Ayah Pembunuh Balitanya di Tulungagung akan Diuji Kesehatan Mentalnya
Pelibatan psikolog atau ahli jiwa (kedokteran jiwa) diperlukan lantaran muncul dugaan tersangka mengalami depresi berat.
Pelibatan psikolog atau ahli jiwa (kedokteran jiwa) diperlukan lantaran muncul dugaan tersangka mengalami depresi berat.
- Tidak Dipenjara, Anak Bunuh Ayah dan Nenek di Cilandak akan Dititip di Rumah Aman Kemensos
- Keji! Ayah Kandung Tiba-Tiba Bunuh Balitanya yang Sedang Tidur Nyenyak
- Selidiki Kasus Ibu Cabuli Balita di Tangsel, Polisi Libatkan Sejumlah Ahli
- Anak Korban Bunuh Diri Satu keluarga di Malang dapat Pendampingan Psikologis
Ayah Pembunuh Balitanya di Tulungagung akan Diuji Kesehatan Mentalnya
Satreskrim Polres Tulungagung, Jawa Timur, mengagendakan tes kejiwaan terhadap RAP(29), tersangka pembunuhan balita yang masih anak kandungnya sendiri hingga ditemukan tewas di ruang tamu rumahnya di Desa Blimbing Kecamatan Rejotangan.
"Penyidikan nanti melibatkan psikolog guna memastikan apakah benar korban melakukan itu lantaran mengalami gangguan jiwa," kata Kanit PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Satreskrim Polres Tulungagung, Iptu Nursaid di Tulungagung, Senin.
Pelibatan psikolog atau ahli jiwa (kedokteran jiwa) diperlukan lantaran muncul dugaan tersangka mengalami depresi berat.
RAP yang merupakan mantan TKI baru saja dipulangkan dari Taiwan karena masalah kejiwaan yang cenderung labil dan impulsif, sehingga beberapa kali terlibat keonaran.
Keluarga belum melangkah ke upaya pengobatan karena keterbatasan biaya dan ketidaktahuan langkah penanggulangan masalah depresi yang dialami RAP.
Kendati lingkungan dan keluarga acapkali resah dengan perilaku RAP sampai akhirnya insiden pembunuhan terjadi.
"Untuk keamanan dan kenyamanan lingkungan, serta tentu saja kepentingan penyidikan, tersangka saat ini kami tahan," katanya.
Nursaid mengungkapkan, hasil autopsi korban meninggal akibat kekurangan oksigen.
Hal itu diketahui dari kuku korban yang membiru, pendarahan pada kelopak mata bagian dalam, luka memar di bagian punggung, luka memar di telinga kanan, dan luka pada leher akibat cekikan.
"Korban meninggal akibat kekurangan oksigen sehingga mati lemas, yang dimungkinkan karena cekikan," kata Nursaid pasca autopsi korban.
Pihaknya baru memeriksa dua saksi dalam kejadian ini, yaitu ibu korban dan kakek korban.
"Selama ini masih dua saksi yang diperiksa," katanya.