Banyak Jemaah Haji Kelelahan di Mina, Menag Yaqut: Petugas Bantu untuk Melontar Jumrah
Fase puncak haji di Arafah dan Muzdalifah telah selesai.
Fase puncak haji di Arafah dan Muzdalifah telah selesai. Kini aktivitas jemaah haji terpusat di kawasan Mina untuk mabit (menginap).
- Baru Pulang dari Mina, Jemaah Haji Diminta Tunda Tawaf Ifadah, Ini Alasannya
- Kemenag: Seluruh Jemaah Haji Indonesia di Muzdalifah Sudah Diberangkatkan ke Mina
- Puncak Haji, Kemenag Imbau Jemaah Patuhi Waktu Lontar Jumrah Demi Keamanan
- Menag Yaqut Pastikan Jemaah Haji Tak Kekurangan Makanan di Arafah, Muzdalifah dan Mina
Banyak Jemaah Haji Kelelahan di Mina, Menag Yaqut: Petugas Bantu untuk Melontar Jumrah
Selama di Mina, jemaah akan melontar Jumrah Aqabah pada 10 Zulhijjah, dilanjutkan jumrah Ula, Wustha, dan Aqabah pada hari-hari Tasyrik yakni 11, 12 dan 13 Dzulhijjah.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas bersyukur penyelenggaraan Wukuf di Arafah berjalan dengan baik dan lancar. Pun dengan fase mabit di Muzdalifah. Pemberangkatan seluruh jemaah ke Mina selesai pada 07.37 Waktu Arab Saudi (WAS), sebelum terik mentari.
“Sukses penyelenggaraan puncak haji di Arafah dan Muzdalifah patut kita syukuri. Alhamdulillah, mobilisasi jemaah berjalan lancar. Kejadian tahun lalu tidak terulang. Apresiasi patut disampaikan kepada seluruh petugas dan jemaah haji Indonesia,” kata Yaqut di Mekkah, dikutip Senin (17/6).
Memasuki fase Mina, Yaqut mengingatkan kondisinya jauh lebih berat dibanding di Arafah dan Muzdalifah. Mengingat jemaah akan tinggal lebih lama di tenda Mina. Selain itu, jika di Arafah dan Muzdalifah jemaah relatif hanya berdiam di tenda, di Mina ada aktivitas lontar jumrah.
"Mina harus dipersiapkan dengan jauh lebih baik. Saya imbau jemaah untuk tidak memaksakan diri melontar jumrah," kata Yaqut.
Yaqut meminta para Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi yang bertugas di Mina dan Jamarot harus siaga membantu jemaah haji. Termasuk siap membatalkan lontar jumrah jemaah haji yang masuk dalam kategori risiko tinggi (risti), lansia dan disabilitas, termasuk jemaah haji yang kelelahan.
"Secara Fikih, mereka yang tidak mampu bisa dibadalkan lontar jumrahnya. Dan secara khusus, saya minta para petugas harus siap jika diminta melakukannya,” kata Yaqut.
Menag Yaqut minta Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi untuk menerapkan skema perlindungan, pelayanan, dan pembinaan dengan menyesuaikan kondisi fisik jemaah, agar mereka tidak memaksakan. Gus Men, panggilan akrabnya, meminta PPIH untuk segera mengidentifikasi jemaah yang harus dibadalkan.
“Jemaah yang secara fisik tidak memungkinkan, saya minta lontar jumrahnya dibadalkan. Intinya kita tidak mau jemaah ini dipaksakan kondisi fisiknya," kata Yaqut.
Kepada jemaah haji, Yaqut meminta tak perlu khawatir terkait biaya badal lontar jumrah. Sebab layanan ini tidak dipungut biaya alias gratis.
"Tidak ada pungutan apa pun atas badal lontar jumrah oleh petugas," kata Yaqut.