Anjing Pelacak Dikerahkan Telusuri Jejak Balita Tanpa Kepala di Samarinda
Wakil Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP M Aldy Harjasatya mengatakan, pelibatan unit K9 untuk mengetahui dugaan benar tidaknya balita Yusuf hilang diculik, hingga ditemukan meninggal dunia.
Direktorat Samapta Polda Kalimantan Timur, sore tadi menerjunkan anjing pelacak unit K9, untuk menelusuri jejak balita Ahmad Yusuf Ghazali (4), yang hilang dari PAUD Jannatul Athfaal, dan ditemukan tewas tanpa kepala. Hasil penciuman anjing mengarah ke parit jalan raya di Jalan AW Syachranie.
Pantauan merdeka.com, tim unit K9 tiba di PAUD sekira pukul 17.50 Wita, bersama tim Reskrim Polsek Samarinda Ulu dan Polresta Samarinda. Sekira pukul 18.05 Wita, anjing herder jenis Jerman Shepherd itu, dikeluarkan dari mobil boks.
-
Kapan bayi bisa ditinggal sendiri? Bayi dapat ditinggal sendirian untuk tidur siang, terutama jika mereka berada di kasur yang kokoh tanpa selimut atau bantal berbulu, dengan pakaian yang pas, seperti yang direkomendasikan untuk mencegah SIDS.
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”
-
Di mana biawak tanpa telinga biasa ditemukan? Habitat, persebaran dan perilaku Biawak tak bertelinga dapat ditemukan di daerah dekat dengan sungai, Biawak tak bertelinga adalah hewan yang aktif pada malam hari atau disebut dengan nocturnal.
-
Siapa yang tampak dekat dengan anak sambungnya? Dari pernikahannya, Willy dan Rumiyati dikaruniai dua orang anak, River Rahman Dozan dan Moana Rahman Dozan. Rumiyati juga tampak dekat dengan dua anak sambungnya, Leon Rahman Dozan dan Nabila Rahman Dozan.
-
Kapan bayi tersebut meninggal? Penanggalan radiokarbon mengonfirmasi bahwa keduanya meninggal antara tahun 1616-1503 SM.
-
Kapan nenek moyang biawak tanpa telinga muncul? Menggali lebih jauh ke dalam sejarah evolusinya, nenek moyang terbaru dari biawak tanpa telinga diyakini telah muncul antara 145 juta hingga 66 juta tahun yang lalu.
Berbekal sepatu balita Yusuf semasa hidup, anjing itu mulai mengendus dari halaman PAUD, dan bergerak cepat mengarah ke parit jalan raya, depan kantor Lurah Gunung Kelua. Sesekali, anjing itu hendak masuk ke dalam parit, namun ditahan sang pawang. Pelacakan jejak berakhir pukul 18.12 Wita.
"Tim K9 turun, atas permintaan bantuan pelacakan adik Yusuf. Ini yang kedua kalinya, setelah pagi tadi, hasilnya sama mengarah ke parit," kata pawang anjing unit K9, Briptu Cornelius KT, ditemui wartawan usai pelacakan, Selasa (18/2) petang.
Cornelius menerangkan, pada pelacakan pertama, anjing mengendus hingga radius 500 meter dari simpang jalan masuk ke PAUD. Penciuman anjing tetap terfokus di atas parit.
"Kalau seandainya adik Yusuf ada kemungkinan dibawa orang, pasti anjing saya menciumnya ke arah jalan aspal, bukan ke arah parit. Percaya atau tidak dengan anjing saya, kalau saya selaku pawang lebih 1 tahun ini, saya percaya. Karena, ini bukan pelacakan pertama anjing saya. Bukan hanya ini kasus yang sudah dibantu anjing saya," jelasnya.
Di kesempatan yang sama, Wakil Kasat Reskrim Polresta Samarinda AKP M Aldy Harjasatya mengatakan, pelibatan unit K9 untuk mengetahui dugaan benar tidaknya balita Yusuf hilang diculik, hingga ditemukan meninggal dunia.
"Ini kejadian penculikan, atau jatuh ke parit, kita saksikan sendiri dari pawang K9, menunjukkan ke arah parit terus. Bukan ke arah jalan. Sudah dijelaskan pawang, kalau diculik, arahnya ke jalan. Hasil ini, sebagai bukti dalam berkas berupa berita acara pelacakan," terang Aldy.
Kendati demikian, dari pelacakan K9 yang dimulai dari halaman PAUD, bukan dari dalam PAUD hari ini, belum diketahui pasti apakah saat korban berada di parit dekat PAUD, dalam kondisi hidup atau sudah tidak bernyawa.
Diketahui, Minggu (8/12) lalu, jasad balita tanpa kepala, ditemukan sekira pukul 05.00 Wita di parit di Samarinda. Jasad itu pun dibawa ke kamar jenazah RSUD AW Syachranie, dan dipastikan, itu jasad Yusuf, yang hilang sejak Jumat (22/11) dari PAUD Jannatul Athfaal. Polisi akhirnya menetapkan 2 pengasuh PAUD, Marlina (26) dan Tri Suprana Yanti (52), sebagai tersangka karena kelalaiannya, mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain.
Polisi menduga kuat, balita Yusuf keluar berjalan dari PAUD, dan tercebur di parit hingga meninggal. Meski telah dilakukan pemeriksaan forensik oleh dokter forensik RSUD AW Syachranie, keluarga tidak puas mengadu ke Hotman Paris. Polisi lantas melakukan pemeriksaan forensik lanjutan pagi tadi, melibatkan forensik Mabes Polri.
(mdk/noe)