Awal Mula Kecurigaan Warga soal Pembunuh Bocah Tewas dalam Karung Mengarah ke Pria Tua Tetangga Korban
Warga Bekasi sudah curiga sejak lama dengan gelagat DS (61), terduga pelaku pembunuhan bocah perempuan dalam karung
Warga curiga karena pria tua pembunuh bocah dalam karung itu diduga menjalani praktik perdukunan.
- Saat Digrebek Warga, Suami Masih Pegang Pisau Usai Bunuh Istri
- Penemuan Jasad Pria dengan Kaki-Tangan Terikat dan Kepala Terbungkus Karung
- Terungkap, Ini Pemicu Pedagang Pakaian Bunuh Pegawai Koperasi di Palembang
- Kasus Pembunuhan Bocah dalam Karung di Bekasi: Saksi M Buka Praktik Perdukunan, Tersangka Cari Pasien
Awal Mula Kecurigaan Warga soal Pembunuh Bocah Tewas dalam Karung Mengarah ke Pria Tua Tetangga Korban
Warga Kelurahan Ciketing Udik, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi sudah curiga sejak lama dengan gelagat DS (61), terduga pelaku pembunuhan bocah perempuan yang jasadnya ditemukan terbungkus karung di lubang sedalam 2,5 meter.
Warga curiga karena pria tua yang diduga menjalani praktik perdukunan itu seringkali memberikan uang kepada anak-anak yang bermain di dekat rumahnya, termasuk kepada korban yang berinisial GH (9).
"Curiganya ya itu sering ngasih duit, bahkan sebulan ini pelaku sering aktivitas di belakang sini terus, di sebelahnya rumah korban, pagi biasanya jam 09.00-10.00 WIB, siang sering main ke sini," kata Endong (45), tetangga terduga pelaku, Senin (3/6).
Endong mengatakan, hampir setiap hari banyak anak-anak bermain di dekat rumah pelaku. Terkadang pelaku memanggil anak-anak tersebut dan memberinya uang.
"Anak-anak mainnya di sini kebanyakan, si korban itu, rumah pelaku dekat, di belakang, dia mainnya di sini, sering main karena lihat kolam ikan," katanya.
merdeka.com
"Kalau ngajak (anak-anak) enggak, tapi suka manggil anak-anak, kalau yang mau mungkin dikasih uang, nominalnya gak tahu berapa, tapi yang jelas korban udah dikasih (uang) empat kali," lanjut Endong.
Dikatakan Endong, pelaku sudah tinggal di rumah yang kini menjadi lokasi penemuan jasad korban itu sejak 2006 lalu. Pelaku tinggal seorang diri, sementara istrinya sudah pergi meninggalkan rumah sejak dua tahun lalu.
"Iya dia (pelaku) tinggal sendiri, dulu sama istrinya, istrinya udah dua tahun lebih niggalin rumah, enggak pernah (cerita), (anak-anak pelaku) udah pada dewasa, belum berkeluarga, yang laki belum lama kemarin abis lebaran masih kelihatan, sekarang udah enggak kelihatan lagi," ungkapnya.
Di lingkungan rumahnya, pelaku tidak bergaul dan bersosialisasi dengan tetangganya. Warga hanya mengetahui kalau pekerjaan pelaku sebagai montir panggilan.
Masih Endong, sebelum kasus ini terungkap, dia dan tiga orang lainnya sempat mendatangi rumah pelaku pada Sabtu (1/6) sekira pukul 14.00 WIB. Mereka menemui pelaku untuk menanyakan langsung keberadaan korban yang sebelumnya dilaporkan hilang sejak Jumat (31/5).
Saat itu pelaku tidak mengaku dan mempersilakan Endong serta tiga orang lainnya itu untuk menggeledah rumahnya. Ketika melihat di dalam rumah, Endong curiga dengan keberadaan lubang di dalam rumah pelaku yang baru digali.
"Saya nanyain ngelijat korban gak? Sedangkan Pak Didik ini sudah dicurigain sama orang tua yang anaknya hilang, saya masuk ke rumahnya berempat, saya, Pak RT, ketua Karang Taruna, sama temen saya satu," katanya.
merdeka.com
"Jawaban dia setelah itu ‘silakan aja geledah’, nah saya pertanyakan yang ada lubang itu, itu hari Sabtu pukul 14:00 WIB, gak puas sama jawabannya dia karena saya lihat kejanggalan, ada lubang di dalam rumah," tambah Endong.
Endong sempat menanyakan tujuan dari membuat lubang sedalam satu meter di dalam rumah kepada pelaku. Saat itu pelaku menjawab kalau lubang dengan lebar sekitar 60x60 sentimeter itu untuk septic tank.
"Masih kosong lubangnya, saya tanyain lubangnya buat apa, dia jawab ‘buat septic tank', tapi kalau saya pikir enggak masuk akal, buat septic tank kecil begitu, terlalu kecil, kecuali luasnya 1,5 meter baru masuk akal," katanya.
Diberitakan sebelumnya, bocah perempuan ditemukan tewas terbungkus karung di lubang sedalam 2,5 meter tepat di belakang rumah pelaku pada Minggu (2/6) dini hari. Pengakuan pelaku, korban dibunuh pada Sabtu (1/6) sekira pukul.10.00 WIB dengan cara dibekap menggunakan bantal dan dicekik lehernya.
Sebelum ditemukan tewas, orang tua korban sempat melaporkan kehilangan anak ke Polres Metro Bekasi Kota. Korban dilaporkan hilang sejak Jumat (31/5).
Polisi yang melakukan olah TKP menemukan banyak peralatan dukun di rumah pelaku. Warga setempat juga banyak yang menyebut kalau di dalam rumah pelaku terdapat benda-benda klenik untuk praktik dukun.