4.239 Lembar Uang Palsu Ditemukan di Sumut, Didominasi Pecahan Rp 100 Ribu
Pecahan Rp 100.000 palsu berjumlah 2.099 lembar, diikuti pecahan Rp 50.000 sebanyak 2.103 lembar, pecahan Rp 20.000 berjumlah 38 lembar, dan Rp 10.000 sebanyak 8 lembar.
4.239 Lembar uang palsu ditemukan di Sumatera Utara sepanjang Januari hingga Agustus 2020. Pecahan Rp 100.000 yang paling banyak dipalsukan.
Pecahan Rp 100.000 palsu berjumlah 2.099 lembar, diikuti pecahan Rp 50.000 sebanyak 2.103 lembar, pecahan Rp 20.000 berjumlah 38 lembar, dan Rp 10.000 sebanyak 8 lembar.
-
Apa itu pindang tulang iga sapi khas Palembang? Pindang tulang iga sapi dapat menjadi menu alternatif dalam acara makan Anda bersama keluarga.
-
Apa ciri khas dari pantun lucu Palembang? Pantun bahasa Palembang sering kali menggunakan bahasa yang khas dan unik untuk daerah tersebut, serta mengandung unsur budaya dan kearifan lokal.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Rumpak-rumpakan di Palembang? Tradisi warisan turun-temurun masyarakat Palembang ini dilakukan cara yang unik, yaitu keliling ke rumah-rumah tetangga di sebuah kampung atau Sanjo sambil diiringi dengan alunan musik rebana dan nyanyian selawat.
-
Siapa Pak Raden? Tanggal ini merupakan hari kelahiran Drs. Suyadi, seniman yang lebih akrab disapa dengan nama Pak Raden.
-
Kapan Ragit Jalo diburu masyarakat Palembang? Biasanya, ragit jalo diburu oleh masyarakat Palembang ketika Ramadan.
-
Apa tujuan utama dari pantun Palembang lucu? Pantun Palembang lucu menjadi sarana hiburan yang menyenangkan bagi masyarakat, baik dalam situasi formal maupun informal. Melalui kecerdasan kata dan humor yang disajikan dalam pantun, orang dapat mengalami momen-momen riang yang membawa tawa dan keceriaan.
"Temuan tersebut didominasi pecahan Rp 100.000 dan Rp 50.000. Sementara, Rp 5.000, Rp 2.000 dan Rp 1.000 tidak ada," kata Kepala Bank Indonesia Wilayah Sumut, Wiwiek Sisto Widayat, kepada wartawan, Jumat (11/9).
3.561 lembar di antara 4.239 lembar uang palsu itu ditemukan berdasarkan hasil klarifikasi Perbankan. Sebanyak 623 lembar berasal dari Berita Acara Pemeriksaan (BAP) dan 55 lembar hasil temuan mesin sortasi.
Untuk mencegah pemalsuan uang dan menekan peredarannya, BI terus meningkatkan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk kepolisian.
“Kita juga terus melakukan sosialisasi mengenai ciri-ciri keaslian uang rupiah guna mengantisipasi dan menekan peredaran uang palsu itu," ujar dia.
Wiwiek mengimbau kepada masyarakat, terlebih di masa pandemi ini, harus tetap waspada dalam mencermati keaslian uang rupiah. "Peredaran uang palsu bukan hanya merugikan masyarakat tetapi juga bisa menimbulkan kekurangpercayaan terhadap rupiah,” tandasnya.
(mdk/gil)