Ziarah ke Makam Agung Arosbaya, Jejak Pemeluk Islam Pertama di Madura Barat
penanda awal perkembangan kebudayaan islam di Madura.
Penanda awal perkembangan kebudayaan islam di Madura.
Ziarah ke Makam Agung Arosbaya, Jejak Pemeluk Islam Pertama di Madura Barat
Salah satu makam bersejarah di Pulau Madura, khususnya Kabupaten Bangkalan ialah Makam Agung. Di sini, tiga tokoh ulama sekaligus pemeluk agama Islam pertama di Madura Barat dimakamkan.
-
Siapa yang memperkenalkan tembakau ke Madura? Saat tebu tak lagi menjanjikan, tiga pengusaha Belanda memperkenalkan tembakau pada 1861.
-
Apa yang dimaksud dengan pantun lucu Madura? Pantun lucu Madura cukup unik karena bahasa Madura memiliki ciri khas kata dan pengucapan yang menarik. Selain itu, pantun ini juga memuat humor lucu yang menghibur.
-
Apa yang disebut warga Madura sebagai 'daun emas'? Buku setebal 713 halaman ini memudahkan pembaca menelusuri sejarah tembakau yang dijuluki 'daun emas' oleh warga Madura.
-
Siapa yang mewariskan pengetahuan tentang jamu Madura? Minum jamu sudah jadi tradisi yang melekat erat dengan masyarakat Madura. Pengetahuan tentang pemilihan bahan jamu, pengolahan jamu serta khasiat meminum jamu diwariskan turun-temurun.
-
Kenapa orang berburu Beruang Madu? Banyak orang masih percaya jika beberapa organ Beruang Madu punya khasiat untuk kesehatan. Perburuan pun makin meluas.
-
Apa yang menjadi ciri khas ramuan Madura yang membuatnya terkenal? Madura dikenal memiliki segudang ciri khas, salah satunya adalah jamu tradisional. Istilah ramuan Madura banyak dikenal sebagai obat kuat yang berperan dalam keharmonisan suami istri.
Pemeluk Islam Pertama
Ketiga tokoh yang dimakamkan di Makam Agung Arosbaya yakni Kiai Pragalbo (Pangeran Islam Ongguk) yang dikenal dengan nama Pangeran Plakaran, Kiai Pratanu atau Panembahan Lemah Duwur, dan Raden Koro atau Pangeran Tengah.
Letak makam ketiga kiai ini berurutan, mulai dari batur utama sisi timur, tengah dan barat.
Tanah yang Merdeka
Dulu status tanah makam ini adalah tanah perdikan. Kawasan ini dibebaskan dari perpajakan dan warganya tidak perlu kerja rodi kepada raja.
Mengutip situs Kebudayaan Kemdikbud RI, sebelum Majapahit runtuh, Madura telah berkenalan dengan Islam. Pulau ini mengadakan hubungan dengan Gresik dan Surabaya, tempat para pemimpin agama Islam, Sunan Giri dan Sunan Ampel bermukim.
Pemeluk Islam Pertama
Pada tahun 1528, Pangeran Pratanu jadi orang pertama di Madura Barat yang memeluk Agama Islam. Beliau naik tahta dan menggantikan ayahnya, Kiai Pragalbo, pada tahun 1531 Masehi yang ditandai candrasangkala Sirnoning Buto Pratano ning Negoro (1450 Saka).
Pasalnya, sebelum memeluk Islam, Panembahan mengirimkan utusan untuk belajar agama Islam di Demak.
Pusat pemerintahan Pangeran Pratanu yang bergelar Panembahan Lemah Duwur dipindahkan dari Plakaran ke Arosbaya.
Ia lalu meluaskan wilayah kekuasaannya hingga Blega dan Sampang. Selain itu Sumenep dan Pamekasan juga berada di bawah pengaruh kekuasaannya.
Pangeran Pratanu terkenal arif dan bijaksana sehingga sangat dicintai rakyatnya.
Kisah Cinta
Panembahan Lemah Duwur menikah dengan puteri dari Pajang dan dikaruniai lima orang anak.
Ia juga memiliki selir. Hubungannya dengan sang selir membuahkan 10 orang anak.
- Keunikan Masjid Merah Kedung Menjangan, Padukan Budaya Cirebon, Tiongkok dan Kudus
- Ziarah ke Makam Nyai Andong Sari Ibu Patih Gajah Mada, Naik ke Atas Bukit Ditemani Monyet-Monyet Liar
- Usai Ziarah Makam Orangtua, Prabowo Kunjungi Rumah Almarhum Jenderal Wismoyo Arismunandar
- Ziarah Makam Tjilik Riwut, Agustiar Sabran Refleksi Semangat Membangun Kalteng dengan Huma Betang
Meninggal
Panembahan Lemah Duwur meninggal tahun 1592 masehi ditandai Candrasangkala netro papat yakso prabhu.
Cagar Budaya
Mengutip Instagram @disbudparjatimprov, Makam Agung ditetapkan sebagai cagar budaya peringkat Provinsi pada tahun 2017 dengan SK Gubernur nomor 188/735/KPTS/013/2017. Keberadaan makam ini jadi penanda awal perkembangan kebudayaan islam di Madura.