Adik Gus Dur akan dimakamkan di Pesantren Tebuireng
Pengurus Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang Lukman mengatakan, rencananya almarhum akan dimakamkan di Pondok Pesantren Madrasatul Quran (MQ) Tebuireng, Kabupaten Jombang. Sebelumnya, suami almarhumah sudah dimakamkan di pesantren tersebut, sehingga almarhumah juga akan dimakamkan di tempat tersebut.
Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menyiapkan pemakaman adik mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, yaitu Nyai Hj Aisyah Hamid Baidlowi yang wafat.
Pengurus Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang Lukman mengatakan, rencananya almarhum akan dimakamkan di Pondok Pesantren Madrasatul Quran (MQ) Tebuireng, Kabupaten Jombang. Sebelumnya, suami almarhumah sudah dimakamkan di pesantren tersebut, sehingga almarhumah juga akan dimakamkan di tempat tersebut.
-
Di mana Gudeg Jogja Bu Iin berada? Sebuah kedai angkringan di Perumahan Taman Kota, Jakarta Barat, menjadi buruan para pecinta kuliner di ibu kota.
-
Apa daya tarik utama Gua Jomblang? Daya tarik utama Gua Jomblang adalah lubang cahaya yang menembus langit gua yang gelap, menciptakan pemandangan yang sangat menakjubkan. Selain itu, terdapat juga sungai bawah tanah yang membuat pengunjung dapat menikmati petualangan menarik di dalam gua.
-
Bagaimana Gus Dur mengubah namanya? Nama asli beliau, Abdurrahman Ad-Dakhil, diberikan oleh ayahnya, KH. Wahid Hasyim, dengan harapan agar Gus Dur kelak memiliki keberanian seperti Abdurrahman Ad-Dakhil, pemimpin pertama dinasti Umayyah di Andalusia. Namun, nama Ad-Dakhil kemudian diganti dengan "Wahid," yang diambil dari nama ayahnya.
-
Siapa yang disebut Gus Dur sebagai wali? Di mata Gus Dur sendiri, Kiai Faqih adalah seorang wali. “Namun, kewalian beliau bukan lewat thariqat atau tasawuf, justru karena kedalaman ilmu fiqhnya,” kata Gus Dur
-
Bagaimana rasa gudeg di Gudeg Jogja Bu Iin? Gambar: YouTube Kubiler Rasa manis berpadu dengan pedas sangat lezat di lidah.
-
Siapa yang kuliah di Jogja? Perempuan yang tidak diketahui namanya itu kerap berdoa agar diberi kekuatan untuk selalu mencari nafkah demi keluarga. Terutama anaknya yang sedang menempuh pendidikan tinggi di Yogyakarta.“Anak saya juga kuliah di situ, di Jogja. Sekarang semester akhir, makanya saya ada di sini itu karena ya butuh biaya,” ucap perempuan tersebut.
"Jenazah baru diberangkatkan besok pagi (Jumat (9/3)) dari Jakarta. Jadi, sampai di Jombang sekitar jam 10.00 WIB, untuk pemakaman setelah Jumatan (Salat Jumat)," katanya seperti dilansir dari Antara, Kamis (8/3).
Pengurus pondok saat ini masih melakukan rapat untuk persiapan segala sesuatu sebelum pemakaman, termasuk penggalian makam. Sementara dari keluarga almarhumah, Lukman mengatakan, belum ada yang datang di Pesantren Tebuireng.
"Saat ini masih rapat untuk membahas persiapan pemakaman. Kalau agenda misalnya tahlilan, untuk saat ini belum ada. Keluarga besar dari almarhumah juga baru akan tiba besok Jumat," jelasnya.
Nyai Hj Aisyah Hamid Baidlowi adalah putri kedua dari KH Wahid Hasyim. Dia adalah adik kandung mantan Presiden Gus Dur dan kakak dari KH Salahuddin Wahid, KH Umar Wahid, Nyai Lily Chodijah Wahid, dan KH Hasyim Wahid. Perempuan dengan segudang prestasi dan pengabdian ini wafat di usia 78 tahun.
Almarhumah merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU periode 1995-2000. Beliau wafat pada Kamis (8/3) di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sekitar pukul 12.50 WIB. Saat ini, jenazah masih disemayamkan di rumah duka, Jalan Bukit Pratama Raya A.9 Pasar Jumat, Lebak Bulus.
Selain mengemban jabatan Ketua Umum PP Muslimat NU, Nyai Aisyah juga pernah menduduki Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) 1990-1995, Anggota DPR RI tiga periode (1997-2009), Pengurus Dewan Pimpinan MUI (1995-2000), Ketua Umum DPP Pengajian Al-Hidayah (2000-2010), dan Ketua Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional (1999-2013).
Baca juga:
Sinta Wahid hanya silaturahmi ke Mbah Moen, tak beri dukungan Ganjar-Yasin
Koordinator Barikade Gus Dur: Sinta Wahid temui Mbah Moen dukung Ganjar-Taj Yasin
Tahun Baru Imlek, Khofifah mengaku terkenang dengan Gus Dur
Nama Gus Dur terukir di sinci altar Gedung Rasa Dharma Semarang
'Gus Dur selalu beri jempol ke Khofifah karena pintar, cerdas dan banyak ide'