Bagaimana badak Sumatera bisa ditemukan di Kalimantan?
Terakhir kali badan Sumatera ditemukan di Kalimantan pada 1930-an.
Kemarin ada berita mengejutkan soal satwa lindung badak Sumatera. Ternyata, setelah sekian puluh tahun tak pernah menampakkan culanya, baru-baru ini tim monitoring gabungan antara World Wildlife Fund (WWF) Indonesia dan Pemda Kutai Barat serta mitra lainnya kembali berhasil mendapatkan bukti fisik keberadaan badak sumatera di Kutai Barat Kalimantan Timur melalui video trap.
Gambar video itu didapatkan oleh tim monitoring gabungan setelah meneliti dengan memasang 16 video jebak (videotrap) yang dioperasikan selama tiga bulan. Video diambil dari beberapa lokasi yang berbeda dan hasilnya cukup mengejutkan sekaligus menghadirkan bukti baru, visualisasi video pertama keberadaan badak sumatera bercula dua (Dicerorhinus sumatrensis) di Kalimantan.
Gambar yang terekam pada video perangkap tersebut salah satunya menunjukkan aktivitas sehari-hari badak yaitu berkubang untuk menurunkan suhu tubuhnya. Gambar lain yang didapatkan adalah aktivitas badak yang sedang berjalan dan mencari makan.
Pertanyaanya, bagaimana bisa badan Sumatera berada di Kalimantan?
Menurut Direktur Konservasi WWF-Indonesia, Nazir Foead, sebenarnya sebaran badak Sumatera bukan hanya di pulau Sumatera saja, tapi di beberapa wilayah Indo China; mulai dari Sumatera, Kalimantan sampai Semenanjung Malaysia. Badak, kata dia, dalam catatan-catatan sejarah, terakhir kali terlihat di Kalimantan Barat dan Tengah pada 1930-an.
"Setelah sekian puluh tahun, sekarang muncul lagi. Pada 1990-an saya pernah merantau dan bekerja di pedalaman hutan Kalimantan, waktu itu orang-orang dayat pedalaman bilang terakhir kali melihat badak diburu dan diambil culanya oleh pemburu pada 1970-an," kata Nazir kepada merdeka.com, Rabu (2/10) malam.
-
Kapan Dewi Sartika meninggal? Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat.
-
Di mana Dewi Sartika meninggal? Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat.
-
Siapa Sanggramawijaya Tunggadewi? Sosok Sanggramawijaya Tunggadewi, Putri Mahkota Kerajaan Medang Kahuripan yang Memilih Jadi Pertapa dan Tak Menikah Ia meninggalkan kemewahan duniawi demi tujuan besar. Putri Sulung Raja Sanggramawijaya Tunggadewi merupakan putri sulung Raja Airlangga. Ia punya dua adik laki-laki yang kelak terlibat perang saudara.
-
Siapa Naja Dewi? Berikut adalah gambar Naja Dewi Maulana, anak tunggal Armand Maulana dan Dewi Gita.
-
Apa itu sujud sahwi? Sujud sahwi adalah sujud tambahan yang bisa dilakukan jika terjadi kesalahan, kelalaian, atau keraguan dalam melaksanakan rukun salat.
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
Dia menjelaskan, di dunia ini sebenarnya hanya ada 5 jenis badak. Tiga jenis badak di antaranya ada di Asia, yakni Badak Sumatera (Sumatran Rhino) bercula dua atau Dicerorhinus Sumatrensis (Fischer, 1814), Badak Jawa (Javan Rhino) bercula satu atau Rhinocerus Sondaicus (Desmarest, 1822), dan Badak India (Indian Rhino) bercula satu atau Rhinocerus Unicornis (Linnaeus, 1758).
Badak Sumatera ini merupakan badak paling langka di dunia. Sebutan aslinya itu 'badak bertubuh kecil bercula dua', tapi karena nama terlalu panjang, akhirnya disebut badak Sumatera.
Di Sumatera saja, menurut Nazir, populasinya diperkirakan kini kurang dari 200 ekor. Wilayah sebaranya meliputi hutan Aceh, hutan Gunung Lautser, Way Kambas, dan Bukit Barisan. Populasinya juga terus menurun karena perburuan, kerusakan lingkungan hutan, ditambah lagi proses reproduksinya yang terbilang lambat.
"Di Semenanjung Malaysia kabarnya juga masih ada. Dan terakhir kali terlihat di pedalaman hutan Kalimantan, dari enam videotrap yang kami pasang, hanya tiga video yang berhasil merekam. Tapi hasil videotrap itu tidak bisa dijadikan dasar untuk menghitung atau memperkirakan data populasi," ujarnya.
Badak bercula dua di dunia ini hanya ada di Afrika dan kawasan Asia Tenggara, tapi jenis mereka berbeda. Sementara badak bercula satu ada di India dan Jawa, juga dengan jenis yang berbeda. Badak bercula satu, dulu sebaranya mulai dari Solo, Jawa Tengah terus ke barat sampai hutan Ujung Kulon.
"Tapi sekarang hanya ada di Ujung Kulon, mereka diburu. Nasib badak Sumatera bercula dua juga mirip. Dulu populasi mereka besar di Sumatera, Kalimantan dan Semenanjung Malaysia, tapi sekarang sudah terancam punah karena aktivitas perburuan," ujarnya.
"Kini tim gabungan Pemda, RPU, dan WWF telah melakukan patroli secara rutin di areal penting itu. Kami menyerukan kepada semua pihak, di Indonesia maupun seluruh dunia untuk segera turut ambil bagian menyelamatkan badak Indonesia, khususnya badak sumatera di Kalimantan," ujarnya menegaskan.
Selamat memperingati hari Badak. Semoga kabar keberadaan badak Sumatera di Kalimantan tidak lantas membuat para pemburu cula badak ke Kalimantan.