Basarnas akan tambah waktu pencarian korban KM Sinar Bangun di Danau Toba
Basarnas akan tambah waktu pencarian korban KM Sinar Bangun di Danau Toba. Basarnas akan melibatkan TNI dan Polri dalam operasi pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara. Selain itu, sejumah alat khusus juga diturunkan.
Kepala Badan SAR Nasional Marsekal Madya Muhammad Syaugi telah menginstruksikan kepada jajarannya untuk melakukan operasi pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun selama tujuh hari. Namun, apabila selama tujuh hari itu belum mendapatkan hasil yang signifikan maka pihanya akan menambah waktu pencarian.
"Operasi selama 7 hari bila tidak ditemukan tambah 3 hari. Setelah 10 hari tidak ditemukan dan ada kemungkinan ditemukan, akan tambah lagi," kata Syaugi di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat, Rabu (20/6).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
Syaugi pun memastikan bahwa seluruh jajarannya akan bekerja keras menemukan para korban tenggelamnya KM Sinar Bangun, sebagaimana yang telah diinstruksikan oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
"Kita akan all out, seperti arahan presiden sehingga pencarian korban bisa ditemukan," ucap Syaugi.
Syaugi mengatakan, bahwa pihaknya juga melibatkan TNI dan Polri dalam operasi pencarian korban tenggelamnya Kapal Motor Sinar Bangun di perairan Danau Toba, Sumatera Utara. Selain itu, sejumah alat khusus juga diturunkan.
"Kedalaman di lokasi adalah 300-500 meter. Di samping menggunakan penyelam-penyelam, ada alat khusus yang digunakan. Yaitu remote under water vehichle, bisa lihat sampai 300 meter," tandas Syaugi.
Sebelumnya, KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba, pada Senin 18 Juni 2018 lalu. Kapal tenggelam saat berlayar dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir, menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.
Korban yang hilang dilaporkan berjumlah 186 orang. Sebanyak 94 orang sudah teridentifikasi, sedangkan 92 orang belum diketahui identitasnya. Sementara itu, korban tewas dilaporkan menjadi 3 orang. Korban selamat disebutkan berjumlah 18 orang.
Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) sejauh ini belum bisa memastikan penyebab tenggelamnya kapal. Tim investigasi sudah diturunkan untuk menganalisis kejadian tersebut.
Reporter: Hans Jimenez Salim
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Jokowi perintahkan Menhub evaluasi standar keselamatan angkutan penyeberangan
Jokowi minta pencarian korban KM Sinar Bangun dipercepat
Bamsoet minta polisi usut tuntas insiden tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba
Pemerintah diminta tegas tangani kasus tenggelamnya KM Sinar Bangun
Menhub tegaskan Kapal KM Sinar Bangun di Danau Toba pegang izin resmi
3 Korban tewas KM Sinar Bangun teridentifikasi perempuan
Ibunda ungkap pesan terakhir satu keluarga korban kapal tenggelam di Danau Toba