Aturan Terkait Kendaraan Hybrid di Berbagai Negara, Tidak Ada Insentif di Indonesia.
Thailand telah mengambil langkah untuk mendukung semua jenis teknologi kendaraan ramah lingkungan
Meskipun tidak memberikan insentif, penjualan kendaraan hybrid di Indonesia tetap menunjukkan performa yang baik. Airlangga Hartarto, Menko Bidang Perekonomian, menjelaskan bahwa penjualan mobil hybrid hampir dua kali lipat dibandingkan dengan BEV. Produk hybrid sudah berjalan dengan mekanisme yang ada saat ini. Di sisi lain, beberapa negara lain memilih untuk memberikan insentif untuk mendorong industri otomotif mereka. Berikut ini adalah kebijakan yang diterapkan di beberapa negara.
Thailand: Memperpanjang Insentif Pajak untuk Kendaraan Hybrid
Pemerintah Thailand telah memutuskan untuk memperpanjang insentif pajak bagi kendaraan hybrid hingga tahun 2032 sebagai langkah untuk mendukung produksi kendaraan ramah lingkungan dan menyelamatkan pabrikan suku cadang. Kebijakan ini diharapkan dapat menarik investasi sebesar 1,39 miliar dolar AS dengan persyaratan investasi minimal 3 miliar Baht Thailand dalam empat tahun ke depan dan memenuhi standar emisi yang ditetapkan pemerintah.
- Pada tahun depan, Indonesia akan mulai mengimplementasikan penggunaan kendaraan berbasis hidrogen
- Pertama di Dunia, Indonesia Garap Proyek Amonia Hijau Hybrid dengan Jepang
- Pemerintah Tawarkan Insentif untuk Mobil Hybrid: Apa Implikasinya bagi Kendaraan Listrik?
- Pemerintah Ancang-ancang Beri Insentif Mobil Hybrid, Dinilai Bakal Hambat Percepatan Kendaraan Listrik
Amerika Latin: Berbagai Insentif untuk Kendaraan Hybrid
Beberapa negara di Amerika Latin juga mendorong penggunaan kendaraan hybrid dengan memberikan insentif. Misalnya, di Argentina, pemerintah memberikan keuntungan fiskal hingga 2031 untuk meningkatkan produksi dalam negeri, termasuk dalam R&D teknologi ramah lingkungan seperti hybrid, elektrik, dan biofuel. Selain itu, Brazil juga memiliki program insentif fiskal bagi perusahaan yang berinvestasi dalam teknologi bersih. Sejak 2015, pemerintah memberikan subsidi tarif nol untuk impor mobil listrik, yang telah meningkatkan pasar kendaraan listrik dan hybrid sebesar 40 persen. Namun, kebijakan ini akan berakhir pada 2026. Di Chile, pemerintah fokus pada percepatan penggunaan kendaraan ramah lingkungan, termasuk hybrid. Mereka memberikan prioritas pada kendaraan umum dan menetapkan masa penggunaan maksimal tiga tahun. Selain itu, negara-negara seperti Ekuador, Guatemala, Meksiko, dan Uruguay juga memiliki kebijakan yang mendukung penggunaan kendaraan hybrid. Kebijakan tersebut meliputi pembebasan pajak dan kemudahan registrasi kendaraan.
Eropa: Dukungan Terhadap Kendaraan Hybrid Tetap Berlanjut
Di Eropa, kendaraan hybrid masih mendapatkan beberapa kemudahan, seperti pengurangan pajak registrasi dan pajak kepemilikan hingga 50 persen. Meskipun demikian, di negara-negara seperti Belanda, setelah memberikan subsidi sejak tahun 2020, pengguna kendaraan listrik masih dikenakan tarif khusus.
India: Ambisi Besar dalam Kendaraan Listrik dan Hybrid
Pemerintah India telah meluncurkan skema Penerapan dan Pembuatan Kendaraan Hibrida dan Listrik yang Lebih Cepat untuk mendorong investasi dalam kendaraan listrik. Subsidi diberikan oleh pemerintah India untuk pembelian kendaraan listrik dan hybrid, serta insentif untuk produksi. Sebagai bukti ambisi India dalam meningkatkan produksi kendaraan listrik domestik, baru-baru ini dilakukan pemotongan harga kendaraan listrik domestik menjelang masuknya Tesla ke pasar India.