Anggota TNI di Tasikmalaya bongkar penculikan anak
Anggota TNI di Tasikmalaya bongkar penculikan anak. Anggota TNI menyamar sebagai keluarga korban. Pelaku diringkus saat mengantar korban ke rumah.
Anggota TNI di Tasikmalaya, Jawa Barat membongkar sindikat penculikan anak di wilayah hukumnya. Pelda Tarmuji, anggota Kodim O612 yang berdinas di Desa Pasirsalam, Kecamatan Mangunreja, Kabupaten Tasikmalaya ini menggagalkan penculikan anak yang akan dibawa ke Irian Jaya.
"Pelda Tarmuji ini bersama Babinmas dan warga melaksanakan penangkapan terhadap tiga orang yang diduga pelaku penculikan anak dibawah umur," kata Kapendam III Siliwangi Kolonel Arh. M Desi Ariyanto pada merdeka.com, Rabu (22/3).
-
Kenapa Bintara TNI tersebut bangga dengan anaknya? "Kebanggaan dan kebahagiaan orangtua adalah anak-anaknya bisa menjadi lebih hebat dari dirinya," demikian dikutip dari keterangan video.
-
Bagaimana Bintara TNI mendidik anaknya hingga lulus Akpol? Dia diajarkan kedisiplinan hingga kini sukses menjadi calon abdi negara. "Bagaimana didikan anaknya?" tanya sang perekam video. "Disiplin dengan aturan yang sudah ditentukan, berlatih," ujarnya.
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
-
Apa yang dibantah oleh TNI AD terkait video viral penganiayaan di Bandung? TNI Angkatan Darat (AD) membantah terkait narasi disampaikan pemuda inisial Y terduga pelaku penganiayaan yang mengaku sebagai keponakan dari Mayor Jenderal Rifky Nawawi.
-
Siapa yang memimpin TP PKK Trenggalek dalam upaya menekan angka perkawinan anak? Bersama TP PKK Trenggalek, ia berhasil menekan angka perkawinan usia anak dengan signifikan.
-
Apa yang dilakukan oleh TP PKK Trenggalek untuk menurunkan angka perkawinan anak? Konsistensi praktik baik dalam mensejahterakan hak anak inilah yang akhirnya bisa membawa Kabupaten Trenggalek mengalami penurunan angka perkawinan anak dari tahun 2021 sebesar 7.67% menjadi 3.80% ditahun 2022, dan menjadi 2,1% pada semester 1 tahun 2023 ini.
Ketiga pelaku yakni dua pria berinisial K (60) dan M (30) serta satu perempuan S (31). Terbongkarnya sindikat penculikan anak ini usai salah satu warga mengaku kehilangan putrinya berinisial SU (13) yang sudah tidak di rumah sejak 20 Februari 2017. Keluarga sudah melakukan berbagai upaya untuk mencari korban termasuk melaporkan kejadian pada kepolisian.
Pada Jumat (17/3) korban berhasil menghubungi nomor pamannya. Terlacak jejak pelaku. Tarmuji langsung melakukan penyamaran agar pelaku bisa membawa korban ke keluarga. Penyamaran berhasil. Saat itu korban akan dibawa ke Papua untuk dipekerjakan.
"Korban menyanggupi kerja di Irian Jaya tetapi korban yang memberi kabar dulu ke pamannya langsung dijebak dengan iming-iming menyanggupi seluruh biaya keberangkatan ke Papua," terangnya.
Saat tiba di rumah korban, Kecamatan Mangun Reja, Kabupaten Tasikmalaya, aparat TNI langsung menyergap tiga pelaku.
Berdasarkan pemeriksaan sementara, selama 25 hari lebih hilang dari rumah, korban awalnya diberi minuman kemasan oleh tersangka S. Korban pun dibawa ke wilayah Garut untuk dipekerjakan.
"Selama 25 hari bersama pelaku penculik tersebut dipaksa/disuruh ngamen dan diintimidasi/ditakuti kalau tidak mau tidak akan dikembalikan ke orangtuanya," ujarnya.
Selama itu pula korban ini disusupi minuman keras dan mendapatkan perlakuan tidak mengenakan. Kasus tersebut kini unit Perlindungan Perempuan dan Anak Satreskrim Polres Tasikmalaya.
(mdk/noe)