Belasan pelajar sekolah milik Bupati Bekasi kedapatan hendak tawuran
Polisi menyita gir yang dibalut dengan ikat pinggang.
Belasan pelajar dari sekolah menengah pertama Nurul Hidayah di Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi, digelandang ke kantor polisi di wilayah setempat. Pasalnya, pelajar dari sekolah milik Bupati Bekasi, Neneng Hasanah Yasin itu diduga hendak melakukan tawuran dengan SMP Negeri 1 Pebayuran.
Kapolsek Pebayuran AKP Siswo mengatakan, sebanyak 17 pelajar dari dua sekolah yang dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan pada Senin sore (23/2). Selain itu, polisi juga menyita senjata yang diduga akan dipakai tawuran.
-
Siapa saja yang menjadi korban tawuran pelajar di Jakarta? Dahulu, korbannya tidak hanya sesama pelajar, namun juga para guru juga rentan menjadi sasaran.
-
Dimana biasanya tawuran pelajar terjadi di Jakarta? Biasanya tawuran antar pelajar terjadi di rute berangkat dan pulang sekolah. Mereka hapal betul angkutan umum apa saja yang digunakan dan menjadi target sasaran.
-
Kapan tawuran pelajar pertama di Jakarta terjadi? Tercatat tawuran itu terjadi pada 29 Juni 1968, di mana dalam catatan tersebut tawuran terjadi antara siswa SMA (Sekolah Menengah Atas) dengan siswa dari STN (Sekolah Tehnik Negeri) dan menimbulkan sebanyak 8 orang korban.
-
Apa penyebab utama tawuran pelajar di Jakarta? Tidak ada alasan yang jelas mengapa sering terjadi tawuran antar pelajar di Jakarta. Namun biasanya penyebab utama tawuran adalah adanya singgungan antar pelajar, seperti saling ejek, saling hina, dan mengaku paling menguasai wilayah yang dilalui pelajar dari sekolah lain.
-
Siapa yang menemukan pendatang yang menjadi pemulung di Jakarta? "Ada juga yang beberapa waktu lalu ketemu ya kita pemulung segala macam. Kita kembalikan,"
-
Apa prakiraan cuaca di Jakarta hari ini? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Jakarta dan Kepulauan Seribu cerah dan cerah berawan pada Sabtu (30/9).
"Kami menyita dua gir yang dibalut gesper, dan sembilan sepeda motor," kata Siswo, Selasa (23/2).
Siswo menjelaskan, polisi membawa para pelajar karena mendapati mereka berjalan berkelompok di Jalan Raya M. Yasin, Kampung Babakan Rante, Desa Karanghaur, Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi.
"Karena diduga hendak tawuran, petugas yang sedang patroli kemudian menangkapnya dan membawa ke kantor polisi," kata Siswo.
Meski begitu, kata dia, tak ada pelajar yang mayoritas kelas 2 SMP tersebut ditahan. Hanya saja, mereka diminta membuat surat pernyataan lalu memanggil orang tuannya untuk menjemput.
"Kami hanya memberikan pembinaan, dan pengarahan. Karena sudah waktunya pulang sekolah, tapi belum pulang. Bahkan diduga hendak melakukan tawuran antar pelajar," pungkas Siswo.
(mdk/rhm)