5 Miras tradisional yang melegenda
Tak jarang miras menjadi sajian khas ritual adat di beberapa daerah.
Minuman keras atau lebih dikenal dengan Miras merupakan minuman yang memiliki kadar alkohol dan tentu memabukkan. Miras banyak diminati entah karena rasanya yang nikmat atau efek alkohol yang membuat kesadaran hilang.
Meski orang banyak menyadari bahwa mengonsumsi miras dengan jumlah yang banyak, memberi efek yang buruk pada kesehatan bahkan berujung pada kematian, miras masih diminati.
Tidak ketinggalan dengan Indonesia, miras banyak diminati penduduknya. Bahkan beberapa jenis miras menjadi legenda sendiri di setiap daerahnya. Tak jarang miras menjadi sajian khas ritual adat di beberapa daerah.
Berikut 5 jenis miras tradisional khas Indonesia yang berhasil dihimpun oleh merdeka.com dari berbagai sumber:
-
Apa itu Miruha? Mengutip kanal YouTube Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX, Kamis (23/11), Miruha didefinisikan sebagai teknologi sederhana dari warga Subang di zaman dahulu untuk menyalakan api.
-
Bagaimana Selat Muria menjadi daratan? Pendangkalan Selat Muria disebabkan oleh sedimentasi dari Kali Jragung, Tuntang, Serang, Lusi, dan Juwana yang membawa material tanah dan batuan sehingga selat berubah menjadi daratan.
-
Apa yang digambarkan oleh Tari Miyang? Mengutip Instagram @tuban_bercerita, tari ini merupakan representasi perilaku istri nelayan ketika suaminya sedang melaut. Kata ‘Miyang’ dalam bahasa Tuban berarti “pergi melaut untuk mencari ikan”. Para nelayan melakukan kegiatan ini pada malam hari, dan pulang pada pagi atau siang hari membawa ikan hasil tangkapan.
-
Apa yang membuat Mira Hayati dijuluki sebagai "Ratu Emas"? Mira dikenal sebagai "Ratu Emas" karena sering mengenakan perhiasan emas, bahkan tas dari emas.
-
Siapa yang berperan sebagai Miranti di sinetron Takdir Cinta yang Kupilih? Memerankan tokoh Miranti dalam sinetron Takdir Cinta yang Kupilih, Dea sukses mencuri perhatian para penonton.
-
Di mana Sedah Mirah berlarian di pelaminan? Aksi Sedah Mirah dan adiknya Nahyan pun kian mencuri perhatian publik di momen pernikahan om mereka, Kaesang Pangarep beberapa waktu lalu. Sedah Mirah dan Nahyan yang tak mau memakai pakaian Jawa tampak berlarian di atas pelaminan. Aksinya ini sukses membuat gemas banyak orang.
Ciu, cemceman bayi tikus
Ciu merupakan minuman keras yang berasal dari daerah Bekonang, Sukoharjo, Jawa Tengah. Ciu terbuat dari fermentasi beras, ketan, ataupun tebu yang di dalamnya ditambah etanol dan berbagai lainnya.
Kadar alkohol yang terkandung di dalamnya mencapai 90 persen. Konon untuk menambah rasa ciu, orang mencampurnya dengan cindil atau anak tikus yang masih merah dan belum membuka mata. Dalam pembuatannya, cindil direndam bersama cairan etanol.
Meski bahan yang terkandung di dalam Ciu menjijikkan, namun penikmatnya masih terhitung banyak.
Hal itu diakui oleh Iqbal, penikmat Ciu yang tinggal di Jakarta, "Iya katanya dari cindil, tapi kan memang langsung bikin nyos. Beda sama minuman bermerek. Ya minum asal gak banyak sich gak papa," ungkapnya yang tak mempermasalahkan adanya cindil di dalam Ciu.
Keberadaan Ciu sendiri ilegal dan diproduksi secara sembunyi-sembunyi. Maka itu, Ciu terkadang dikemas dalam botol bekas air mineral.
Lapen khas Yogyakarta
Lapen merupakan minuman keras asal Yogyakarta yang keberadaannya ilegal sebab tidak terdaftar. Tak jauh berbeda dengan Ciu, Lapen merupakan minuman dengan kadar alkohol murni 85 persen, dan terkadang dikemas dalam botol bekas air mineral.
Campuran alkohol murni dalam Lapen adalah bahan perasa untuk kue semisal strawberry, melon, apel, atau rasa buah lainnya. Lapen masih menjadi salah satu minuman favorit di Yogyakarta.
Cap Tikus
Cap tikus merupakan minuman keras asal Manado. Cap tikus berasal dari hasil hasil penyulingan Sagoer, atau cairan yang disadap dari pohon enau dan mengandung kadar alkohol sekitar 5 persen. Minuman ini merupakan khas Minahasa yang biasa menjadi pendorong kerja untuk kalangan petani. Namun, kandungan alkohol seringkali membuat orang kelepasan dan menjadikannya sebagai sarana mabuk-mabukan.
Di Manado sendiri ada anekdot yang mengatakan cukup minum satu seloki cap tikus sebagai penambah darah, sebab dua seloki bisa masuk penjara, dan tiga seloki bakal ke neraka.
Tuak Medan
Beberapa daerah di nusantara memiliki minuman keras yang kerap disebut tuak. Salah satu tuak yang cukup kesohor bagi pecinta miras berasal dari Sumatera Utara. Warga umumnya mengonsumsi tuak saat ada acara kekeluargaan.
Tuak merupakan hasil fermentasi dari bermacam buah. Bahannya biasa dari beras atau cairan dari tanaman nira kelapa atau aren. Di daerah Batak sendiri tuak dibuat dari pohon aren yang mirip pohon kelapa maka sering disebut bir panjat. Tempat penjual tuak sendiri disebut dengan lapo tuak. Sama seperti Cap tikus, kadar alkohol dalam tuak juga tinggi dan sangat memabukkan.
Arak Bali
Dari namanya, sudah ketebak minuman ini berasal dari mana. Yup, Bali. Minuman keras khas Bali ini terbuat dari fermentasi sari kelapa dan buah-buahan, biasa digunakan dalam upacara-upacara adat. Minuman ini memiliki kadar alkohol sekitar 40-50 persen.
Dalam upacara keagamaan, biasanya arak ini dituangkan sedikit demi sedikit pada sesajen. Menurut masyarakat Bali sesajen yang diberi arak adalah sesajen yang dipersembahkan untuk Bhutakala.
Selain itu, menggunakan arak juga sering dipercikan pada peralatan gamelan yang akan digunakan dalam upacara keagamaan. Arak Bali juga merupakan salah satu oleh-oleh yang sering dibeli pelancong saat berkunjung ke Bali.