56 Persen orangtua di Jakarta tidak peduli jajanan anak
Gara-gara tak terkontrol, sekitar 45 persen anak jatuh sakit setelah jajan sembarangan.
Menjelang hari anak nasional yang jatuh pada 23 Juli, Qraved melakukan survei kepada 1.587 orangtua di Jakarta terhadap jajanan anak-anak mereka. Hasilnya 56 persen orang tua membebaskan jajanan anak-anak mereka tanpa adanya kontrol.
Berdasarkan rilis yang diterima merdeka.com sebanyak 82 persen orang tua memberikan uang jajan sebesar Rp 50.000 kepada anak mereka dalam sehari. Kemudian 9 persen orangtua memberikan uang jajan sebanyak Rp 100.000 dalam sehari, dan sisanya hanya 5 persen orangtua memberikan uang jajan sebesar di atas Rp 100.000 dan 4 persen saja yang memberikan uang jajan kurang dari Rp 50.000.
Banyaknya jajanan anak-anak yang berbahaya membuat para orangtua melakukan berbagai upaya agar anak mereka tidak makan sembarangan. Di antaranya dengan memberikan bekal makanan kepada anak-anak mereka, dan sebanyak 62 persen orang tua melakukan hal tersebut.
Selain membawakan bekal makanan, sekitar 30 persen orangtua mengurangi jumlah uang jajan anak, kemudian 6 persen orangtua antar jemput anak mereka di sekolah dan terakhir hanya 2 persen orangtua meminta guru di sekolah untuk melakukan pengawasan.
Kendati segala upaya dilakukan, hal tersebut tidak lantas membuat anak kapok untuk mengonsumsi makanan yang sehat bagi tubuh. Faktanya sejumlah 45 persen anak setidaknya 3 kali jatuh sakit dalam jangka waktu satu tahun karena jajan sembarangan.
22 Persen anak jatuh sakit 2 kali dalam setahun, 15 persen anak 1 kali jatuh sakit dalam setahun, 4 persen anak jatuh sakit 4 kali dalam setahun, dan terakhir ada 4 persen anak jatuh sakit 5 kali jatuh sakit dalam setahun. Hanya 10 persen orangtua yang mengaku bahwa anak mereka tidak pernah sakit karena jajan sembarangan.
Qraved pun mengimbau terhadap orangtua untuk mulai mencari tahu apa yang dikonsumsi anak saat di luar rumah, memberikan edukasi tentang makanan sehat kepada anak, dan menjadi lebih kreatif untuk mengolah makanan di rumah.
Baca juga:
Ahok sebut anak tak divaksin tidak bisa sekolah di Jakarta
Pamer pawai kelulusan, siswa sekolah intelijen Rusia dihukum
Belasan anak putus sekolah akibat doyan isap lem Aibon
Pastikan tak ada perpeloncoan, Rano Karno sidak ke sekolah
Curhatan mojang geulis Bandung soal sistem pendidikan Indonesia
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Apa saja makanan bekal yang sedang tren untuk anak sekolah? Berikut ini merdeka.com merangkum informasi tentang inspirasi bekal makanan anak sekolah yang praktis, lezat dan mudah dibuat, berikut resep lengkapnya.
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Apa yang ditemukan di kuburan anak-anak itu? Enam patung terakota dan pin perunggu berbentuk kaki kuda diletakkan di dalam kuburan ini. Patung-patung ini menggambarkan dua penari yang mengenakan hiasan kepala Frigia, salah satunya adalah seorang wanita yang memainkan alat musik petik kecapi, dan tiga wanita lainnya berdiri dengan kostum Timur yang dapat dikaitkan dengan pemujaan Dionysus, dewa anggur Yunani.
-
Kapan kaki seribu sering terlambat sekolah? Soalnya kakinya banyak, jadinya kalau pakai sepatu kelamaan.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.