10 Kontainer hasil tambang gagal diselundupkan ke luar negeri
Hasil tambang itu rencananya akan dikirimkan menuju Korea Selatan, Singapura, dan China.
Petugas Bea dan Cukai Pelabuhan Tanjung Priok menggagalkan penyelundupan 10 kontainer hasil tambang menuju Korea Selatan, Singapura, dan China. Diduga 10 kontainer tersebut dimiliki empat perusahaan yaitu PT BKT, PT SSG, PT ANI, dan PT PDI.
Akibatnya, keempat perusahaan itu terancam terkena sanksi tidak bisa melakukan ekspor. Meski berhasil menggagalkan penyelundupan, petugas Bea dan Cukai gagal mengamankan pelaku yang diduga kuat menjadi otak penyelundupan.
Kepala Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea Cukai Tipe A, Pelabuhan Tanjung Priok, Bambang Wijayanta mengatakan, terbongkarnya penyelundupan ini karena hasil x-ray dan analisis pihaknya dalam memeriksa sejumlah dokumen barang.
"Kami cek ternyata ada yang aneh, antara dokumen dan hasil x-ray. Seperti dalam dokumen itu merupakan sparepart dan saat di x-ray merupakan gundukan tidak jelas. Lalu saat kita cek ternyata isinya ada yang biji krom, residu pembuatan besi dan baja, dan berbagai bahan mineral," ujar Wijayanta di kantor Bea dan Cukai Tanjung Priok, Kamis (22/1).
Pihaknya mengaku cukup kesulitan untuk mendapatkan pelaku. Alasannya, empat perusahaan itu merupakan perusahaan undername, atau hanya dicatat saja bersama dokumen.
"Kami sudah cek ke perusahaannya, tapi tidak mengaku. Sekarang, untuk memberi sanksi, kami terpaksa memblokir semua usaha ekspor dan impor dari empat perusahaan itu," jelas Wijayanta.
Sebenarnya pihaknya bisa saja meloloskan barang tersebut. Namun, karena izinnya kurang pihaknya akhirnya curiga pada 10 kontainer tersebut.
"Sah-sah saja barang tambang itu keluar. Namun harus mengikuti persyaratannya seperti melengkapi perizinan dari Kementerian Perdagangan (Kemendag). Karena barang itu barang tambang yang bernilai," tuturnya.
Sementara itu, Kepala bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi (BKLI), Susila Brata mengatakan dari hasil rangkaian ini pihaknya mengamankan 10 kontainer, masing-masing delapan kontainer ukuran 20 feet dan dua kontainer ukuran 40 feet.
"Isinya residu dengan bahan utama seng, bahan mineral, biji krom, sisa dan skrap seng," ungkap Susila Brata.
Susila memperkirakan nilai barang itu berjumlah Rp 388.375.393 dengan potensi kerugian negara sekitar Rp 43.475.079 dihitung dari bea keluar atas barang biji krom.
Bila pelaku ketangkap, lanjut Bambang, akan dikenakan Undang-undang No 17 Tahun 2006 tentang kepabeanan. "Pelaku bisa dikenakan hukuman paling singkat dua tahun dan terlama delapan tahun dan denda Rp 100.000.000 hingga Rp 5.000.000.000," pungkas Susila.
Baca juga:
Pria ini nekat selundupkan 94 iPhone 6 di selangkangan!
2 Anggota Perbakin selundupkan pistol ke Bali
Aksi polisi Aceh amankan 4,6 ton BBM subsidi dari penyelundupan
Polisi air amankan 4,6 ton solar ilegal di Aceh
Ikut selundupkan burung bayan, petugas Bandara Juanda dicokok
Penyelundupan 16 ribu liter solar di Rembang digagalkan
-
Apa yang disita Bea Cukai Soekarno Hatta? Puluhan kilogram sisik tenggiling yang digagalkan itu dikemas dalam lima paket, yang diperkirakan nilainya mencapai Rp3 miliar. Paket itu dengan pemberitahuan cassava chips dan saat diperiksa didapati keripik singkong bercampur sisik tenggiling yang telah dikeringkan," tegas Kepala Kantor Bea Cukai Soekarno Hatta, Gatot Sugeng Wibowo, Rabu (20/12).
-
Bagaimana cara Bea Cukai mengamankan narkoba yang didominasi sabu? "Direktorat Jenderal Bea Cukai di tahun 2023 telah berhasil mengamankan 5,6 ton narkotika yang didominasi oleh sabu atau amfetamin,” jelasnya.
-
Apa keunikan utama Curug Bengkawah? Dilansir dari Wisatapemalang.com, keunikan dari Curug Bengkawah adalah keberadaan dua air terjun dengan ketinggian sekitar 20 meter.
-
Kapan Curug Bengkawah dapat diakses? Dari pusat Kota Pemalang, air terjun ini dapat ditempuh selama 45 menit hingga 1 jam.
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Kenapa Presiden Soeharto membekukan Ditjen Bea Cukai? Presiden Soeharto mengeluarkan Instruksi Presiden No. 4 Tahun 1985 untuk memperlancar arus barang demi mendukung ekonomi, setelah berkonsultasi dengan menteri dan mengevaluasi dari BPKP.