5 Kisah prostitusi dan seks di Legian
PSK lokal lebih suka bule daripada Indonesia karena masalah ukuran.
Musik keras terus berdentam dari kafe dan pub di sepanjang Jalan Legian, Kuta, Bali. Dari luar, lampu terlihat berkedip-kedip. Waiters perempuan di pintu masuk ikut bergoyang saat musik DJ di putar. Tangannya menari-nari dan pinggulnya bergoyang. Bokongnya menggoda mata lelaki jelalatan.
Makin malam, suasana di jantung Kuta itu kian ramai. Sampai-sampai, jalan bagi kendaraan pun tak bergerak. Begitulah aktivitas di Jalan Legian saban malam. Apalagi di akhir pekan. Jalan yang diambil dari nama desa itu merupakan corong pemikat bagi para pelancong lokal maupun internasional singgah ke Bali.
"Kalau orang datang ke Bali pasti ke Kuta dulu. Nanti dari sini baru mereka akan ke tempat lain," kata I Ketut Ani pemilik warung kopi di Desa Kuta saat berbincang dengan merdeka.com, Pekan kemarin.
Tak ubahnya seperti di daerah Gajah Mada, Jakarta Pusat atau Lokasari di Jakarta Barat. Aktivitas di Legian juga berbau lendir, penjaja seks komersial juga ada di sini.
Berikut lima kisah prostitusi dan seks di Legian:
-
Di mana letak Probolinggo? Probolinggo adalah sebuah kota yang terletak di pesisir utara Jawa Timur, 100 km di sebelah tenggara kota Surabaya.
-
Kapan Luweng Wareng terbentuk? Gua ini terbentuk ribuan tahun lalu akibat proses geologi amblasnya tanah dan vegetasi yang ada di atasnya ke dasar bumi.
-
Apa yang dilakukan Nia Ramadhani di Bali? Baru-baru ini, Nia Ramadhani melakukan perjalanan ke Bali untuk mengikuti acara half marathon di sebuah resor mewah.
-
Apa yang terjadi pada rombongan pesepeda di Jalan Jenderal Sudirman? Rombongan pesepeda ditabrak oleh pengendara motor trail merek Kawasaki KLX 150 dengan pelat nomor B 3700 PCY di jalur sepeda kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat pada Sabtu (22/7) kemarin.
-
Apa yang terjadi di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali? Tanah longsor menimpa sebuah rumah di Banjar Dinas Ngis Kaler, Desa Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali, pada Jumat (7/7) pagi.
-
Apa yang Jessica Mila kenakan saat liburan di Bali? Artis cantik itu tampak kenakan dress biru dengan aksen lengan puffy.
Lebih suka bule
Saban pagi hingga sore menjelang, pelancong bule mulai berjemur di Pantai Kuta. Mereka hanya mengenakan celana dalam dan kutang. Ada juga yang tidur berjemur tanpa menggunakan bra dengan posisi tengkurap. Aktivitas seperti itu sudah biasa di Bali.
Namun di balik sisi Eksotiknya, Bali juga menyimpan masalah sosial. Sejak menjamurnya para pelancong, prostitusi juga mulai menjamur di tempat ini. Seperti misalnya daerah Nusa Dua, di sana para pemburu birahi dimanjakan wanita lokal dalam akuarium.
Pelacur-pelacur asal Indonesia itu menjadi buruan para pelancong bule maupun Timur Tengah. Satu jam tarifnya bermacam-macam. Mulai dari Rp 200 ribu hingga Rp 500 ribu.
"Kalau di Nusa dua Rp 500 ribu," kata Lana, 30 tahun sopir taksi merangkap calo pelacur di Legian saat berbincang dengan merdeka.com, Senin dini hari lalu.
Lana lantas menawarkan pelacur lokal di Legian. Tarifnya Rp 400 ribu satu jam atau sekali kencan. Dia menjamin pelacur dagangannya belum pernah ditiduri oleh turis bule. Usianya pelacur tersebut 20 sampai 22 tahun.
"Saya nggak ambil disini, ada nggak jauh dari sini hanya 10 menit. Tinggal pilih dalam mobil, kalau nggak cocok tidak apa-apa," ujarnya menawarkan.
Lana mengakui jika di pelacur di kawasan Legian memang tidak cocok bagi orang Indonesia. Selain bekas ditiduri turis bule, pelacur lokal itu juga jarang berminat dengan orang Indonesia. Alasannya masuk akal, orang Indonesia beda ukuran dengan orang bule.
PSK lokal diobral
Mucikari jadi pekerjaan sambilan sopir taksi dan tukang ojek di kawasan Jalan Legian. Mulai dari ujung jalan hingga masuk di kawasan Legian, hampir semua tukang ojek menawarkan wanita.
Awalnya hanya menawarkan jasa angkutan, jika tidak di respons, jual pelacur akan terlontar dari bibirnya. "Nyari cewek? Ayo ada nih," teriak tukang ojek di ujung Jalan Legian.
Made, 50 tahun, tukang ojek asal Karang Asem menawarkan untuk tidur dengan pelacur lokal. Harganya lebih murah dibanding dengan Lana, dia mematok untuk tidur sejam dengan pelacur lokal Rp 350 ribu. Made boleh dibilang tipikal memaksa, dia terus mengejar untuk menawarkan pelacur dagangannya.
"Ada kalo mau yang lokal, tapi tidak disini," kata Made. Dia lantas menyuruh merdeka.com naik sepeda motornya. Tidak berselang lama, dia langsung menancap kuda besinya menuju ke kawasan perbatasan daerah Seminyak.
Waktu tempuh dengan sepeda motor ke kawasan seminyak sekitar sepuluh menit. Memutari Kawasan Legian dengan melewati gang hingga ujung Jalan Legian. Disana, pelacur dagangan Made berkumpul di sebuah losmen. Ada tiga kamar di losmen itu. Seorang pria berbadan tegap dan sangar menunggu di pintu masuk losmen. Sedangkan satu pria lagi menunggu di pinggir jalan untuk memastikan pelacur masih tersedia.
"Ada," kata pria itu kepada Made. Dia lantas mengantarkan masuk ke dalam losmen. Disana ada tiga pelacur duduk di bangku depan kamar. Mereka merokok sambil memainkan seluler. "Ayo mas," kata wanita berambut lurus dengan kulit kuning langsat menawarkan layanan ranjangnya kepada merdeka.com.
Selain di Losmen itu, Made punya chanel lain pelacur dagangannya. Selepas dari Losmen, Made mengantarkan ke sebuah minimarket di Jalan Dewi Sri. Disana sebuah mobil Toyota Avanza Silver terparkir. Di dalamnya ada tujuh pelacur menunggu untuk diajak tidur. Semuanya kata Made wanita lokal asal Bali. Sebelum sampai kesana, Made menjamin pelacurnya cantik dan montok. Dia juga menjamin, belum pernah ditiduri oleh bule.
Made lantas memberikan kode kepada pria di depan minimarket. Dengan oboral singkat memakai bahasa Bali, pria itu menunjuk ke mobil Avanza.
"Nih mas, katanya dia mau kencan sama cowok ganteng kaya mas," kata wanita di dalam mobil sambil menujuk temannya yang kebetulan duduk dibangku paling depan.
Topik pilihan: Prostitusi | Prostitusi Bali
Turis bule pacari pria lokal
Namanya Mahrun, dia asli warga Karang Asem, Bali. Bagi supir taksi ini cerita soal bule Australia mabuk dan suka berbuat onar memang benar adanya. Namun, bule itu takut berurusan dengan penduduk lokal. Ada temannya yang menjadi pemuas nafsu bule asal Australia. Bisanya kata dia bule itu suka, lalu mengajak pacaran. Selama di Bali, bule itu minta ditemani. Bayarannya uang berupa transferan dan tidur dengan bule tersebut.
"Biasanya ditransfer. Pokoknya selama dia disini kita yang temani," ujarnya.
Lana, sopir taksi merangkap calo pelacur juga membenarkan kelakuan bejat bule wanita asal Australia kerap mengajak mesum sopir atau pemain selancar di Bali. Dia mengatakan, biasanya bule wanita itu berusia paruh baya atau sekitar 40 tahunan.
"Ada. Biasanya mereka kayak pacaran," kata Lana saat berbincang dengan merdeka.com di kawasan Jalan Legian. "Kalau yang jual diri sekarang sudah nggak ada. Kan ada larangan bagi bule disini untuk jual diri."
Topik pilihan: Prostitusi | Prostitusi Bali
Viagra
Sabtu malam Minggu pekan kemarin, suasana di Jalan Legian begitu sesak. Di trotoar jalan berisi ribuan manusia dari Indonesia hingga mancanegara. Dentuman musik disk jokey membuat badan asyik mengikuti irama.
Tepat di depan sebuah kelab malam, manusia makin padat. Mau masuk pun harus antre. Tempat itu menawarkan hiburan musik malam. Tepat di sampingnya sebuah bangunan belum jadi, ada sekitar lima anak muda memegang viagra, mereka mengepalkan tangan seraya menawarkan obat kuat itu kepada para bule.
"Oh no no," kata bule wanita berkulit sedikit cokelat seraya jalan menuju ke arah lain. Ada juga bule yang ogah menanggapi penjual viagra.
Tidak berselang lama, pemuda dengan celana jeans dan mengenakan topi dibalik langsung sigap mendekati bule wanita lain. Tangannya sigap merangkul bule itu dan menawarkan obat kuat. Bule berambut pirang dan memakai dress warna merah tanpa lengan itu hanya tertawa keras. Dia tidak berminat ditawari obat kuat.
Lima menit kemudian, penjual viagra itu beruntung. Ada tiga pasangan ABG bule baru saja keluar dari sebuah pub. Mereka tertawa puas sambil membagikan permen jenis loly pop kepada penjual viagra. Tawaran obat kuat pun diambil pasangan ABG bule itu. Mereka lantas naik sepeda motor menuju ke arah pantai Kuta. Begitulah aksi penjual Viagra di Jalan Legian.
Daniel, 20 tahun, begitu panggilan penjual obat kuat tersebut mengaku menjual Viagra seharga Rp 50 ribu. Dalam tasnya ada puluhan kotak viagra untuk dijual. "Rp 50 ribu saja," kata dia.
Topik pilihan: Prostitusi | Prostitusi Bali
Supir taksi digoda bule
Musik Reggae terus berdentum keras dari sebuah kelab malam di Legian, Kuta, Bali. Pengunjungnya bergoyang sambil tertawa seraya memegang minuman beralkohol dalam gelas. Kebanyakan isi kelab itu pelancong berambut pirang asal Australia.
Bagi kebanyakan turis asing, Bali memang surga untuk berlibur. Pagi berjemur, lalu berlanjut main selancar dan malamnya datang ke kelab untuk menikmati musik sambil menenggak minuman beralkohol.
Begitu rutinitas hampir semua kelab malam di kawasan Legian. Saban malam kelab itu ramai dikunjungi pelancong bule. Di balik kehidupan malam, ada cerita kelakuan bule Australia yang kerap berulah saat mabuk. Bule perempuan asal negara kanguru itu misalnya, suka mengajak tidur sopir taksi atau berbuat mesum dengan mencium sang sopir.
Ini pengakuan dari salah seorang sopir taksi ternama di Bali. Namanya Ihsan, 31 tahun. Dia baru dua tahun tinggal dan bekerja di Bali sebagai sopir armada berargo itu. Lelaki asal Kediri, Jawa Timur itu mengaku pernah mendapatkan penumpang mabuk asal Australia. Saat itu ada empat orang naik dalam taksinya. Tiga orang wanita asal Australia dengan satu teman lelakinya.
Dalam kondisi mabuk saat keluar dari club di Legian, mereka minta diantarkan untuk pindah ke kelab di bypass Ngurah Rai. Dalam perjalanan, bule wanita yang duduk di sampingnya berulah.
"Saya pernah diciumi saat bawa taksi. Dia nggak malu padahal ada teman lelakinya. Semuanya dalam kondisi mabuk," kata Ihsan saat berbincang dengan merdeka.com Senin lalu.
Dengan paksaan, bule itu merengek untuk ditiduri. Ihsan menjelaskan hal ini bukan terjadi hanya satu kali. "Biasanya memang di Legian banyak yang kaya gitu. Ada aja lah pokoknya," kata Ihsan.