120 Desa di Bali Rawan Bencana
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin mengatakan, berdasarkan peta rawan bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada enam daerah yang masuk dalam zona rawan bencana akibat cuaca ektrim, seperti tanah longsor, banjir dan lain sebagainya.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali meminta masyarakat selalu waspada akan adanya potensi bencana akibat perubahan cuaca ekstrem. Sebab sebagian besar wilayah Bali telah memasuki masa peralihan musim.
Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin mengatakan, berdasarkan peta rawan bencana Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), ada enam daerah yang masuk dalam zona rawan bencana akibat cuaca ektrim, seperti tanah longsor, banjir dan lain sebagainya.
-
Kenapa Emping Beras begitu istimewa di Bangka Belitung? Tak heran jika kuliner yang satu ini begitu legendaris di masyarakat Bangka Belitung.
-
Kapan situs Lajia mengalami bencana alam? Meski bencana alam yang mengubur lokasi itu masih diperdebatkan, diyakini wilayah itu mengalami kombinasi gempa bumi dan banjir dari Sungai Kuning dan air deras pegunungan. Bencana itu menyapu bersih seluruh pemukiman di kawasan tersebut, hingga mengingatkan orang pada tragedi yang dialami Kota Pompeii di zaman Romawi kuno ketika seluruh kota terkubur oleh letusan Gunung Vesuvius ada 79 sebelum Masehi.
-
Apa yang ditemukan di sekitar Situs Balekambang? Di sekitar situs Balekambang itu ditemukan beberapa struktur candi di mana sekitar tahun 2014-an rencananya mau dikonservasi.
-
Kapan Curug Bengkawah dapat diakses? Dari pusat Kota Pemalang, air terjun ini dapat ditempuh selama 45 menit hingga 1 jam.
-
Apa yang terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Bagaimana bentuk bebatuan di Situs Batu Panjang? Pengunjung bisa menyaksikan bentuk bebatuan yang menjulang tinggi, berbentuk pipih dan berbaring.
Enam daerah tersebut, adalah Kabupaten Karangasem, sebagai wilayah Kabupaten Klungkung, Kabupaten Bangli dan sebagian Kabupaten Badung bagian Utara dan Kabupaten Tabanan bagian utara serta Kabupaten Buleleng.
"Kita, melihat kejadian meninggal dunia di daerah Karangasem sangat ekstrim. Dengan potensi tumbangnya pohon perindang di pinggir jalan yang relatif membahayakan bagi pelaku perjalanan. Hampir 7 dan 8 orang sepanjang 2021 yang sudah meninggal tertimpa pohon tumbang di jalan raya. Itu spesifik di Karangasem dulu," katanya di Denpasar, Bali, Kamis (11/11).
Sementara, untuk di seluruh Bali dari catatannya di tahun 2021 total ada 11 korban meninggal dunia karena bencana alam salah satunya adalah korban tanah longsor yang pernah terjadi di Desa Teruyan, Kabupaten Bangli, Bali.
"Korban salah satunya dari 11 itu, ada beberapa kejadian tanah longsor, terakhir dua orang di Teruyan itu dampak dari gempa kemudian terjadi tanah longsor menimpa rumah," jelasnya.
Rentin menerangkan, sepanjang tahun 2021 atau hingga akhir Oktober 2021 tercatat ada 376 kejadian bencana, mulai dari angin kencang, pohon tumbang, banjir dan lain sebagainya tetapi didominasi tanah longsor. Karena, dari 376 kejadian itu 267 adalah peristiwa tanah longsor.
Selain itu, pihaknya mengatakan dari 716 desa di Bali sekitar 120 desa yang masuk zona merah yang berpotensi rawan bencana. Namun potensi bencana itu tidak hanya karena cuaca ektrim tetapi gempa dan juga bisa saja berpotensi tsunami.
"Saya memetakan sebenarnya hampir 120 desa yang masuk dalam zona merah di seluruh Bali. Ketika, berbicara desa yang zona merah tentu tidak semata-mata berdasarkan ancaman cuaca ektrim tetapi ada potensi ancaman bencana lain," terangnya.
"Saya contohkan, di Jembrana ada Desa Peracak, dia potensi ancaman longsor tidak ada. Tetapi, potensi ancaman gempa yang ikutannya adalah tsunami itu sangat besar terjadi, hingga Desa Peracak di Jembrana masuk dalam zona merah untuk potensi ancaman tsunami," tutup Rentin.
(mdk/fik)