Sisi Lain Mas Mansoer Sahabat Karib Soekarno dan Bung Hatta, Religius sejak Kecil Tak Pernah Mau Tampil Glamor
Jabatan tinggi dan berteman dengan orang-orang penting membuat ia tetap konsisten tampil sederhana
Jabatan tinggi dan berteman dengan orang-orang penting membuat ia tetap konsisten tampil sederhana
Sisi Lain Mas Mansoer Sahabat Karib Soekarno dan Bung Hatta, Religius sejak Kecil Tak Pernah Mau Tampil Glamor
Tokoh Islam dan nasionalisme terkemuka Indonesia ini sejak kecil akrab dengan dunia pesantren. Hingga wafat, ia hidup dalam lingkungan yang kental akan nilai-nilai agama dan budaya.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Apa makna dari "umroh mabrur"? Makna kata "mabrur" dalam konteks Islam merujuk kepada perbuatan yang diterima atau diterima dengan baik oleh Allah SWT.
-
Kapan KH Mas Mansur lahir? KH Mas Mansur adalah seorang pahlawan nasional Indonesia yang lahir pada 25 Juni 1896 di Surabaya, Jawa Timur.
-
Minuman pahlawan itu apa? Minuman Pahlawan MPLS Tebak-tebakan dalam event MPLS penuh dengan ide yang unik dan kreatif. Salah satunya, para siswa baru disuruh untuk mencari tahu apa yang dimaksud dengan minuman pahlawan oleh panitia.Jika hanya mendengarnya sekilas, Anda pasti akan bertanya-tanya dan sedikit bingung dengan apa yang dimaksud dengan minuman pahlawan itu.Ternyata, jawaban dari tebak-tebakan minuman pahlawan MPLS adalah susu kotak Ultra Milk!
-
Apa yang menjadi ciri khas Masjid Manonjaya? Mengutip Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat, ciri khas Masjid Manonjaya adalah dari bentuknya. Desainnya masih bergaya Belanda ala abad ke-19, dengan dua menara kubah di sisi kanan dan kirinya.
-
Apa yang digambarkan dalam patung gajah Pasemah? Dalam satu batu ini menggambarkan tiga kehidupan. Pertama hewan gajah, lalu dua manusia dan hewan yang diduga babi rusa saat tengah dilahirkan gajah.
Keluarga
Pria kelahiran Surabaya pada 25 Juni 1896 merupakan buah hati dari pernikahan Mas Ahmad Marzuqi dan Raudhah. Mengutip situs resmi Muhammadiyah, Mas Ahmad Marzuqi adalah keturunan keraton Sumenep dan seorang khatib tetap di masjid Sunan Ampel Surabaya. Sementara Raudhah adalah perempuan kaya yang berasal dari keluarga Pesantren Sidoresmo, Kecamatan Wonokromo, Kota Surabaya.
Pendidikan Agama
Semasa kecil, Mas Mansoer sering menyaksikan ceramah-ceramah Kiai Ahmad Dahlan di Surabaya. Mas Mansoer kecil juga sudah diperkenalkan dengan kitab kuning dan tradisi pesantren. Selanjutnya, ia menimba ilmu dari Muhammad Thaha Ndresmo, menjadi santri di pesantren Demangan Bangkalan, hingga belajar pada Kiai Khalil untuk mendalami Al-Qur'an dan Kitab Alfiyah Ibnu Malik. Pada tahun 1908, Mas Mansoer menunaikan ibadah haji sekaligus bermukim di Mekkah untuk menimba ilmu agama kepada Kyai Mahfudz dari Pesantren Termas, Pacitan.
Mas Mansoer belajar di Mekkah selama empat tahun. Ia kemudian pindah karena situasi politik di sana semakin tidak kondusif.
Pada tahun 1912, Mas Mansoer berangkat dari Mekkah ke Mesir dengan menumpang kapal laut. Ia diterima di Fakultas Agama Universitas Al-Azhar.
Kiprah di Tanah Air
Pada tahun 1915, Mas Mansoer pulang dari Mesir. Ia lalu mengasuh dan mengajar di Pesantren An-Najjiyah di Sidoresmo. Selain mengajar kitab kuning di pesantren, ia juga aktif dalam gerakan sosial, politik, keilmuan, maupun keagamaan.
Ia juga bergabung dengan Sarekat Islam pimpinan HOS Tjokroaminoto dan turut mendirikan pusat kajian Taswirul Afkar bersama Kiai Wahab Hasbullah. Kendati sibuk, Mas Mansoer masih sempat menulis di berbagai media massa.
- Sisa Kejayaan Surat Kabar di Bandung Ada di Cikapundung, Dulu Berjajar Loper Koran sejak Pagi Buta
- Melihat Sisi Unik Gereja Santo Yusup Ambarawa, Ada Simbol Ayam Jago hingga Jam Berusia 100 Tahun
- Berziarah ke Makam Kyai Damar, Konon Utusan Wali Songo dan Tokoh Penyebar Agama Islam di Semarang
- Dikenal Tajir Melintir dan Baik Hati, Potret Mesra Haji AW dan Sang Istri yang Cantik Memesona Jadi Sorotan
Empat Serangkai
Jepang menyebut Mas Mansoer, Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Hajar Dewantoro sebagai empat serangkai. Mereka adalah kelompok yang paling berpengaruh di Indonesia saat itu. Hubungan keempat tokoh tersebut pun harmonis, mereka adalah sahabat karib bagi satu sama lain.
Tolak Tampil Glamor
Jabatan mentereng dan berkawan karib dengan para pendiri NKRI tak mengubah prinsip Mas Mansoer. Ia tetap tampil sederhana dan menolak tampil glamor.
Mengutip artikel Merdeka.com, Mas Mansoer lebih suka pakaian sederhana dan sarung, serta mengenakan sabuk berkantong. Wartawan Jepang Kanzo Tsutsumi bertanya kepada Mas Mansoer mengapa ia suka berpakaian sederhana.
"Pakaian saya selalu menjadi soal hingga kawan-kawan saya memberi uang 180 rupiah dan disuruhnya saya membuat jas dan celana bagus-bagus. Cuma saja saya yakin, kalau beli celana modern, niscaya saya tak sanggup menjelaskan hitungan 5 dan 5 karena tentu otak dan pikiran tidak tenang lagi. Biarpun saya disebut kepala batu atau berbau desa, sudahlah biarkan," ucapnya.