Bayi Dibuang ke Sungai di Jember, Diduga sudah Meninggal 3 Hari
Kasus pembuangan bayi ke sungai kembali terjadi di Jember. Kamis (14/05) pagi, warga di Dusun Gluduk, Desa Pakis, Kecamatan Panti, Jember dihebohkan dengan penemuan jenazah bayi di sebuah sungai yang mengaliri areal persawahan warga.
Kasus pembuangan bayi ke sungai kembali terjadi di Jember. Kamis (14/05) pagi, warga di Dusun Gluduk, Desa Pakis, Kecamatan Panti, Jember dihebohkan dengan penemuan jenazah bayi di sebuah sungai yang mengaliri areal persawahan warga.
"Sekitar pukul 05.00 WIB, ada warga yang ada keperluan di sungai, lalu menemukan jenazah bayi itu. Lalu warga melapor ke kepala dusun dan diteruskan kepada polisi," ujar Kapolsek Mayang AKP Gunawan Triono saat dikonfirmasi, Kamis (14/05).
-
Bagaimana kota bangsa Maya itu ditemukan? Juan Carlos Fernandez-Diaz, asisten profesor dari Teknik Sipil Univeristas Houston, Amerika Serikat, menemukan kota itu pada Maret lalu ketika dia sedang melakukan survei arkeologi dengan pesawat di atas wilayah itu.
-
Apa yang diresmikan oleh Mayjen Kunto di Baleendah, Bandung? Mayjen Kunto meresmikan acara bertajuk 'warung amal', sebuah bazar di mana masyarakat dapat memperoleh sembako seperlunya dengan pembayaran sesuai kemampuan mereka sendiri.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Di mana kota bangsa Maya itu berada? Penerbangan tiga jam di atas hutan Meksiko di Semenanjung Yucatan mengungkap sebuah peradaban menakjubkan di bawah lebatnya hutan: sebuah kota bangsa Maya yang hilang sejak sekitar 1.000 tahun lalu.
-
Kapan peradaban Maya menghuni kota Ichkabal? Jenis dan tata letak bangunannya menunjukkan bahwa kota ini dihuni sejak akhir periode Praklasik (400 SM hingga 200 M) dan dihuni hingga sekitar tahun 1500 M, meskipun sebagian besar arsitektur monumentalnya berasal dari tahun 350 SM dan 50 SM.
-
Bagaimana bentuk Jurig Jarian? Mulai dari perempuan berambut panjang, sosok bertubuh tinggi dan besar sampai yang menyerupai tuyul karena ukurannya yang kecil dan berkepala botak.
Polisi kemudian membawa bayi malang tersebut ke puskesmas terdekat. Bayi laki-laki itu diperkirakan sudah meninggal sejak 3 hingga 4 hari yang lalu di aliran sungai.
"Ternyata bayi itu diperkirakan sudah 3 sampai 4 hari di sungai. Perkiraan dokter dan bidan seperti itu. Jadi perutnya sudah tidak kembung, sudah kempes," lanjut Gunawan.
Dari pemeriksaan awal, diduga bayi meninggal karena menelan air. Diperkirakan ketika dibuang ke sungai, bayi masih dalam keadaan hidup. "Mungkin begitu. Saat dipotong ari-arinya tidak rata. Panjang bayi 48 cm, beratnya sekitar 1,1 kilogram," tutur Gunawan.
Belum diketahui, umur berapa hari ketika bayi itu dibuang ke sungai. Untuk kepentingan penyelidikan, polisi telah membawa jenazah bayi tersebut ke ruang jenazah RSD dr Soebandi, Jember. Polisi masih melakukan penyelidikan untuk mengejar pihak-pihak yang bertanggung jawab dalam pembuangan bayi ke sungai itu.
"Unit Reskrim, Intel dan Bhabinkamtibmas kita kerahkan, kita kerja sama juga dengan perangkat desa untuk mencari informasi yang dibutuhkan," papar Gunawan.
Polisi akan menyisir siapa saja perempuan yang terakhir diketahui hamil di wilayah sekitar pembuangan bayi.
"Kebetulan bidan desa di sini punya data seluruh dukun bayi yang ada di seluruh penjuru desa (di Kecamatan Panti)," pungkas Gunawan.
Dalam catatan merdeka.com, dalam kurun waktu 12 bulan tercatat ada setidaknya empat kali kasus pembuangan bayi, sebagian di antaranya hidup.
Pada 20 Desember 2019 misalnya, warga menemukan jenazah bayi di aliran Sungai Wringin Telu, Kecamatan Puger. Saat ditemukan, bayi sudah dikerubungi kepiting sungai.
Sebelumnya, pada 28 Agustus 2019, jenazah bayi juga ditemukan di aliran irigasi sawah yang ada di Desa Padomasan, Kecamatan Jombang.
Adapun pada 24 Agustus 2019, bayi dalam keadaan menangis, ditemukan di sebuah perkebunan yang ada di Desa Serut, Kecamatan Panti. Bayi tersebut diletakkan di sebuah kardus dan menangis keras, hingga mengundang kedatangan warga.
Berikutnya, pada 3 Februari 2020, juga terjadi pembuangan bayi yang dibungkus kardus dan diletakkan begitu saja di halaman rumah seorang warga di Dusun Krebet, Desa Gumukmas, Kecamatan Gumukmas. Setelah mendapat pertolongan medis, bayi ini kemudian berstatus 'bayi milik negara' yang diasuh di salah satu unit layanan Dinas Sosial Pemprov Jawa Timur, di Sidoarjo.
Sejauh ini, dari rentetan kasus pembuangan bayi belum ada satupun kasus yang pelakunya berhasil terungkap.
Baca juga:
Jasad Bayi Diduga Korban Banjir Tersangkut di Kali BKB Jakbar
Bayi Laki-Laki Dibuang di Aliran Sungai Deli Serdang, Polisi Buru Pelaku
Mayat Bayi dalam Tas Ditemukan Petugas Kebersihan Taman di Tangsel
Mayat Bayi Ditemukan Mengambang di Sungai Ciliwung
Bayi Baru Lahir Ditemukan Mengambang di Kali Irigasi Tangerang
Tas Berisi Mayat Bayi Laki-laki Ditemukan Tergeletak di Bekasi