Banjir Alkes Impor, Pabrik Alat Swab di Bekasi Menjerit
Perusahaan yang memproduksi alat kesehatan (alkes) di Kabupaten Bekasi kini mulai merasakan sulitnya mencari pasar. Karena produksi alat kesehatan seperti alat swab buatan dalam negeri tidak digunakan dan lebih memilih impor.
Perusahaan yang memproduksi alat kesehatan (alkes) di Kabupaten Bekasi kini mulai merasakan sulitnya mencari pasar. Karena produksi alat kesehatan seperti alat swab buatan dalam negeri tidak digunakan dan lebih memilih impor.
Akibat dari itu, perusahaan yang memproduksi alat kesehatan saat ini kondisinya terpuruk. Salah satunya PT Sri Tita Medika yang berlokasi di Desa Hegarmukti, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi.
-
Bagaimana cara mengambil sampel untuk tes DNA? Pada umumnya, tes DNA dilakukan dengan cara mengambil sampel darah maupun jaringan tubuh seperti rambut atau kulit.
-
Kenapa penting untuk melakukan tes DNA? Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes DNA agar bisa mengetahui struktur genetik dalam tubuh seseorang. Selain itu juga bisa mendeteksi kelainan genetik.
-
Apa saja manfaat dari tes DNA? Tes DNA sebenarnya tidak hanya bermanfaat sebagai itu saja. Tes DNA juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit tertentu.
-
Kapan tes DNA praimplantasi dilakukan? Tes DNA bisa dilakukan oleh pasangan suami istri yang sedang merencanakan kehamilan melalui program bayi tabung.
-
Kapan Ridwan Kamil dan Suswono melakukan tes kesehatan? Pasangan bakal calon gubernur dan bakal calon wakil gubernur Daerah Khusus Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono tes kesehatan di RSUD Tarakan Jakarta, Sabtu (31/8).
-
Bagaimana cara cek Hb di puskesmas? Dalam hal ini, Anda perlu memperhatikan prosedur yang berlaku di puskesmas. Berikut, cara cek Hb di puskesmas dan langkahnya, bisa Anda simak: 1. Datang ke Puskesmas terdekat dengan membawa data-data diri misal ; KTP dan KK atau Kartu Pasien (bila sudah terdaftar). 2. Ambil antrean di Loket, tunggu hingga dipanggil oleh petugas. 3. Setelah itu, petugas loket memberikan berkas status ke pasien dan dibawa oleh pasien ke ruang Poli Umum (dokter) atau poli lain sesuai arahan petugas. 4. Apabila dari dokter / petugas kesehatan yang lain memerlukan pemeriksaan Hemoglobin (Hb) (berdasarkan diagnosa dan persaratan), maka dokter memberikan lembar rujukan pemeriksaan Hemoglobin (Hb) ke pasien untuk dibawa ke Laboratorium. 5. Berdasarkan lembar rujukan dari dokter / petugas kesehatan tadi, maka petugas laboratorium memeriksa Hemoglobin (Hb) pasien, dengan cara ; menggunakan jarum steril, diambil sedikit darah di jari pasien, lalu darah tersebut dimasukan ke alat dan ditunggu hasilnya selama 15 menit. 6. Hasil pemeriksaan Hemoglobin (Hb) tadi dibawa kembali oleh pasien ke ruang dokter atau poli lain sesuai arahan petugas.
"Memang kondisi saat ini perusahaan sedang berusaha mendapatkan pasar untuk dipasok. Tapi kondisinya saat ini banyak produk yang malah dari luar negeri, sedangkan produk dalam negeri justru tidak dipakai. Padahal secara kualitas kami lebih baik dan harganya lebih terjangkau," kata General Manager PT Sri Tita Medika, Heru Purnomo, Kamis (18/11).
Heru juga menyayangkan banyak pihak yang lebih memilih menggunakan produk impor untuk kebutuhan tes PCR maupun antigen. Bahkan, alat impor itu digunakan oleh BUMN yang bergerak di bidang transportasi, seperti di stasiun dan bandara.
"Kami juga memohon kepada Bapak Presiden Joko Widodo untuk memperhatikan dan memberikan instruksi kepada yang di bawah untuk mengetahui peraturan terkait penggunaan produk dalam negeri yang tertuang dalam Kepres Nomor 12/2021 dan Nomor 15/2021. Ini perlu dilakukan agar penggunaan produk lokal bisa lebih diperhatikan lagi dan dijalani di lapangan," katanya.
Perusahaan yang berdiri sebelum Covid-19 mewabah di Indonesia ini sebenarnya mampu memproduksi alat swab hingga 25 juta unit per bulan. Namun kenyataanya, kata Heru, dari 5 juta alat kesehatan yang diproduksi hanya ratusan ribu hingga satu juta saja yang terdistribusi.
Dampak dari persoalan tersebut, pihak manajemen perusahaan terpaksa mengeluarkan kebijakan untuk merumahkan karyawannya. Heru berharap pemerintah menunjukkan keberpihakkannya kepada pengusaha lokal.
"Jika tidak adanya pasar yang adil dalam mendistribusikan produk kami, maka masalah itu akan berbuntut pada kesejahteraan karyawan. Mau tidak mau kami harus memangkas gaji dan merumahkan beberapa karyawan karena kondisi finansial perusahaan perlu diselamatkan," katanya.
Owi Indra, salah seorang pekerja di PT Sri Tita Medika meminta kepada manajemen perusahaan agar memperhatikan nasib karyawan yang telah dirumahkan tanpa dipanggil kembali. Aspirasi itu ia sampaikan saat menggelar aksi demo bersama teman-temannya di depan perusahaan pada Rabu (17/11) kemarin.
"Kami mohon kepada pihak manajemen perusahaan untuk memperhatikan nasib kami kedepannya dan juga teman-teman kami yang sudah dirumahkan. Memang sekarang katanya banyak produk yang dipakainya itu yang impor padahal kan di kami ada. Maka kami juga berharap Pak Presiden Jokowi mendengar supaya bisa mengutamakan produksi alat kesehatan dalam negeri ketimbang alat kesehatan impor," ungkapnya.
Baca juga:
Pimpinan KPK Sebut Pengadaan PCR Berpotensi Jadi Ladang Bisnis saat Pandemi
KPK Ditagih Tindak Lanjut Laporan Permainan Harga Tes PCR
Sempat Ditolak, Laporan ProDEM Polisikan Luhut & Erick Thohir Diterima Polda Metro
Luhut Siap Diaudit Soal Tudingan Terima Keuntungan dari Tes PCR
Luhut Tutup Pintu Mediasi dengan Haris Azhar: Buktikan saja di Pengadilan!
Soal Bisnis PCR, Erick Thohir Ngaku Siap Jika Dipanggil KPK
Erick Thohir: Jadi Pejabat Publik Harus Siap Menerima Fitnah