5 Fakta Mus, wanita pelaku pencabulan siswa SD
Tak tanggung-tanggung Mus melakukan pencabulan terhadap dua orang siswa yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
Kasus pencabulan nyatanya bukan hanya dialami oleh para kaum hawa saja, tetapi kaum adam pun bisa menjadi korbannya. Seperti yang dilakukan Mus (34), seorang ibu rumah tangga yang nekat mencabuli pelajar.
Tak tanggung-tanggung Mus melakukan pencabulan terhadap dua orang siswa yang duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
-
Apa itu Batagak Penghulu? Tradisi Batagak Penghulu, Upacara Pengangkatan Seseorang Menjadi Pemimpin Adat Sebuah upacara adat Minangkabau ini diperuntukkan ketika seseorang menjadi Panghulu atau disebut dengan pemimpin adat atau klan yang cukup sakral.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Mengapa Pilkada penting? Pilkada memberikan kesempatan kepada warga negara untuk mengekspresikan aspirasi mereka melalui pemilihan langsung, sehingga pemimpin yang terpilih benar-benar mewakili kehendak dan kebutuhan masyarakat setempat.
-
Kapan Tangkuban Perahu buka? TWA Gunung Tangkuban Parahu, dibuka setiap hari. TWA Gunung Tangkuban Perahu buka mulai pukul 07.00 pagi hingga 17.00 sore, dengan jam terakhir masuk pukul 16.00.
-
Apa yang dimaksud dengan tumit pecah-pecah? Tumit pecah-pecah adalah masalah kaki yang umum. Masalah ini membuat tumit nampak kering, kaku, dan pecah-pecah. Meski kondisi ini bukanlah hal yang serius, terkadang tumit pecah-pecah bisa menimbulkan ketidaknyamanan.
-
Kapan Benteng Pendem di Cilacap dibangun? Benteng pendem ini merupakan benteng peninggalan Belanda yang sudah ada sejak tahun 1861. Ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang bisa mengedukasi tentang sejarah terutama ketika penjajahan Belanda.
Dari berbagai informasi, Mus melancarkan aksinya di sebuah warnet. Kini pihak Kepolisian terus melakukan pengembangan atas perbuatannya. Tidak menutup kemungkinan jumlah korban bisa bertambah.
Berikut 5 fakta pencabulan Mus yang dirangkum merdeka.com:
Kerja serabutan
Mus (34) diketahui bukan merupakan Ibu rumah tangga biasa, namun dirinya tidak mempunyai pekerjaan tetap.
"Dia bukan karyawati bidang tata usaha di salah satu SD di kawasan Rangkah, tapi kerja serabutan," kata Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya, AKP Suratmi, kepada wartawan di Surabaya, Sabtu (16/11).
Cabuli siswa SMP dan SMA sejak Juli 2013
Bukan hanya sekali ini saja Mus (34) melancarkan aksinya, namun diketahui pelaku melancarkan aksinya sejak Juli 2013.
Polisi terus mengembangkan kasus ini termasuk menyelidiki kemungkinan korban bertambah.
"Petugas masih terus melakukan pengembangan. Sejauh ini, baru ada dua korban, tapi kemungkinan memang masih ada sejumlah korban lain," tambah Kasubbag Humas Polrestabes Surabaya, Kompol Suparti Kompol Suparti.
Incar korban di warnet
Aksi pencabulan Mus (34) nyatanya bukan dilakukan di sekolah, melainkan di sebuah Warnet yang berada di Jalan Gembili saat suasana sepi.
Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Polrestabes Surabaya, AKP Suratmi didampingi Kasubbag Humas Kompol Suparti, Sabtu (16/11) menjelaskan, dalam menjalankan aksinya, Muslikah mendekati para korbannya yang tengah nongkrong di sebuah warnet di Jalan Gembili. Saat suasana sepi, ibu dua anak itu langsung meraba-raba kemaluan korban.
"TKP-nya di Jalan Gembili, Surabaya, yaitu di dalam sebuah warnet. Bukan di ruang sekolah seperti diberitakan kemarin," terang Suratmi.
Sering bertengkar dengan suami
Mus (34), wanita pencabul bocah SD di Surabaya akhirnya dibekuk polisi. Di hadapan penyidik, dia mengaku nekat beraksi karena sering bertengkar dan dimarahi suaminya.
"Saya sering dimarahi suami. Memang, sudah berulang kali saya melakukan (mengoral pelajar) itu," jawab ibu dua anak berambut lurus itu saat diperiksa di Mapolrestabes Surabaya, Sabtu (16/11).
Punya kelainan seks
Mus (34), ibu dua anak yang mencabuli bocah SD hingga SMA di Surabaya berkilah melakukan aksinya karena sering berantem dan dimarahi oleh suaminya. Namun polisi menduga, pelaku memiliki kelainan seks.
Polisi menduga, pelaku memiliki kelainan seksual. Namun, untuk memastikan, penyidik butuh melakukan pemeriksaan lebih dalam, termasuk dengan melibatkan psikiater.