Asap panas di Dusun Kayeng hilang usai tiga hari keluar dari tanah
Asap panas di Dusun Kayeng hilang usai tiga hari keluar dari tanah. Sebelumnya, sejak Kamis (16/2) pagi hingga Minggu (19/2) siang, uap panas dan asap dari tanah masih terlihat.
Asap dan uap panas yang muncul di pekarangan rumah milik Trisno Wiyono warga dusun Kayen, Sampang, Gedangsari, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), mulai menghilang. Sebelumnya, sejak Kamis (16/2) pagi hingga Minggu (19/2) siang, uap panas dan asap dari tanah masih terlihat.
Menurut Camat Gedangsari, Muhammad Setyawan Indriyanti, meskipun uap air dan asap mulai menghilang tetapi tanah di sekitar lokasi masih terasa panas apabila disentuh.
"Hingga saat ini belum tahu apa penyebab tanah tiba-tiba berasap dan mengeluarkan uap air panas. Hasil penelitian dari Badan Geologi, Balai Pengembangan dan Penelitian Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta belum keluar," ungkap Indriyanto, Senin (20/2).
Sementara, menurut Kepala pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gunung Kidul, Budhi Harjo, pihaknya sudah menerima laporan terkait dengan sejumlah fenomena alam yang tidak wajar tersebut. BPBD, lanjut Budhi, terus melakukan pemantauan terhadap fenomena yang terjadi di Dusun Kayen tersebut.
"Dari hasil monitoring di lapangan, kami meyakini fenomena seperti semburan gas. Bukanlah hal yang menakutkan," kata Budhi.
Budhi menambahkan, bahwa saat ini kondisi tanah yang mengeluarkan asap dan uap air panas sudah berangsur pulih. Oleh sebab itu, sambung Budhi, warga di sekitar lokasi tidak perlu panik secara berlebihan.
"Semburan gas sudah tidak ada. Kini hanya menyisakan suhu panas di sekitar lokasi," jelas Budhi.
Budhi menerangkan bahwa berdasarkan catatan BPBD, peristiwa serupa dengan yang terjadi di Dusun Kayen, sudah pernah terjadi pada 2006. Di Bukit Boyo, Desa Ngalang, Kecamatan Gedangsari. Waktu itu muncul fenomena yang sama, bahkan terjadi di beberapa titik. Tak hanya mengeluarkan asap dan uap panas, kata Budhi, di Bukit Boyo bahkan sempat muncul bau belerang yang menyengat di sekitar lokasi.
Baca juga:
Uap panas dari tanah di Gunung Kidul tak terkait aktivitas vulkanik
Sampel tanah keluar asap panas di Dusun Kayeng dicek laboratorium
Asap panas keluar dari dalam tanah bikin heboh warga Gunung Kidul
Baca eksepsi, eks Presdir Geo Dipa klaim ambil tindakan sesuai tugas
KPK diminta turun tangan awasi pencaplokan aset BUMN
Usaha panas bumi di Indonesia terancam, Jokowi diminta turun tangan
Sistem satu data tekan biaya eksplorasi panas bumi
-
Apa yang menjadi bukti keberadaan manusia purba di Gunungkidul? Belum lagi adanya petunjuk-petunjuk kehadiran homo sapiens (manusia purba) di gua-gua dan ceruk-ceruk kawasan Ponjong, yang diprediksi jadi tempat tinggal mereka sekitar 700 ribu tahun silam.
-
Apa yang tertulis di situs batu kuno Gunung Singkil? Di batu pertama terdapat tulisan aksara China kuno bertuliskan “Chao zhou jie yang xi qi xii dao guang er shi ba nian zhi qing kao ya xiao xii gong mu bi zii men lin she xiao nan qian wan (cheng – jian) ying deng tong,” Jika diartikan tulisan tersebut berbunyi “Makam ayahanda Bapak Xii Ya Xiao dari dinasti Qing yang berasal dari Desa Xi Qi Xii. Kabupaten Jie Yang. Karesidenan Chao Zou dan makam Ibunda Kelaurga XII dari suku (marga) Lin diletakkan bersama-sama oleh putera-puteranya yang berbakti yaitu Qian Wan, Qian Jian, Qian Cheng, Qian Ying padatahun ke-28 Pemerintahan Dao Guang”
-
Apa yang menjadi ciri khas bentang alam di wilayah selatan Kabupaten Gunungkidul? Wilayah selatan Gunungkidul merupakan bagian dari Gunungsewu Geopark yang telah diakui oleh UNESCO. Wilayah ini identik dengan bukit-bukit kecil yang jumlahnya sangat banyak.
-
Kenapa manusia purba memilih menetap di Gunungkidul? Laman Wikipedia menyebut jika daratan Kabupaten Gunungkidul dahulu adalah wilayah yang aman untuk ditinggali manusia purba. Jadi Tempat Hidup Manusia Purba 700.000 Tahun Silam Ini karena wilayah tersebut berada di dataran tinggi, kaya akan flora dan fauna, termasuk letaknya berbatasan dengan Samudera Hindia.
-
Di mana saja wilayah yang terdampak kekeringan di Gunungkidul? Berdasarkan data yang dihimpun BPBD, dari 14 kapanewon terdapat 55 kelurahan yang berpotensi terdampak. Adapun penyebarannya berada di 350 dusun, dengan jumlah jiwa sebanyak 107.853 jiwa.
-
Dimana letak Kabupaten Gunungkidul? Gunungkidul merupakan sebuah wilayah kabupaten yang berada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.