55 Siswa Keracunan, Dinkes Kabupaten Bogor Kirim Sampel Makanan ke Jakarta
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor belum bisa memastikan penyebab keracunan 55 siswa di asrama milik Yayasan Marsudirini, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (19/2). Sampel makanan yang diduga menyebabkan peristiwa itu telah dikirim ke laboratorium.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor belum bisa memastikan penyebab keracunan 55 siswa di asrama milik Yayasan Marsudirini, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Minggu (19/2). Sampel makanan yang diduga menyebabkan peristiwa itu telah dikirim ke laboratorium.
Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor, Adang Mulyana menjelaskan, pihaknya mengirim sampel makanan untuk diperiksa Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Jakarta.
-
Kapan Rampokan Macan dilakukan? Sejarah Rampokan macan dilakukan bertepatan dengan hari raya ketupat.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Apa itu kerokan? Kerokan Sebagaimana diketahui, kerokan dilakukan dengan cara menggosokkan benda tumpul ke permukaan kulit. Benda tumpul yang dimaksud seperti koin atau batu gua sha.Teknik ini saat dilakukan nantinya akan menghasilkan bekas kemerahan di area kulit yang digosok atau dikerok.
-
Apa yang dimaksud dengan Rampogan Macan? Penamaan aksi Rampogan ini sendiri diartikan sebagai "Rayahan" atau "Rebutan", di mana ratusan orang berebut untuk membunuh harimau menggunakan tombak.
-
Kapan Rabu Wekasan dirayakan? Tradisi ini sangat erat kaitannya dengan aspek religius, terutama Islam, dan sudah tersebar luas di wilayah Jawa, khususnya di pantai utara atau Pantura.
-
Apa makna yang dilambangkan dalam Tari Kecak? Makna dari Tari Kecak sendiri melambangkan kekuatan, persatuan, dan semangat gotong-royong dalam menghadapi tantangan.
"Hari ini tim turun. Untuk pasien yang gejala keracunan sudah pulang semua. Sampel dari kemarin sudah diamankan. Biasanya waktu yang dibutuhkan agak lama untuk mengetahui hasilnya. Karena harus melalui proses pembiakan untuk mengeluarkan bakterinya," kata Adang, Selasa (21/2).
Diberitakan sebelumnya, 55 murid asrama di Yayasan Marsudirini, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, mengalami keracunan makanan, seusai mengonsumsi beberapa jenis makanan pada kegiatan di asrama, Sabtu (18/2). Seluruh murid mengalami mual hingga muntah yang baru dirasakan Senin (20/2).
Penanggung jawab Yayasan Marsudirini Perwakilan Bogor Helena membenarkan peristiwa ini. Menurutnya, seusai mengikuti kegiatan, peserta acara tidak ada mengalami gejala keracunan apa pun setelah menyantap makanan yang disiapkan yayasan, seperti shabu-shabu, es doger, maupun pizza.
"Jadi anak-anak mengonsumsi shabu-shabu dan kemudian malamnya itu dapat es doger yang kami pesan dan ada yang memberi pizza. Sampai Minggu itu tidak ada keluhan," kata Helena.
Para murid pun sempat memakan soto, ayam goreng dan hidangan lainnya. Namun, pada Minggu (19/2) pukul 23.30 WIB beberapa murid mengeluhkan rasa mual yang dialaminya, kemudian diberikan susu oleh pihak yayasan. Namun, pada Senin (20/2) pagi, semakin banyak yang mengeluhkan hal sama.
"Awalnya ada anak yang mual sekitar tujuh anak dan kami tangani diberikan susu dulu. Namun, tadi pagi nambah jumlah murid yang mengalami mual langsung membawa ke rumah sakit untuk penanganannya," jelas Helena.
Helena mengungkapkan, dari 91 murid peserta kegiatan, 55 di antaranya mengeluhkan mual, pusing hingga muntah. Meski begitu, dia memastikan seluruhnya telah ditangani di rumah sakit. Hingga kini, hanya tersisa tiga orang masih dalam perawatan.
"Yang tiga orang masih dirawat. Tinggal observasi. Yang dirawat itu dua perempuan dan satu laki-laki. Tentu ini jadi pelajaran buat kami dalam menjaga kebersihan makanan kepada murid," kata dia.
(mdk/yan)