Akibat cuaca buruk di Selat Bali, KM Trisna Dwitya karam
Peristiwa itu terjadi Sabtu malam pukul 20.40 Wita. Kapal tersebut diketahui memuat 6 unit truk besar, 8 unit tronton, 1 unit sepeda motor dan 28 orang penumpang serta 13 ABK tersebut hingga siang ini belum bisa ditarik dari lokasi kandas.
Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk terganggu cuaca buruk. Angin bertiup sangat kencang sejak Sabtu malam hingga menimbulkan gelombang tinggi.
Akibatnya, sejumlah kapal yang sedang berlayar kesulitan melakukan olah gerak ditambah goncangan keras selama pelayaran. Bahkan KMP Trisna Dwitya yang sedang berlayar dari pelabuhan Ketapang, Banyuwangi terseret arus saat mendekati dermaga LCM Gilimanuk dan karam di dekat lampu navigasi atau sekitar 300 meter di sebelah utara dermaga LCM Gilimanuk.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
Peristiwa itu terjadi Sabtu malam pukul 20.40 Wita. Kapal tersebut diketahui memuat 6 unit truk besar, 8 unit tronton, 1 unit sepeda motor dan 28 orang penumpang serta 13 ABK tersebut hingga siang ini belum bisa ditarik dari lokasi kandas.
Kapolsek Kawasan Laut Gilimanuk, Kompol Nyoman Subawa, saat dikonfirmasi membenarkan adanya kapal karam tersebut. Menurutnya, tidak ada korban jiwa dalam musibah tersebut dan seluruh penumpang tadi malam langsung dievakuasi oleh tim Basarnas, Polair dan TNI-AL Pos Gilimanuk ke darat dan diistirahatkan di aula ASDP Gilimanuk.
"Dini hari tadi sekitar jam 01.00 Wita sempat dilakukan upaya penarikan terhadap kapal naas tersebut, tapi tidak berhasil karena air di Selat Bali masih surut," ucapnya, Minggu (15/7).
Rencananya proses evakuasi terhadap dilakukan siang ini menggunakan KMP Edha. Kejadian kapal karam di Selat Bali menurutnya sering terjadi lantaran cuaca di Selat Bali sering ekstrim.
Pantauan di pelabuhan Gilimanuk, hingga pukul 11.30 siang tadi kapal nahas tersebut belum bisa ditarik. Meskipun air laut di selat Bali mulai pasang. Cuaca, angin kencang dan gelombang tinggi masih terjadi. Mengakibatkan arus cukup deras.
Meskipun cuaca agak ekstrem, sejumlah kapal terlihat masih tetap berlayar melayani penyeberangan Gilimanuk menuju Ketapang maupun sebaliknya. Terlihat kapal yang sedang berlayar mengalami goncangan yang cukup keras.
Baca juga:
Melihat lebih dekat proses pembuatan kapal pinisi di Sulawesi
Over kapasitas, kapal legendaris di Riau disetop TNI AL
Tambah tiga kapal tongkang, Transcoal Pacific target raup laba 2018 Rp 150 M
Menteri Susi girang kehadiran kapal bambu tawarkan harga lebih murah
KM Sinar Bangun ditemukan, menhub perintahkan ramp check seluruh kapal di Danau Toba
2019, kuota peserta mudik gratis dengan kapal laut jadi 100.000 orang
Para penghancur kapal-kapal raksasa di Pakistan