Agar tak pulang ke Bekasi, korban perdagangan anak di Papua dijerat utang
W dijerat utang Rp 11 juta. Tidak boleh pulang jika belum dilunasi. Dia dipekerjakan di tempat karaoke. Utang itu akumulasi dari biaya akomodasi tiket pesawat ke Papua, tempat menginap dan biaya hidup di sana. Bahkan, belakangan W, kata dia, sempat sakit menghabiskan biaya sebesar Rp 4 juta.
Remaja perempuan berusia 16 tahun dari Kota Bekasi, Jawa Barat, diduga menjadi korban perdagangan anak di Papua. Dia dipekerjakan di tempat karaoke. Agar tidak pulang, perempuan berinisial W yang baru lulus SMP tersebut dijerat utang oleh pemilik tempat karaoke di sana.
"Utang anak saya mencapai Rp 11 juta, tidak boleh pulang jika utang sebanyak itu dilunasi," kata Hendrik, orang tua W ditemui wartawan di rumahnya, Kampung Teluk Buyung, Bekasi Utara, Kota Bekasi, Senin (30/4) pagi.
-
Kapan kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Dimana kerangka manusia ditemukan di Bekasi? Dia menjelaskan, kerangka manusia ditemukan di lahan Kosong Grand Wisata, Kampung Bulak Jambu, Tambun Selatan Kabupaten Bekasi pada pukul 17:00 WIB pada Rabu, 4 September 2024.
-
Apa yang ditemukan di Bekasi? Warga Bekasi digegerkan temuan kerangka manusia di sebuah lahan kosong. Polisi pun melakukan penyelidikan.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Kenapa Ngarak Panganten dilakukan di Bekasi? Tradisi Ngarak Panganten sendiri memiliki maksud yang baik bagi kedua pengantin, yakni mengenalkan pernikahan mereka sehingga tidak timbul fitnah.Ini sekaligus untuk menjunjung budaya lokal Betawi yang kental dan agamis.
Menurut dia, utang itu akumulasi dari biaya akomodasi tiket pesawat ke Papua, tempat menginap dan biaya hidup di sana. Bahkan, belakangan W, kata dia, sempat sakit menghabiskan biaya sebesar Rp 4 juta.
"Anak saya sudah tidak tahan di sena, sempat depresi bahkan tangannya dilukai pakai kaca karena ingin pulang tidak bisa," kata dia.
Dia mengatakan, kasus dugaan perdagangan anak itu terungkap setelah seorang perempuan berinisial Wit (20) baru saja pulang dari sana. Warga Jakarta Timur tersebut memberi tahu bahwa jika W tak segera ditebus, bakal bertahan lama di sana karena terjerat utang.
"Dia baru melunasi utang, kemudian pulang," kata dia.
Kuasa Hukum keluarga Hendrik, Agus Budiono mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan KPAI, dan Kepolisian untuk memulangkan W dari Papua. Sejauh ini, kata dia, W diduga masih dipekerjakan di tempat karaoke di sana.
"Teknisnya nanti seperti apa dikoordinasikan dulu, apakah dijemput atau diantarkan pulang oleh pihak berwenang di sana," kata Agus.
Kasubag Humas Polres Metro Bekasi Kota, Kompol Erna Ruswing mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan dari keluarga korban dugaan perdagangan anak. Polisi, kata dia, masih melakukan penyelidikan.
Baca juga:
Diiming-imingi kerja enak di Papua, ABG di Bekasi jadi korban perdagangan anak
2 Bulan tak kunjung pulang, Weni ditemukan orang tua jadi pemandu lagu di Papua
Polri akui bisa ungkap kasus perdagangan orang jika korban lapor
Bareskrim tangkap pelaku perdagangan orang jaringan internasional
Polisi bongkar 3 jaringan perdagangan orang bermodus sebagai TKI
4000 Warga Pakistan diserahkan ke pihak asing demi uang