Diduga Dibunuh, Pengusaha Tembaga di Boyolali Tewas dengan Bercak Darah di Rumahnya
Bayu awalnya tak bisa dihubungi, ternyata tewas di rumahnya
Bayu awalnya tak bisa dihubungi, ternyata tewas di rumahnya
Diduga Dibunuh, Pengusaha Tembaga di Boyolali Tewas dengan Bercak Darah di Rumahnya
Bayu Handono (36), pengusaha muda asal Desa Tumang Gunungsari, Kecamatan Cepogo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah ditemukan tewas di rumahnya.
Bayu, pengusaha tembaga ditemukan tak bernyawa oleh warga di dalam rumahnya, Kampung Kebonso, Kelurahan Pulisen, Boyolali, Jumat (3/5) malam.
Bayu diduga menjadi korban pembunuhan, usai ditemukan bercak darah di lantai rumahnya.
Kabar dugaan pembunuhan itu dibenarkan Kasi Humas Polres Boyolali, AKP Arif Mudi. Ada temuan mayat di dalam rumah Kampung Kebonso, Pulisen.
"Benar, hari Jumat tanggal 3 Mei 2024 lalu sekitar pukul 21.00 WIB kita mendapatkan laporan dan informasi adanya orang yang meninggal dunia. Dugaan sementara dia korban pembunuhan," ujar Arif.
Arif mengatakan, penemuan mayat tersebut bermula saat saksi yang merupakan teman korban mendatangi rumah.
Korban diketahui sudah beberapa hari tidak bisa dihubungi.
"Setelah sampai di depan rumah korban, saksi memanggil tetangga sekitar, karena kondisi rumah tertutup," kata Arif.
Saksi pun melihat dari balik kaca jendela rumah korban melihat ada bercak darah di lantai dan ada orang dalam posisi terbujur kaku. Selanjutnya, saksi melaporkan ke Polres Boyolali.
"Kami masih melakukan penyelidikan untuk mengungkap motif di balik kasus dugaan pembunuhan ini," ungkap Arif.
Arif menambahkan, polisi juga telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Petugas juga berhasil mengamankan beberapa barang bukti dari rumah korban.
"Sementara yang kita amankan ada alat berupa pemukul, surat kendaraan karena masih tersimpan di rumah pada saat oleh TKP diamankan," katanya.
Arif menjelaskan, ada barang milik korban yang hilang berupa sepeda motor di lokasi kejadian. Sedangkan barang lainnya sementara tidak ada yang hilang.
"Korban ini sehari-hari dikenal sebagai seorang pengusaha kerajinan tembaga di Tumang, Cepogo, Boyolali," jelasnya.
Sementara itu berdasarkan penelusuran merdeka.com, korban aktif di media sosial.
Korban tampak Kerap mengunggah momen aktivitas olahraga lari di media sosialnya.
Beberapa unggahan di akun Instagram @bayu.handono menunjukkan aktivitas perlombaan lari di berbagai daerah.
"Saya sering ketemu di event lari. Lumayan terkenal dia. Saya nggak kenal, cuma tahu saja," ungkap Vita, salah satu pehobi lari asal Solo.
Sebelum meninggal, Bayu diketahui mengunggah kegiatannya di beberapa Negara Eropa pada 27 April lalu.
Seperti Menara Eivel, Praha, Amsterdam Belanda dan lainnya.