4 Anggota keluarga jadi korban KM Sinar Bangun, Alsen minta Basarnas bergerak cepat
Hingga kini sebanyak 53 penumpang belum diketahui keberadaannya. Pemerintah bersama masyarakat setempat masih terus mengupayakan agar sejumlah korban yang hilang dapat segera ditemukan.
KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba, Sumatera Utara, Senin (18/6) sekitar pukul 17.30 Wib. Kapal itu mengangkut sekitar 70 sampai 80 penumpang dari Simanindo, Samosir, menuju Tigaras, Simalungun.
Hingga kini sebanyak 53 penumpang belum diketahui keberadaannya. Pemerintah bersama masyarakat setempat masih terus mengupayakan agar sejumlah korban yang hilang dapat segera ditemukan.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
Salah satu keluarga korban KM Sinar Bangun, Alsen Situmorang mengatakan, sebanyak empat orang keluarganya hingga kini belum ditemukan. Keempat orang tersebut sudah masuk dalam daftar korban hilang.
"Keluarga kami, ada empat orang. Atas nama Jandur Simarmata, Tiar Silaban, Ami Elisabet Sitindaon dan Gresia Simarmata," ujar Alsen dihubungi merdeka.com, Jakarta, Selasa (19/6).
Alsen menceritakan, keempat anggota keluarga tersebut berangkat dari rumah untuk menghadiri acara keluarga di Pematang Siantar. Keempatnya menggunakan KM Sinar Bangun untuk menyeberang. Sebab di daerah tersebut penggunaan Ferry hanya diperuntukkan bagi kendaraan roda empat.
"Mereka berempat naik kapal KM Sinar Bangun itu. Karena di sini memang penumpang tidak boleh naik Ferry jika mau menyeberang, Ferry hanya untuk roda empat. Roda dua saja diangkut pakai kapal kayu," jelasnya.
Alsen menyayangkan, kondisi kapal yang cukup padat ketika diberangkatkan. Belum lagi, kapal tersebut mengangkut sepeda motor lebih dari 10. " Itu sangat padat, tak ada pengawasan. Padahal cuaca buruk. Dishub juga tidak melarang padahal jarak kantor Dishub ke Pelabuhan hanya 50 meter," katanya.
Pemerintah daerah dan Basarnas lambat temukan korban
Alsen mengatakan, sejak diinformasikan hilang sejak tadi malam, Senin (18/6), pihaknya sudah datang ke TKP untuk memastikan nasib keluarga yang menjadi korban. Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda anggota keluarga ditemukan.
"Tadi malam begitu dengar kabar, kami sudah kesana. Jam 01.00 WIB kembali ke rumah karena pencarian dihentikan. Tadi pagi ke sana belum juga ada kabar," jelasnya.
Lebih lanjut, pemerintah daerah dalam hal ini dinilai cukup lambat mengambil tindakan. Setelah seharian mencari di sekeliling danau hanya botol minuman, jerigen dan tas para korban yang ditemukan.
"Semua pejabat ada tadi. Ada Bupati Samosir Rapidin Simbolon. Ada Wakilnya Juang Sinaga. Ada Ketua DPRD Samosir Risma Simarmata tapi hanya duduk, diam. Basarnas pun ada tapi hanya berkeliling danau. Tak ada penyelam, memang lambat sekali penanganan. Kalau mau jadikan cuaca alasan, tadi cuaca bagus tidak ada hujan seperti yang diberitakan," jelasnya.
"Padahal kalau mereka iba melihat isak tangis keluarga, mereka bisa melakukan semua kemampuannya. Bisa usahakan penyelam melihat keluarga kami ke dalam sana. Kalau begini kan, kami harus menunggu lebih lama. Mereka bilang, besok akan dicari lagi," sambungnya.
Baca juga:
Sihar Sitorus sebut tenggelamnya KM Sinar Bangun duka untuk Sumut
Penyelam andalan Marinir dikirim bantu cari korban kapal tenggelam di Danau Toba
Kepasrahan dalam penantian keluarga korban KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba
Bupati Samosir dan Simalungun ikut bantu cari korban kapal tenggelam di Danau Toba
94 Penumpang kapal tenggelam di Danau Toba belum ditemukan, berikut daftarnya
Menhub Budi minta KNKT selidiki penyebab tenggelamnya KM Sinar Bangun