Abraham Samad khawatir kasus Novel Baswedan menimpa pimpinan KPK
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menyayangkan kasus penyerangan terhadap penyidik Novel Baswedan belum juga terungkap. Kasus ini bisa saja kembali terulang, bahkan termasuk pimpinan lembaga itu.
Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad menyayangkan kasus penyerangan terhadap penyidik Novel Baswedan belum juga terungkap. Kasus ini bisa saja kembali terulang, bahkan termasuk pimpinan lembaga itu.
"Jika tidak diproses dan tidak masuk ke meja hijau, saya khawatir akan menimpa pegawai KPK yang lain, termasuk pimpinan KPK," ungkap Abraham Samad di Palembang, Sabtu (21/4) malam.
-
Bagaimana Novel Baswedan mendapatkan informasi tentang keinginan Agus Rahardjo untuk mundur dari KPK? “Tetapi detailnya saya gak tahu, jadi saya waktu itu sedang sakit di Singapura sedang berobat. Ceritanya, tentunya saya tidak langsung ya. Jadi cerita itu saya denger-denger, dari Pegawai KPK lain yang bercerita. Jadi mestinya yang lebih tahu, pegawai yang ada di KPK,” ucapnya.
-
Kapan Agus Salim wafat? Tepat hari ini, 4 November pada tahun 1954 silam, Haji Agus Salim meninggal dunia.
-
Kapan Adam Malik Batubara meninggal? Setelah mengabdikan diri untuk bangsa Indonesia, Adam Malik mengembuskan napas terakhirnya di Bandung pada 5 September 1984 karena sakit kanker hati.
-
Apa saja kasus besar yang diungkap Abraham Samad saat jadi Ketua KPK? Di antaranya Wisma Atlet, kasus Hambalang, gratifikasi impor daging sapi, gratifikasi SKK Migas dan kasus pengaturan Pilkada Kabupaten Lebak.
-
Bagaimana Abdul Somad dikenal? Abdul Somad dikenal sebagai seorang pendakwah yang sangat fenomenal. Gaya ceramahnya cenderung tegas, dan beliau pernah mengalami deportasi dari imigrasi bandara Singapura.
-
Kenapa Raja Harun Al-Rasyid kesal dengan cerita Abu Nawas? Raja kesal mendengar kisah yang dituturkan oleh Abu Nawas. Menurut raja cerita Abu Nawas tidak menarik dan membuat raja merasa bosan sehingga ia pun menguap dan memiringkan tubuhnya membelakangi Abu Nawas.
Dia mengatakan, kasus penyerangan terhadap pegawai KPK tak hanya dialami Novel Baswedan saja, tetapi juga terjadi oleh beberapa pegawai lain sebelumnya. Lagi-lagi, kasus itu tak pernah terungkap sampai sekarang.
"Ya, pernah juga terjadi, ada yang ditabrak, diteror. Ketika itu terjadi saat dipimpin Pak Busyro, beliau menceritakan kepada saya waktu baru menjabat," ujarnya.
Belajar dari kejadian itu, kata dia, penyidik kepolisian harus segera mengungkap kasus penyerangan Novel Baswedan secepatnya. Sebab, kasus itu sudah cukup lama dan semestinya pelaku dan dalang penyerangan sudah tertangkap.
"Sudah berjalan satu tahun, tapi sampai detik ini tidak pernah terungkap, siapa dalang penyerangan," tegasnya.
Menurut dia, lambannya pengungkapan kasus penyerangan air keras ini harus direspon oleh pemerintah. Presiden harus membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF). Dia optimistis cara ini menjadi solusi tepat untuk menemukan pelakunya.
"Pemerintah harus membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta, pemerintah merumuskan formulasinya. Siapa saja anggotanya, cari yang dianggap kredibel. Karena ini jadi preseden buruk jika tak terungkap," pungkasnya.
Baca juga:
Kasus Novel tak kunjung terungkap, Samad khawatir kejadian serupa akan terulang
Kasus Novel, Wakapolri sebut KPK & Ombudsman gabung, Komnas HAM ikut pantau
Kasus penyiraman Novel masih suram, Busyro Muqoddas sebut memalukan negara
Polri soal sosok jenderal di kasus Novel: Kita bukan dukun
Wakapolri sebut kini kasus Novel Baswedan tak cuma ditangani Polisi
Bamsoet minta seluruh pihak dorong penyelesaian kasus penyiraman Novel
Polisi tak tahu Novel sudah serahkan nama jenderal terlibat penyiraman