Ali Imron: Teroris jika bertemu polisi seperti anjing lihat kucing
Ali Imron membeberkan ciri-ciri teroris atau gerakan radikal saat ini.
Terpidana seumur hidup kasus terorisme, Ali Imron punya cara tersendiri mengenali gerakan-gerakan radikal di Indonesia. Karena itu, masyarakat diminta mewaspadai kelompok pengajian dengan ciri-ciri tertentu.
"Sebenarnya sudah cukup, rakyat Indonesia yang latar belakangnya NU ngaji saja ke NU, yang Muhammadiyah mengikuti pengajian Muhammadiyah. Jangan pernah nyempal ke mana-mana. Kalau ada yang ajak pengajian yang aneh-aneh, itu awal daripada penyakit," kata Ali Imron di Malang, Senin (25/4).
Kedua organisasi itu sudah terbukti berjalan puluhan bahkan ratusan tahun, tanpa ada teror sampai sekarang. Amalannya sudah luar biasa yang menjauhkan diri dari rasa kebencian dan mengafirkan orang lain.
"Ormas itu macam-macam. Teroris saja ada versinya. Ada yang lembut ada yang agak lembut," katanya.
Imron mengingatkan, bahwa orang-orang atau organisasi radikal bergerak dengan membawa misi dan visi. Sehingga siapa pun akan berusaha dijangkau, tidak peduli guru maupun polisi sekali pun. Cara mendekatinya dengan segala macam upaya dilakukan.
"Teroris tidak dapat dicirikan dengan celana cingkrang, rambut gondrong. Itu tidak bisa. Karena, Ali Imron pernah ngecat rambut saat akan ngebom di Bali, untuk kamuflase," katanya.
Banyak sekali kelompok dengan celana cingkrang dan jenggotan, tetapi belum tentu kelompok radikal atau teroris. Ali Imron mencontohkan jemaah tabliq dan jemaah salafi, yang tegas bukan kelompok di dalamnya.
"Kalau ekslusifnya Salafi itu kan hanya urusan bidah. Tetapi kalau yang itu pemikirannya mengkafirkan kelompok lain, itu tanda-tanda teroris," katanya.
Lihat juga kalau mereka bertemu polisi. Kalau seperti anjing ketemu kucing, itu juga tanda-tandanya. Mereka biasanya juga menjaga hubungan, tidak akan mau bersalaman dengan orang lain, sesama laki-laki sekali pun. Karena dianggap kafir.
"Ketika seperti itu, cepat lapor ke RT RW. Jangan lebai, nanti mendirikan Densus 99. Kita jangan menjadi teroris baru, kalau sampai mengambil tindakan sendiri," urainya.
Baca juga:
Umar Patek: Media sosial efektif sebarkan radikalisasi
Eks Panglima Jihad Maluku anggap kelompok Santoso sudah menyimpang
Pengamat sebut medsos berikan ruang paham-paham paling ekstrem
Kisah Umar Patek nikahi anak pendeta hingga jadi mualaf
Ali Imron dan Umar Patek ngaku bisa buat bom dari air kencing
Gaya Ali Imron dan Umar Patek jadi pembicara seminar di Malang
-
Kapan Teras Malioboro diresmikan? Mengutip Jogjaprov.go.id, kawasan Teras Malioboro diresmikan pada 26 Januari 2021 oleh Gubernur DIY, Sri Sultan HB X bersama Wakil Wali Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.
-
Bagaimana Teras Malioboro dibangun? Keberadaannya tak lepas dari relokasi seluruh pedagang kaki lima (PKL) yang sebelumnya berjualan di sepanjang Jalan Malioboro.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Bagaimana AL membunuh IR? IR sempat menusuk pelaku namun berhasil ia tangkis. Pelaku membalas dengan membacok korban dengan parang hingga tewas di tempat.
-
Mengapa Ismail Marzuki meninggal? Ismail Marzuki wafat setelah menderita penyakit paru-paru.
-
Kenapa AL nekat membunuh IR? Pelaku melakukan pembunuhan itu karena kesal dipaksa membeli narkoba jenis sabu-sabu.