20 Ribu Warga Kota Tangerang Alami Obesitas, Didominasi Usia 20 hingga 50 Tahun
Sebanyak 20 ribu warga Kota Tangerang, Banten, terdeteksi mengalami masalah kegemukan atau obesitas. Kondisi ini dipengaruhi gaya hidup yang kurang sehat.
Sebanyak 20 ribu warga Kota Tangerang, Banten, terdeteksi mengalami masalah kegemukan atau obesitas. Kondisi ini dipengaruhi gaya hidup yang kurang sehat.
20 Ribu Warga Kota Tangerang Alami Obesitas, Didominasi Usia 20 hingga 50 Tahun
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tangerang Harmayani menjelaskan data warga obesitas itu merupakan hasil skrining seluruh Puskesmas di Kota Tangerang. Data itu sudah dilaporkan ke Kemenkes.
Data itu masih akan terus berkembang dan terakhir mendapat pembaruan pada Mei 2023. Adapun masyarakat Kota Tangerang yang masuk dalam pendataan obesitas berusia di atas 15 tahun.
- Sadis! Waria Aniaya Korban Kecelakaan di Bekasi hingga Tewas, Gasak Barang Berharga Lalu Pergi
- Waspada Obesitas Banyak Ditemukan di Kota Penyangga Ibu Kota, Begini Faktanya
- Dinkes Kota Tangerang Temukan 20 Ribu Warganya Alami Obesitas, Usianya 20-50 Tahun
- Komplikasi Obesitas yang Perlu Diwaspadai, Ketahui Cara Mencegahnya
"Untuk skrining sasarannya di atas 15 tahun, paling banyak yang mengalami obesitas di atas 20 tahun hingga 50 tahun. Paling menonjol di usia itu."
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tangerang Harmayani.
Menurut Harmayani, penyebab obesitas pada usia produktif itu terjadi karena gaya hidup, faktor lingkungan, dan pola makan yang tidak sehat.
"Jadi penyebab obesitas itu kan banyak, terutama saat ini ada pada gaya hidup masyarakat itu sendiri. Perilaku yang menunjang orang bisa mengalami obesitas, salah satunya kurang aktivitas fisik, kedua kurang mengonsumsi makanan yang bergizi seimbang," jelasnya.
Dia memaparkan masyarakat jarang mengonsumsi penganan mengandung serat tinggi seperti sayur-sayuran. "Bahkan data di Indonesia itu 93 persen orang kurang makan sayur dan buah. Itu faktornya, jadi itu perlu digiatkan kembali kepada masyarakat soal mengonsumsi makanan," katanya
Selain rendahnya serat dari konsumsi sayur dan buah, dia juga mencermati tingginya konsumsi gula, garam dan lemak pada kelompok masyarakat yang mengalami obesitas. Seharusnya konsumsi itu diatur atau dibatasi penggunaannya.
"Seperti gula itu idealnya 4 sendok dalam sehari, garam itu maksimal satu sendok teh sehari, untuk lemak maksimal 5 sendok makan sehari. Dan takaran tersebut bukan hanya untuk makanan saja, minuman juga termasuk."
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Kota Tangerang Harmayani.
© 2023 merdeka.com
Dia memastikan persoalan obesitas atau kegemukan tidak hanya terjadi di wilayah Kota Tangerang. Untuk itu, dia mengajak semua pihak untuk lebih menjaga pola hidup sehat dengan mengatur asupan konsumsi sehari-hari.
"Menurut kami masalah obesitas menjadi tantangan kita semua," ucapnya.
Di luar gaya hidup dan pola konsumsi masyarakat yang tidak seimbang itu, obesitas katanya juga dapat dipengaruhi dari pikiran atau stres. Hal ini terutama terjadi pada kelompok masyarakat yang tinggal di daerah perkotaan dengan berbagai probelematika kehidupannya sehingga memengaruhi orang menjadi mudah lapar.
Dia berpesan kepada masyarakat yang memiliki berat badan berlebih agar rutin melakukan pemeriksaan kesehatan.
"Cek kesehatan secara rutin dengan cara periksa berat badan tiap bulan, kemudian cek lingkar perutnya. Lingkar perut itu sangat penting karena obesitas dapat terdeteksi dari lingkar perut, untuk wanita jika lingkar perut lebih dari 80 sentimeter itu sudah masuk obesitas, untuk pria 90 sentimeter," ungkap dia.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Risdakes) Badan Litbangkes Kemenkes RI pada 2018 saja angka obesitas ada di angka 31 persen, untuk Kota Tangerang sendiri ada di angka 28,6 persen.