Didukung KUR BRI, Ini Kisah Mantan Pekerja Media jadi Penerus Usaha Bakso Legend di Jakarta
Kisah Yoyon mantan pekerja media menjadi penerus bakso legend Pak Joni di Blok S.
Yoyon sepenuhnya mengandalkan pinjaman dari BRI untuk mempertahankan bakso Pak Joni.
Didukung KUR BRI, Ini Kisah Mantan Pekerja Media jadi Penerus Usaha Bakso Legend di Jakarta
Yoyon memasukkan 1 kilogram bakso ke dandang besar. Asap kuah bakso mengepul ketika tutup dandang dibuka. Setelahnya, Yoyon mengambil dua mangkuk lalu menambahkan mie kuning, bihun dan bumbu-bumbu andalan.
- Dulu Kerja Ikut Orang dan Tak Punya Keahlian, Pria Ini Akhirnya Sukses Jadi Juragan Bakso Legendaris di Malang Laku 2 Ribu Porsi/hari
- KUR BRI Dorong Kemajuan Klaster Jambu Kristal di Purworejo
- Berdiri Sejak 1962, Usaha Bakpia Penerima KUR BRI Ini Jadi Tempat Oleh-oleh Favorit di Yogyakarta
- Berkat Kerja Keras dan Viral di Media Sosial Jualan Bakso Sidik Eduard , Kini Tembus 2 Ribu Butir
Yoyon adalah pelaku usaha bakso di Pujasera Blok S, Jalan Kebayoran Baru Birah 3, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Bakso jualan Yoyon diberi nama 'Bakso Pak Joni' yang merupakan warisan usaha dari sang ayah.
Bagi penggila bakso, Bakso Pak Joni jarang sekali terlewatkan ketika berburu kuliner di kawasan Blok S. Sebab, Bakso Pak Joni tergolong bakso legendaris di Jakarta Selatan karena telah eksis sejak 1971.
Lokasi lapak Yoyon pun cukup strategis karena tepat berada di depan Rumah Sakit Heartology.
Yoyon memutuskan resign dari profesinya sebagai pekerja media di salah satu stasiun TV nasional untuk melanjutkan bisnis sang ayah, Joni pada 2015. Kebetulan, Yoyon sudah paham seluk beluk usaha bakso karena sering membantu sang ayah berjualan.
"Nah mulai 2015 itu full di sini, bapak sudah berumur. Tahun 2015 saya yang meneruskan," kata Yoyon saat berbincang dengan merdeka.com di lapaknya, Blok S, Jakarta Selatan, Selasa (2/4).
merdeka.com
Bakso Pak Joni Punya 4 Cabang
Ketika memegang kendali usaha, Yoyon 'diwariskan' 4 cabang bakso Pak Joni. Cabang bakso Pak Joni di antaranya, di Pujasera Blok S, food court Menara Bank Mega, Kantor Gojek Pasar Raya Blok M hingga Tanjung Barat.
Saat mengambil alih usaha, Yoyon bercerita dibantu 8 orang pegawai. Mereka ditempatkan pada 4 cabang bakso Pak Joni. Yoyon berupaya membuat bisnis bakso itu tetap bertahan dan bisa berkembang.
Akan tetapi, setiap usaha tentu pernah mengalami masa-masa pasang surut. Manis pahit berjualan pernah dirasakan Yoyon sejak menjalankan bisnis bakso.
Semua berawal saat pandemi Covid-19 yang 'memukul' hampir semua sektor kehidupan, termasuk bisnis kuliner.
Yoyon mengaku harus rela melepaskan tiga cabang bakso Joni. Hal ini dikarenakan omzet penjualan menurun drastis karena seluruh aktivitas masyarakat dibatasi.
Bakso Pak Joni menyisakan satu lapak dagang di Pujasera Blok S. Lokasi pertama kali, sang ayah mengkal berjualan dengan motor pada 1971 hingga menetap sampai sekarang.
"Ya kita cabang habis pas pandemi, pas pandemi itu membuat usaha kita mau enggak mau selesai. Enggak bisa nerusin, semua usaha kuliner pasti ngerasain. Karena dulu ada pembatasan aktivitas, kalau mau bertahan ya online tapi ya waktu itu enggak bisa banget," tutur Yoyon.
merdeka.com
KUR Penyelamat di Saat Sulit
Demi mempertahankan usaha, pria asal Sukoharjo ini terpaksa merogoh tabungan cukup dalam. Sampai akhirnya, Bank Rakyat Indonesia (BRI) memberikan angin segar. Yoyon dan puluhan pedagang Blok S dikumpulkan oleh pengelola untuk kegiatan sosialisasi kredit usaha oleh mantri BRI Pasar Santa.
Singkat cerita, Yoyon mengajukan bantuan keuangan lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR) BRI pada 2023. Dia mendapatkan kredit usaha sebesar Rp25 juta untuk tenor 1 tahun.
"Jadi banyak pedagang yang ambil pinjaman usaha. Jadi saya dan teman-teman di sini terbantu banget pada momen itu walaupun sebagian nyicilnya agak susah karena momennya kayak gitu. Mungkin ada yang lancar, sebagian harus berdarah-darah," kata Yoyon.
Yoyon sepenuhnya mengandalkan pinjaman dari BRI untuk mempertahankan bakso Pak Joni. Dia juga merasa terbantu karena meminjam modal usaha di BRI sangat mudah dan cepat.
Pandemi Covid-19 menjadi titik balik bagi Yoyon. Dibantu permodalan dari BRI, bakso Pak Joni perlahan mulai bangkit, seiring pelonggaran aturan PPKM.
Setelah angsuran selesai, Yoyon kembali mengajukan kredit kedua pada 2023 dengan nominal lebih besar Rp100 juta untuk 18 bulan. Harapannya, bakso Pak Joni kembali besar.
Satu mangkuk bakso makin sedap dengan tambahan mie kuning, bihun, tetelan, sayur hingga bawang goreng.
Yoyon mengaku bisa mengantongi omzet penjualan sebesar Rp5 juta per hari. Angka tersebut belum dipotong untuk belanja bahan-bahan bakso, biaya produksi lain dan gaji pegawai.
"Omzet sekitar Rp5 juta satu hari. Margin enggak separuh karena bahan baku sudah mahal. Jadi setelah dihitung-hitung segini, target penjualan masih alhamdulillah oke. Belum dikurangi bahan baku dan gaji pegawai ya. Buka jam 09.00 sampai 21.00 WIB,"
ujar Yoyon kepada merdeka.com
merdeka.com
Berencana IPO
Yoyon kini bermimpi bisa membawa usaha warisan orang tuanya bisa go public dengan melakukan penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO).
Dia berharap, bakso Pak Joni dapat diproduksi massal dengan bantuan investor menjadi panganan frozen yang bisa masuk ke retail modern.
IPO merupakan terobosan suatu perusahaan untuk bisa mendapatkan pendanaan dari industri pasar modal. Artinya, suatu perusahaan yang awalnya bersifat tertutup berubah menjadi terbuka.
"IPO UMKM aku sih mimpinya ke sana. Mungkin karena sudah ada nama kita kembangin dulu, kita cari investor, kita pabrikasi di beberapa cabang. Kalau sudah gede kita IPO ke UMKM. Dikomersilkan lebih luas. Akhirnya bisa masuk retail modern," tutup Yoyon.
Realisasi KUR BRI
KUR BRI bisa menjadi solusi bagi Pelaku UMKM yang membutuhkan modal untuk pengembangan usaha. BRI menjadi bank penyalur Kredit Usaha Rakyat (KUR) terbesar di Indonesia.
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari mengatakan, perseroan telah menyalurkan KUR senilai Rp27,2 triliun kepada 561.000 debitur sepanjang Januari-Februari 2024. Dengan realisasi KUR di awal tahun ini, BRI pun optimis dapat mencapai target tersebut.
“Jika dihitung, penyaluran tersebut sekitar 16,5 persen dari total jatah KUR yang disalurkan BRI tahun ini,” kata Supari melalui keterangan tertulis di Jakarta, Selasa.
Supari mencatat, BRI mendapatkan kuota penyaluran KUR terbesar pada tahun 2024, yakni sebesar Rp165 triliun. Adapun strategi bisnis mikro BRI di tahun 2024 akan fokus pada pemberdayaan berada di depan pembiayaan.
BRI, sebagai bank yang berkomitmen kepada UMKM, juga telah memiliki kerangka pemberdayaan yang dimulai dari fase dasar, integrasi, hingga interkoneksi.
Sesuai dengan amanah pemerintah, Supari mengatakan program KUR bertujuan meningkatkan dan memperluas akses pembiayaan kepada usaha produktif.
Selain itu, program KUR juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas daya saing usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan mendorong pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.