Tawarkan organ karena desakan
Paling banyak orang menawarkan ginjal mereka. Alasannya karena masalah keuangan.
Di Indonesia khususnya jejaring sosial, marak orang menawarkan diri buat menjual salah satu organ tubuhnya. Paling banyak, orang menawarkan salah satu dari ginjal mereka. Alasannya macam-macam mulai dari masalah keuangan hingga terlilit utang.
Teguh, salah seorang pengusaha rental mobil asal Kota Surabaya, Jawa Timur mengaku berniat menjual salah satu ginjalnya. Jika ada yang membutuhkan, dia bersedia melepas satu ginjalnya seharga Rp 250 juta. Bukan tanpa sebab, Teguh melakukan itu, menurut dia masalah utang lantaran usahanya tertipu menjadi alasan buat Teguh menjual ginjal.
Dia mengaku jika usaha rentalnya di tipu orang. Enam mobil Toyota Avanza raib dan dia terpaksa mengganti empat mobil tetangganya yang dia gunakan untuk usaha. "Saya berencana menjual ginjal seharga Rp 250 juta. Utang saya sebesar itu, " ujar Teguh melalui sambungan seluler.
Teguh memang baru saja memposting niatnya menjual ginjal dalam akun facebook bank donor organ. Bukan tanpa sebab, upaya mencari pinjaman untuk menutupi utangnya tak kunjung di dapat. Apalagi dia merasa kasihan dengan keluarganya yang saban hari harus didatangi oleh penagih utang.
Keputusan itu pun Teguh lakukan setelah berunding dahulu dengan keluarganya. Meski pihak keluarga tidak sepakat dengan jalan diambil oleh Teguh, namun dia menyakini jika menjual salah satu ginjalnya merupakan jalan terakhir. "Kalau saya jual mahal nanti tidak ada yang telepon. Saya juga sudah berbicara dengan keluarga, tetapi ini memang jalan yang harus saya ambil. Hanya ini yang bisa saya lakukan, " tutur Teguh.
Teguh memang bukan salah satu orang yang berniat menjual ginjalnya kepada orang yang membutuhkan. Postingan serupa berisi jual ginjal juga banyak bertebaran di media sosial. Bahkan iklan terpajang di sebuah situs berisi dibutuhkan orang yang mau mendonor ginjal direspon begitu cepat. Ada sekitar hampir 1000 orang yang bersedia mendonorkan ginjalnya kepada pemasang iklan tersebut. Alasannya pun bervariasi. Namun kebanyakan dari mereka rela mendonorkan atau menjual ginjalnya karena terdesak keuangan.
Pada Mei tahun lalu, kasus penjualan ginjal juga pernah terjadi. Seorang lelaki bernama Sugiyanto, 40 tahun bersama dengan putrinya Sarah Meilanda Ayu, menggelar aksi dengan memajang poster berisi jual ginjal di Bundaran Hotel Indonesia. Aksi tersebut dilakukan Sugiyanto untuk menebus ijazah anaknya yang masih tertahan di Pondok Pesantren Al-Ashriyah Nurul Iman Parung.
Lukas, Admin Bank Donor Organ, saat di konfirmasi tidak bisa bercerita banyak soal akun facebook yang dia buat. Saat di konfirmasi melalui sambungan seluler, dia mengatakan jika akun tersebut untuk membantu orang yang mau mendonorkan organ. Dia pun mengaku jika tidak ada jual beli organ. Dalam keterangan akun tersebut, tertulis jika Bank Donor Organ Indonesia adalah Organisasi yang didirikan bertujuan untuk mensosialisasikan dan menghimpun antara lain Pendonor dan si penerima donor.
Misinya adalah kegiatan dan pengamalan Undang-Undang Dasar 1945. "Saya sendiri sedang menghubungi orang yang se visi dan se misi, " ujar Lukas melalui sambungan seluler semalam. Dalam profile laman pribadinya, Lukas menulis dewan direktur Bank Donor Organ Indonesia.
Di konfirmasi terpisah, Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mengatakan jika kasus penjualan anak juga tak luput menjadi sasaran penjualan organ. Modusnya ialah menculik anak untuk kemudian diambil organnya dan diperjualbelikan. Meski kasus ini belum terjadi di Indonesia, namun Arist mengaku jika kemungkinan aksi jual organ anak-anak mungkin saja terjadi. "Orang-orang yang melakukan itu memang profesional, " ujar Arist melalui sambungan seluler.