Beredar Percakapan Grup WhatsApp Taruna STIP Berisi Dugaan Rekayasa Kematian Putu Satria
Upaya rekayasa itu tertangkap dalam potongan percakapan aplikasi WhatsApp (WA) beredar di media sosial.
Upaya rekayasa itu tertangkap dalam potongan percakapan aplikasi WhatsApp (WA) beredar di media sosial.
Beredar Percakapan Grup WhatsApp Taruna STIP Berisi Dugaan Rekayasa Kematian Putu Satria
Beredar informasi mengenai upaya merekayasa kematian mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Putu Satria Ananta Rustika (19).
Upaya rekayasa itu tertangkap dalam potongan percakapan aplikasi WhatsApp (WA) beredar di media sosial.
- Buntut Marak Perundungan, Kemenkes Wajibkan Grup WhatsApp dan Telegram PPDS Terdaftar di Rumah Sakit
- Polisi Hati-Hati Usut Kasus Penganiayaan Senior Berujung Kematian Taruna di STIP Jakarta, Ini Alasannya
- Penjelasan Polisi Soal Surat Tilang Dikirim Lewat WhatsApp, Catat Lima Lima Nomor Mengirim Pesannya Berikut Ini
- Penyebar Konten Penistaan Agama di Kota Serang Digiring Warga ke Kantor Polisi, Mengaku Disuruh Teman
Respons Polisi
Polisi menyatakan masih focus mendalami tindak pidana kekerasan dilakukan empat tersangka terhadap korban, termasuk informasi upaya rekayasa kematian mahasiswa taruna tingkat pertama tersebut.
"Ya kami masih fokus pada konstruksi tindak pidana kekerasan ekesesifnya," kata Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Gidion Arif Setyawan saat dikonfirmasi, Jumat (10/5).
Polisi masih belum bisa menjelaskan lebih jauh mengenai informasi percakapan upaya rekayasa kematian korban.
Polisi saat ini masih mendalami kasus penganiayaan dilakukan senior korban berinisial TRS selaku tersangka utama, FA alias A, KAK alias K dan WJP alias W.
"Nanti itu menjadi bagian dari penyelidikan lebih lanjut. Nanti kami sampaikan tapi sekarang masih dalam dilakukan pendalaman," ujar Gidion.
Beredar di Media Sosial
Sebelumnya, beredar informasi upaya merekayasa kematian Putu. Dugaan merekayasa kematian ini muncul setelah mantan Senator Bali, Arya Wedakarna mengunggah tangkapan layar percakapan grup WhatsApp angkatan Putu di STIP Jakarta.
Isi Percakapan
Dalam percakapan tersebut, beredar informasi yang mengarahkan agar kematian Putu disebut akibat serangan jantung.
"Infonya taruna tersebut sakit serangan jantung sehabis olahraga pagi & bersih-bersih kampus, tim dokter bilang tidak ada tanda-tanda kekerasan. Namun masih menunggu hasil visum, infonya almarhum sudah diserahkan ke dishub karena taruna titipan daerah," tulis pesan tersebut.
"Dibikin kronologinya begini, biar semua orang dan media enggak tahu apa yang sebenarnya terjadi," tambah dia.
Keluarga Minta Polisi Usut Dugaan Rekayasa Kematian Korban
Sementara itu, pengacara keluarga korban, Tumbur Aritonang mengaku telah mengetahui informasi percobaan merekayasa kematian Putu. Namun Tumbur enggan berspekulasi terkait pihak mencoba melakukan rekayasa tersebut.
"Nah itu enggak bisa kita jawab (siapa yang buat skenario). Kita serahkan aja ke penyidik (Polres) Jakarta Utara," ujar Tumbur.
Tiga Tersangka Baru
Polisi sebelumnya menetapkan tiga tersangka baru kasus penganiayaan taruna tingkat satu STIP Jakarta berinisial P. Tiga tersangka baru itu berinisal AK, WJP dan FA.
Ketiga mahasiswa itu disimpulkan terlibat dalam kekerasan eksesif dilakukan tersangka utama TRS terhadap korban berdasarkan hasil penyelidikan polisi.
Total dalam kasus penganiayaan mahasiswa STIP Jakarta ini empat orang. Para tersangka dijerat pasal pasal 351 ayat 3 pasal 55 juncto 56 KUHP dengan ancaman maksimal 15 tahun dan langsung dilakukan penahanan.