Angka Putus Sekolah Meningkat 10 Kali Lipat akibat Pandemi
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbudristek Jumeri mengungkap bahwa pandemi membuat angka putus sekolah anak di Indonesia meningkat. Jumlahnya naik hingga 10 kali lipat.
Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah (Dirjen PAUD Dasmen) Kemendikbudristek Jumeri mengungkap bahwa pandemi Covid-19 membuat angka putus sekolah anak di Indonesia meningkat. Jumlahnya naik hingga 10 kali lipat.
"Tingkat putus sekolah itu sekitar 1,12 persen. Nah biasanya kita 0,1-0,2 persen putus sekolah itu. Ini naik 10 kali lipat untuk putus sekolah SD dibandingkan tahun 2019. Kemudian ada dampak-dampak lain yang sangat masif," ujar Jumeri dalam sebuah webinar, Selasa (21/9/2021).
-
Bagaimana sekolah tersebut mendukung bakat anak-anak? Hilman mengatakan jika semua anak yang sekolah di sana selalu mendapatkan support untuk mengembangkan bakatnya. “Kan nggak dibatasi ya? Punya bakat apa itu bakal disupport ya?” tanya Hilman. “Iya,” jawab Boy.
-
Apa yang dilakukan dosen muda ini di kelas? Sebelum masuk ke kelas, dosen muda bernama Akbar ini memang sudah berkenalan dengan mahasiswanya yang masih baru. Saat masuk ke kelas, mahasiswanya pun bertanya apakah ia kakak tingkat.
-
Kenapa kekerasan anak di satuan pendidikan meningkat? Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyebutkan maraknya kekerasan terhadap anak di lingkungan satuan pendidikan karena lemahnya deteksi dini terhadap tumbuhnya kelompok pertemanan yang berpengaruh negatif.
-
Bagaimana anak-anak dari sekolah pencuri menjalankan aksinya? Setelah satu tahun bersekolah, para remaja itu bisa 'lulus', mencuri perhiasan di pesta pernikahan orang kaya.
-
Dimana anak kembar Komeng bersekolah? Keduanya lulus dari International Islamic School (IISS).
-
Apa yang ditemukan di kuburan anak-anak itu? Enam patung terakota dan pin perunggu berbentuk kaki kuda diletakkan di dalam kuburan ini. Patung-patung ini menggambarkan dua penari yang mengenakan hiasan kepala Frigia, salah satunya adalah seorang wanita yang memainkan alat musik petik kecapi, dan tiga wanita lainnya berdiri dengan kostum Timur yang dapat dikaitkan dengan pemujaan Dionysus, dewa anggur Yunani.
Jumeri mengaku, pihaknya melakukan sejumlah hal guna menanggulangi hal itu, termasuk dengan melaksanakan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di sekolah.
"Dalam SKB (Empat Menteri) disebutkan bahwa apabila satuan pendidikan gurunya sudah divaksin, maka wajib membuka opsi tatap muka dan daerah wajib mengizinkan untuk pembukaan tatap muka, apalagi sudah masuk level 1-3," katanya.
Saat ini baru 42 persen sekolah yang menggelar PTM terbatas di seluruh Tanah Air. Sisanya, yakni 58 persen, masih melaksanakan pendidikan jarak jauh (PJJ).
"PTM kita masih terbatas, yang masih PJJ 58 persen, yang PTM baru 42 persen, yang tertinggi PTM di Aceh kemudian Maluku Utara dan Sumatera Barat dan terendah DKI Jakarta," paparnya.
"Meskipun DKI Jakarta sudah 660 sekolah membuka PTM terbatas tapi frekuensinya masih sangat rendah, yaitu seminggu hanya satu kali atau sehari," sambungnya.
Sumber: Liputan6.com.
Reporter: Yopi Makdori.
Baca juga:
Anak Sekolah Dapat BLT Hingga Rp4,4 Juta, Simak Syarat dan Caranya
Miris, Laporan Kekerasan Verbal ke Anak di Garut saat PJJ Meningkat
Terlalu Lama Belajar Online, Siswa Kelas 4 SD di Cianjur Ini Lupa Cara Membaca
Keterbatasan Internet dan Gadget Membuat Anak-Anak Ini Belajar di Dinding Rumah
Perjuangan Anak Sekolah Lewati Jembatan Rusak di Sulawesi Selatan
Sejumlah Sekolah di Ciamis Langgar Prokes, Bupati Ancam Cabut Izin PTM