negeri dikenal sebagai tokoh musik keroncong legendaris. Lahir di Mojokerto, Jawa Timur, pada 1 Januari 1910, ia menjadi tokoh musik keroncong sejak usianya masih muda.
Kusbini adalah legenda keroncong era 1930-1955, bersama Annie Landouw, Gesang, S. Abdoellah, Miss Roekiah, dan lain sebagainya.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Kapan Jawa Timur meraih penghargaan insentif fiskal? Atas Keberhasilan itu, Pemerintah Provinsi Jawa Timur mendapatkan penghargaan insentif fiskal yang diserahkan langsung Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin kepada Wakil Gubernur Jatim Emil Elistianto Dardak mewakil Khofifah, dalam acara Rakornas dan Penyerahan Insentif Fiskal atas Kinerja Penanggulangan Kemiskinan Ekstrem 2023, di Istana Wapres Jakarta, Kamis(9/11).
-
Mengapa Aming dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Keluarga jadi salah satu faktor terpenting bagi seorang anak. Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Apa yang menjadi sorotan Kantor Berita Amerika tentang OKU Timur? Potensi perikanan terutama kampung patin yang ada di OKU Timur menjadi lirikan dunia Internasional, di mana tim dari Kantor Berita Amerika Associated Press beraudensi dan wawancara bersama Bupati OKU Timur H Lanosin ST, Senin 24 Juli 2023 di Ruang Budensi Bupati OKU Timur.
-
Siapa yang menyatakan bahwa masyarakat Jawa Timur memiliki karakteristik khusus? Menurut Mohammad Noer, masyarakat Jawa Timur dinamis, agresif dan memiliki karakteristik khusus. "Agar diterima menjadi pimpinan di Provinsi Jawa Timur maka harus mau melayani rakyat, tahu menempatkan diri serta mampu mengayomi rakyat," ujarnya, dikutip dari laman resmi disperpusip.jatimprov.go.id.
Ia memulai kariernya bersama Jong Indisce Stryken Tokkel Orkest (Jitso), sebuah kumpulan musik keroncong di Surabaya.
Buaya Keroncong
Kusbini mengikuti pendidikan musik Apollo di Malang, Jawa Timur. Tidak puas dengan pengetahuan musik yang didapat secara autodidak, Kusbini tampil sebagai penyanyi keroncong dan pemain biola pada siaran Nirom dan Cirvo di Surabaya. Di situlah, Kusbini mendapat julukan buaya keroncong.
Lagu ciptaan Kusbini, Bagimu Negeri menjadi lagu fenomenal yang sanggup membangkitkan semangat nasionalisme dan cinta tanah air Indonesia. Kusbini adalah pejuang kemerdekaan yang berjuang lewat lagu itu.
Perjalanan Karier
©2021 Merdeka.com/Dok. Museum Musik Indonesia
Pada tahun 1920-1960, di era Keroncong Abadi, Kusbini merupakan tokoh penyanyi dan komponis Indonesia.
Tahun 1935-1939, Kusbini menjadi pemain musik dan penyanyi untuk perusahaan rekaman piringan hitam Hoo Soen Hoo.
Tahun 1937-1942, Kusbini aktif menyanyi dan bermain musik keroncong bersama Annie Landouw, S. Abdoellah, Gesang.
Pada masa Hindia Belanda, Kusbini menuliskan kembali transkrip lagu keroncong Telomoyo. Selain itu, ia menciptakan puluhan lagu keroncong, di antaranya Keroncong Purbakala, Pamulatsih, Bintang Senja Kala, Keroncong Sarinande, Keroncong Moresko, Dwi Tunggal, Nina Bobo, Ngumandang Kenang dan Keroncong Purbakala.
Pada tahun 1941, nama Kusbini namanya semakin dikenal. Terutama saat ia mulai berkarya lewat lagu-lagu keroncong dan stambul. Saat itu, ia juga mendapat kesempatan bermain film Jantung Hati dan film Air Mata Ibu.
Setahun kemudian, pada tahun 1942 yang juga masa pendudukan Jepang, Kusbini sempat bekerja di Radio Militer Hooso Kanri Kyoku dan Pusat Kebudayaan Jepang di bidang musik. Pada masa itu Kusbini banyak bekerja sama dengan komponis Ismail Marzuki, Cornel Simanjuntak, Sanusi Pane, Sastrawan, Redaktur Balai Pustaka, dan seniman lainnya.
Sepanjang tahun 1945-1952, Kusbini bersama C. Simanjuntak, Ismail Marzuki, L. Manik, dan beberapa seniman lain menciptakan lagu perjuangan berjudul Bagimu Negeri.
Dirikan Sekolah Musik
©2021 Merdeka.com/Dok. Museum Musik Indonesia
Pada tahun 1954, Kusbini mendirikan pendiri SMINDO (Sekolah Musik Indonesia Yogyakarta), sekolah pemerintah itu kemudian menjadi AMI dan ISI Yogyakarta.
Selain itu, ia juga mendirikan SOSI (Sekolah Olah Seni Indonesia). Sekarang sekolah tersebut diasuh dan diteruskan oleh anak-anaknya.
Pada tahun 1952-1956, Kusbini memenangkan pemiliha lagu keroncong pada Pemilihan Bintang Radio dan Lagu Keroncong yang dilenggarkania RRI (Radio Republik Indonesia).
Pada tahun 1972, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahkan Piagam Seni kepada Kusbini. Ia juga mendapat penghargaan dari Departemen Keamanan Komando Wilayah Pertahanan II pada 1976.
Pemerintah Daerah Yogyakarta juga memberikan penghormatan dengan mengubah jalan depan rumah Kusbini yang sebelumnya bernama Jalan Jetishardjo menjadi Jalan Kusbini. Kini, rumah yang berada di Jalan Kusbini 25 difungsikan sebagai sekolah music Sanggar Olah Seni Indonesia (SOSI).
Lagu Bertema Semangat Kemerdekaan
Selain mengarang lagu Bagimu Negeri, Kusbini juga mengarang lagu-lagu bertema semangat kemerdekaan. Di antaranya Cinta Tanah Air, Merdeka, Pembangunan, Salam Merdeka.
Bahkan, ada lagu bertema semangat kemerdekaan berjudul Kewajiban Manusia yang iramanya keroncong.
Presiden RI Pertama, Soekarno melirik bakat dan kepiawaian Kusbini. Sang proklamator kemerdekaan Indonesia itu bahkan meminta Kusbini bergabung dalam panitia lagu kebangsaan Indonesia Raya bersama WR Suprtaman, Sanusi Pane, Moh Yamin, C. Simanjuntak dan Ibu Soed.
Pada tahun 2011, Taman Budaya Yogyakarta memberikan anugerah gelar maestro di bidang seni musik untuk Kusbini lantaran ia dianggap berjasa menjaga dan melestarikan seni budaya lokal, nasional, hingga internasional.
Kusbini meninggal dunia di kediamannya yang sederhana di Yogyakarta pada 28 Februari 2021. Saat itu, usianya 81 tahun. Dikutip dari laman resmi Dinas Perpustakaan dan Arsip Jawa Timur, legenda musik itu dikebumikan dengan iringan musik lagu Perdamaian yang ciptaannya sendiri.