2 Opsi setelah KM Sinar Bangun ditemukan, evakuasi atau tabur bunga
Evakuasi jasad korban KM Sinar Bangun yang menjadi salah satu opsi dipastikan memerlukan waktu yang lama. Sementara pada pilihan lainnya, para korban direlakan tetap berada di dasar danau. Pilihan itu akan dirundingkan Basarnas dengan pemerintah daerah, dan keluarga penumpang KM Sinar Bangun.
Tim SAR Gabungan telah menemukan bangkai KM Sinar Bangun pada kedalaman 450 meter di dasar Danau Toba. Basarnas menyiapkan dua opsi, evakuasi atau tabur bunga di lokasi.
"Jadi ini masih rencana ya, apakah ini akan dilakukan pengangkatan atau tabur bunga dan mendoakan korban. Ini ada dua opsi," ujar Budiawan, Kepala Kantor SAR Medan, Jumat (29/6).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
Evakuasi jasad korban KM Sinar Bangun yang menjadi salah satu opsi dipastikan memerlukan waktu yang lama. Sementara pada pilihan lainnya, para korban direlakan tetap berada di dasar danau. Pilihan itu akan dirundingkan Basarnas dengan pemerintah daerah, dan keluarga penumpang KM Sinar Bangun.
Kedua opsi muncul setelah posisi bangkai KM Sinar Bangun dipastikan. Perangkat Remotely operated vehicle (ROV) berhasil merekam gambar sejumlah objek seperti sepeda motor, yang diangkut kapal itu, pada kedalaman sekitar 450 meter. Lokasinya 3 Km dari Pelabuhan Tigaras, Simalungun.
Evakuasi menjadi opsi yang tidak mudah mengingat objek berada pada kedalaman 450 meter. Tim SAR Gabungan masih mencari cara mengangkatnya. "Dalam operasi SAR, jika target sudah ditemukan biasanya akan dilakukan evakuasi. Namun, persoalan kita adalah kedalaman Danau Toba," sebut Budiawan.
Sementara Operasi SAR di Danau Toba terus berlanjut. Pada hari ke-12 ini, tim gabungan masih akan menggunakan ROV dan 2 set pukat harimau menggunakan KMP Sumut I dan KMP Sumut II.
"Sekarang target dua saja. Pertama untuk target menemukan korban dan pemantauan dari udara," kata Budiawan.
KM Sinar Bangun tenggelam dalam pelayaran dari Simanindo, Samosir, menuju Tigaras, Simalungun, Senin (18/6) sore. Kapal itu diperkirakan membawa sekitar 200 penumpang dan puluhan sepeda motor.
Sesuai data dari Basarnas, 24 orang telah ditemukan. Sebanyak 21 orang dinyatakan selamat, sedangkan 3 penumpang ditemukan meninggal dunia. Sementara 164 orang lainnya masih hilang.
Baca juga:
Ada jurang sedalam 600 meter di Danau Toba jadi kendala evakuasi korban kapal
Basarnas deteksi dua korban di kedalaman 450 dan 490 meter Danau Toba
Rumput di dalam Danau Toba jadi kendala pencarian korban dan KM Sinar Bangun
10 hari pencarian, 24 orang korban KM Sinar Bangun ditemukan, 3 tewas
Kadishub Samosir dianggap lalai hingga menyebabkan KM Sinar Bangun tenggelam
Polisi tetapkan Kadishub Samosir tersangka tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba