Mahar nyawa perkawinan teroris Santoso
Gembong teroris Santoso pernah meminta kado perkawinannya berupa nyawa.
"Ato, kalau bisa kau main cari orang antara Sepe atau Silanca, terserah kamu, itung-itung untuk hadiah kepada saya karena saya mau kawin," begitu Santoso menyuruh Riyanto alias Ato Margono meminta dicarikan kepala sebagai kadonya untuk menikah di Desa Sepe ataupun Silanca, Kabupaten Poso Pesisir. Santoso mengatakan itu kepada Ato sambil tidur-tiduran di ruang tamu kediaman Bado pada 24 Agustus 2012 lalu.
"Karena saya sudah bilang sama Mut juga kalau sudah siap ambil silah sama Saya," katanya dengan nada santai.
Ato pun menyanggupi permintaan Santoso. "Iyo Kang," begitu jawab Ato. Karena kesiapan itu, Santoso langsung mengeluarkan senjata api jenis FN 45. Selama 20 menit, Santoso mengajarkan Ato buat bongkar pasang senjata api itu di rumah Bado. Setelah selesai, keduanya berbicara santai. Dia pun menggelorakan semangat jihad kepada Ato.
Santoso memang memiliki wibawa di mata anak buahnya dalam jaringan teroris di Poso. Jabatannya yang nyentrik sebagai komandan perang Poso, membuat anak buahnya nurut. Tak perlu waktu lama bagi Ato menjalankan perintah Santoso. Dua hari setelah pertemuan itu, dia kemudian mencari nyawa sebagai kado pernikahan seperti permintaan Santoso.
Mut merupakan salah seorang juga yang dipesan Santoso untuk mencari nyawa untuk kado pernikahannya. Ato Margono dan Mut kemudian menuju Desa Silanca, seperti diperintahkan Santoso. Namun sayang, karena kondisi malam itu warga cukup ramai, keduanya mengurungkan niat untuk membunuh. Mereka kemudian menuju Desa Sepe, lagi-lagi di kampung itu juga mereka gagal menemui target. Keduanya pun bergegas memacu sepeda motor menuju Desa Toyado.
Mut membawa sepeda motor, sementara Ato dibonceng dan membawa senjata yang ditaruh di pinggang. "Kalau habis main silanya dikembalikan ke atas," kata Mut sambil menyebut senjata api mereka bawa seperti dikutip dalam berkas persidangan yang diperoleh merdeka.com.
Namun dalam perjalanan menuju Desa Toyado, mereka berdua berputar kembali menuju arah Desa Sepe. Di desa itu mereka masih melihat kerumunan warga, kemudian keduanya pun bergegas meninggalkan kampung dikenal pengungsian konflik Poso itu. Setelah mondar mandir berjam-jam di tiga desa itu untuk mencari target, tepat pukul sebelas malam akhirnya mereka menemukan calon korban.
Adalah Noldi Ambolando, korban penembakan dilakukan oleh Ato dan Mut. Dia menjadi target karena dianggap sedang mabuk. Saat pura-pura buang air kecil berjarak lima meter dari korban, Ato mengeluarkan sejata api kemudian mengarahkannya ke kepala Noldi. Duar... peluru dari senjata pemberian Santoso meletus tepat di kepala Noldi. Korban pun langsung terjatuh bersimbah darah di tempat dagang tukang duren Desa Silanca.
Usai menghabisi korban, keduanya pun kabur. Senjata api jenis FN digunakan untuk menghabisi Noldi pun kemudian diserahkan kepada Santoso. Tugas mereka memberikan kado nyawa untuk Santoso selesai. Belakangan Ato berhasil ditangkap Dentasemen Khusus 88 Anti Teror. Kasusnya pun telah disidangkan di Pengadilan Negeri Jakarta Timur pada Oktober 2014. Dia divonis majelis hakim, 15 tahun penjara.
Jejak keterlibatan Santoso dalam aksi teror pun direkam jelas oleh mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Ansyaad Mbai. Menurut dia, Santoso memang sudah lama menjadi perburuan Densus 88 juga BNPT. Beberapa kelompoknya telah berhasil dilumpuhkan. Bahkan sebelum menjadi buronan teroris paling dicari saat ini, Santoso dulu pernah memiliki catatan kriminal. Dia tercatat sebagai pelaku pencurian kendaraan bermotor di Mapolres Poso.
"Dia dulu adalah pencuri motor dan bahkan perannya sangat kecil," ujar Ansyaad saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa pekan lalu.
Namun sejak berbaiat kepada Abu Bakar Baasyir, ulah Santoso makin menjadi. Dia juga menurut Ansyaad salah satu gembong teroris pertama kali berbaiat kepada ISIS. Sejak kasus mutilasi dan pembunuhan anggota Polisi di Poso, nama Santoso terus disebut. Apalagi dia pernah merilis video menantang Densus 88. "Santoso sudah diburu dari tahun 2007, dia menjadi figur utama di sana," ujarnya.
Baca juga:
Bom bunuh diri untuk polisi
Santoso dari Jantho jadi gembong teroris di Poso
Mengeluh ditekan polisi, istri Siyono mengadu ke PP Muhammadiyah
Ini sosok Santoso, teroris paling dicari Indonesia dan AS
Eksklusif: Latihan perang kelompok Santoso di belantara Poso
TNI butuh waktu 14 tahun tembak mati pemberontak di rimba Sulawesi
-
Kenapa Mayjen Moestopo membentuk pasukan Terate? Alih-alih menertibkan para pembuat onar di masyarakat, Mayjen Moestopo justru memberdayakan mereka untuk ikut berjuang dalam perang revolusi.
-
Apa itu Terong Raos? Terong raos merupakan olahan terong yang digoreng crispy, kemudian disiram saus pedas manis.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Di mana kejadian teror suara ketuk pintu ini terjadi? Belum lama ini, sebuah kejadian yang tak biasa terjadi di Kecamatan Cikande, Kabupaten Serang, Banten.
-
Siapa Entong Tolo? Entong Tolo, yang dikenal sebagai bandit dari Bekasi, aktif dalam dunia kejahatan selama kurang lebih empat tahun mulai dari tahun 1904-1908,” tulis narasi di Indonesia.go.id.
-
Apa yang menjadi rahasia kelezatan Soto Podjok Kediri? Adapun kunci utama kelezatan soto tersebut terletak pada bumbunya yang dibuat secara unik. Rukmini menciptakan bumbu rahasia dari campuran rempah yang dihaluskan dan disatukan lalu didiamkan selama enam bulan. Dalam bumbu yang didiamkan lama, cita rasa rempahnya akan bertambah lezat.