Si Bibi yang terisolasi
Gedung Putih khawatir pidato Netanyahu yang provokatif di hadapan Kongres akan mengganggu jalannya perundingan.
Perdana Menteri Israel, Benjamin “Bibi” Netanyahu saat ini sedang uring-uringan gara-gara enam negara yang terlibat dalam perundingan nuklir Iran yaitu AS, Rusia, China, Inggris, Perancis dan Jerman yang dikenal sebagai P5+1, dianggap lembek menghadapi Iran.
Middle East Monitor (26/2) memberitakan bahwa dalam suatu pertemuan Partai Likud di Israel, Netanyahu menyatakan bahwa enam negara itu katanya berkomitmen mencegah Iran mempunyai bom nuklir, tapi nyatanya dari hasil perundingan selama ini, mereka sudah melupakan komitmen itu dan menerima kemungkinan Iran secara bertahap mengembangkan kemampuan membuat senjata nuklir. “Mereka sudah menyerah, tapi saya tidak akan menyerah” katanya.
Di balik “curhat” Netanyahu, tersirat jelas perasaan dan kondisi keterasingan dan ditinggalkan oleh negara-negara yang selama ini dinilai mendukungnya, terutama AS. Justru dengan AS, Netanyahu banyak menghadapi masalah. Susan Rice, Penasehat Keamanan Nasional AS mengecam rencana pidato Netanyahu di depan Kongres AS tanggal 3 Maret nanti sebagai “destruktif”.
Gedung Putih khawatir pidato Netanyahu yang provokatif di hadapan Kongres akan mengganggu jalannya perundingan yang sangat sensitif itu. Tenggat waktu perundingan untuk membahas kerangka negosiasi adalah akhir Maret dan penyelesaian akhir perundingan pada 30 Juni. Waktunya memang mepet. Tapi Netanyahu tak ambil peduli dan sudah bersumpah akan mem-blok kesepakatan itu yang dinilainya hanya akan memberi Iran akses terhadap kapabilitas membuat senjata nuklir.
Tak hanya Rice, Menlu AS John Kerry juga mengecam Netanyahu yang dinilainya salah menilai perundingan yang berlangsung. Kerry mengungkit bahwa Netanyahu dulu mendukung secara membabi buta invasi ke Iraq yang akhirnya berakhir dengan kekacauan. Obama juga tidak mau menemui Netanyahu selama kunjungannya ke AS nanti dengan alasan waktu kunjungan yang sudah dekat dengan pemilu Israel guna menghindari komplikasi politik yang tak perlu. Itu sinyal negatif dengan bungkus penjelasan protokoler resmi.
Ada hubungannya atau tidak, diisolasinya Netanyahu nampaknya terkait dengan dua hal. Pertama adalah soal kredibilitas Netanyahu sendiri. Kita masih ingat dalam sidang Majelis Umum PBB pada September 2012, Netanyahu sambil membawa gambar bom yang mau meledak, memprovokasi dunia bahwa Iran telah 70% menyelesaikan tahapannya membuat senjata nuklir.
Dengan lantang bahkan ketika itu Netanyahu mengatakan bahwa pada musim semi atau paling lambat musim panas 2013, dengan tingkat pengayaan uranium seperti saat itu, Iran akan menyelesaikan pengayaan uranium tingkat menengah dan segera ke tahap akhir di mana Iran akan mampu membuat senjata. Namun anehnya dalam kawat top secret intelijen Israel Mossad bulan Oktober 2012 yang dikirim kepada intelijen Afrika Selatan, seperti yang diberitakan oleh Al Jazeera (23/2), Mossad menyatakan bahwa Iran tidak melakukan kegiatan yang diperlukan untuk membuat senjata nuklir dan tak ada bukti bahwa Iran menggunakan infrastruktur nuklirnya untuk membuat senjata. Ini berarti membantah apa yang disampaikan Netanyahu kepada dunia di sebuah forum resmi.
Kedua, nampaknya dunia menilai Netanyahu adalah sosok haus perang (war mongering) yang memang sejak awal tidak menginginkan perundingan damai, sementara AS dan 5 negara lain dalam proses perundingan dengan Iran masih meyakini perundingan sebagai solusi terbaik dan masih berlangsung lancar tidak menemui jalan buntu. Di dalam negeri sendiri, bahkan oleh Mossad, Netanyahu ditentang. Meir Dagan, Ketua Mossad di tahun 2012 pernah mengingatkan bahwa melebih-lebihkan kegiatan dan kemampuan nuklir Iran akan mendorong Israel untuk berperang dengan Iran. Lebih jauh Dagan menyatakan bahwa menyerang Iran sebelum semua opsi damai dijalankan akan menjadi sebuah “ide konyol“.
Presiden AS, Barack Obama sendiri pada Januari lalu pernah menyatakan bahwa guna menghindari perang dengan Iran, dia akan memveto rancangan undang-undang yang akan memberi tambahan sanksi buat Iran dan meminta Kongres AS memberi waktu dan kesempatan pada perundingan yang sedang berlangsung guna menghindari terjadinya perang.
Dunia sangat tidak mengharapkan terjadinya perang yang akan menambah penderitaan dan kekacauan di Timur Tengah karena dampaknya terhadap dunia secara keseluruhan. Demi perdamaian dunia biarlah Si Bibi Netanyahu dan nafsu berperangnya terisolasi dan tak didukung oleh siapapun.
Baca juga:
Beberapa bulan menjabat, ini 5 momen kritis diplomasi RI era Jokowi
Permainan berbahaya di Yaman
Murka dan dilema Raja Yordania
Tantangan di hadapan Raja Salman
Nestapa minoritas muslim Myanmar
Buntut Charlie Hebdo
-
Kenapa kunjungan cendekiawan NU ke Presiden Israel mendapatkan kecaman dari PBNU? Kelima orang itu tidak mendapat mandat PBNU. Bahkan tidak pernah meminta izin pada PBNU,” kata Gus Saifullah dikutip dari Rri.co.id.
-
Apa yang dilakukan oleh cendekiawan NU tersebut saat bertemu dengan Presiden Israel? Dalam foto yang beredar di media sosial, tampak Munawir Aziz menjadi salah satu dari lima orang rombongan warga Nahdliyin yang bertemu dengan Isaac Herzog.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Siapa cendekiawan NU yang bertemu dengan Presiden Israel? Salah satu cendekiawan NU yang bertemu Presiden Israel itu ternyata merupakan seorang Staf Bupati Kudus Munawir Aziz.
-
Apa yang diusulkan oleh TKN Fanta Prabowo-Gibran kepada pemuda Indonesia terkait Palestina? TKN Fanta Prabowo-Gibran mengajak pemuda Indonesia peduli pada isu kemanusiaan di Palestina, membangun solidaritas yang kuat. Wakil Ketua Pink Fanta, Khadijah Almakiya mengatakan keberpihakan anak muda bisa ditunjukkan dengan membangun narasi positif soal Palestina di media sosial dan meluruskan berita bohong atau hoaks yang beredar luas.
-
Siapa yang melatih para sukarelawan Indonesia untuk melawan Israel? Para Sukarelawan Indonesia itu Dipersenjatai & Dilatih Tentara Mesir