5 Fakta kasus guru ngaji dibunuh di Masjid Sidoarjo
Munib yang sedang duduk di masjid tiba-tiba ditusuk Didik berkali-kali.
Tewasnya seorang pedagang nasi goreng yang juga guru ngaji di dalam Masjid An Nur Kelurahan Kalijaten, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (8/6) lalu, mengegerkan anak-anak yang belajar mengaji di dalam Masjid tersebut.
Ironis memang, pedagang nasi goreng yang bernama M Munib (42), warga RT 7/RW 14 Kelurahan Kalijaten Kecamatan Taman Kabupaten Sidoarjo Jawa Timur itu meregang nyawa di tangan tetangganya sendiri, Didik Zainal Arifin (42). Tragis lagi pembunuhan itu terjadi di dalam tempat beribadah.
Munib yang sedang jeda dalam mengajar anak-anak mengaji memilih duduk di masjid, tiba-tiba dihampiri Didik. Dengan membabi buta, Didik menusuk Munib. Munib terkapar bersimbah darah yang membuat heboh anak-anak yang belajar mengaji dan warga di lingkungan masjid tersebut.
Berikut beberapa fakta kasus pembunuhan yang terjadi di dalam Masjid di Sidoarjo tersebut:
-
Apa dampak perselingkuhan yang paling sering dialami pelaku? Dampak perselingkuhan bagi pelaku yang pertama yaitu dapat menimbulkan perasaan bersalah. Biasanya ini adalah dampak pertama yang dirasakan setelah seseorang diketahui berselingkuh di belakang pasangan.
-
Bagaimana dampak buruk sadfishing bagi pelaku? Pada akhirnya orang lain akan memberikan stigma negatif terhadap kondisi orang yang melakukan sadfishing.
-
Apa jenis penipuan yang marak terjadi belakangan ini? Salah satunya yang marak belakangan ini adalah social engineering bermodus penipuan melalui permintaan untuk mengklik sebuah file undangan pernikahan berformat APK di WhatsApp (WA).
-
Kapan Sholat Nisfu Syaban dilakukan? Adapun sholat sunnah Sya‘ban adalah malam kelima belas bulan Sya‘ban.
-
Kapan sedotan tertua ditemukan? Arkeolog menemukan tabung logam dengan panjang 3 kaki atau hampir 1 meter pada 1897 saat melakukan penggalian gundukan kuburan dari kebudayaan Maikop kuno di Kaukasus barat laut
-
Kapan sujud sahwi dilakukan? Jika kesalahan terjadi sebelum salam, sujud sahwi dilakukan setelah tasyahud sebelum salam.
Ditikam berkali-kali di masjid
Kasus penusukan yang menimpa Munib itu berawal saat dia tengah mengajar ngaji di Masjid An Nur Kalijaten. Kegiatan belajar mengaji yang dilakukan korban bersama murid-murid taman pendidikan Alquran itu berlangsung cukup lama pada Minggu siang.
Munib yang kelelahan, akhirnya memilih istirahat di dalam masjid. Saat berada di masjid itulah Munib yang dikenal warga sebagai penjual nasi goreng ini tiba-tiba didatangi Didik. Pelaku langsung menghampiri korban dengan membawa pisau dan menikam korban berulang kali sampai korban berteriak minta tolong.
Namun sayangnya, korban kehabisan darah sehingga membuatnya meninggal dunia di lokasi kejadian. Kasus tersebut terjadi pada Minggu pukul 13.00 WIB.
Tewas dengan tiga luka tusukan
Munib tewas di tangan pelaku karena mengalami tiga luka tusukan pada bagian pinggang belakangnya. Karena tusukan tersebut, korban kehabisan darah sehingga membuatnya meninggal dunia di lokasi kejadian.
Di lokasi kejadian itu, polisi menemukan sajadah dan karpet yang berlumuran darah sebagai barang bukti. Kejadian pembunuhan di dalam masjid itu membuat geger warga sekitar.
Guru ngaji tewas ditikam di depan murid-muridnya
Aksi penusukan tersebut kontan membuat murid-murid taman pendidikan Alquran yang mengaji di masjid tersebut histeris. Bagaimana tidak, anak-anak yang sedang ngaji itu menyaksikan aksi pembunuhan secara sadis itu.
"Tadi waktu kami sedang ngaji tiba-tiba om Didik (pelaku) masuk masjid dan langsung menusuk korban dengan pisau kecil," ucap Udin, salah satu anak yang sedang mengaji.
Pelaku dikenal mengalami gangguan jiwa
Menurut keterangan polisi, Didik pelaku pembunuhan terhadap Munib dikenal mengalami gangguan jiwa. Namun polisi tetap berusaha melakukan pengejaran karena usai menusuk, pelaku langsung melarikan diri.
"Setelah menusuk Munib, Didik kabur. Untuk saat ini, pelaku belum tertangkap dan kami masih mengejar dia. Didik dikenal warga sekitar mengalami gangguan jiwa," kata Kompol Edi, kepada merdeka.com, Senin (9/6).
Pembunuhan dipicu karena dendam
Didik Zainal Arifin (42) sebagai pelaku penusukkan terhadap M Munib (42), warga RT 7/RW 14 Kelurahan Kalijaten Kecamatan Taman itu akhirnya dibekuk polisi di depan Rumah Bersalin Surya Kalijaten, pada Senin malam. Dalam pengembangan penyelidikan, polisi memastikan motif pelaku menusuk korbannya karena dendam.
"Motif utama dibalik aksi penusukkan itu ternyata karena Didik ingin balas dendam kepada korban," ungkap Kompol Eddy.
Setelah Didik ditangkap, polisi kini telah mengamankan seluruh barang bukti seperti sajadah yang berlumuran darah sedangkan pisau yang digunakan dia dibuang di pohon. Saat ini, pisau milik pelaku sedang dilakukan pencarian oleh polisi.