BMKG Pastikan Info Buat Hujan Buatan dengan Baskom Air dan Garam Hoaks
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan bantahan atas pesan beredar di WhatsApp Grup mengenai cara memunculkan hujan buatan di tengah musim kemarau.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan bantahan atas pesan beredar di WhatsApp Grup mengenai cara memunculkan hujan buatan di tengah musim kemarau.
Kepala Stasiun Meteorologi BMKG, Citeko, Cisarua, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Asep Firman Ilahi menyebut bahwa pesan itu dibuat oleh orang tidak bertanggungjawab. Dia juga memastikan informasi itu hoaks.
-
Kapan musim hujan dimulai? Musim hujan telah tiba. Selain membawa kebahagiaan dan kesegaran, musim hujan juga membawa berbagai penyakit, salah satunya adalah flu.
-
Siapa Teuku Muhammad Hasan? Lalu, siapakah Teuku Muhammad Hasan ini? beliau adalah seorang pejuang kemerdekaan dan pegiat di bidang agama dan pendidikan. Ia juga banyak memberikan masukan untuk generasi muda Aceh saat itu dengan menghimpun dana belajar atau beasiswa untuk mereka.
-
Kenapa Bogor disebut Kota Hujan? Karena jumlah milimeter air yang tercurah berada di atas angka 2.000, maka bisa dipastikan jika intensitas air hujan bisa terus turun sepanjang tahun. Ini yang membuat Bogor masih diselingi kondisi hujan saat musim kemarau karena jumlah kandungan air di awan yang tinggi.
-
Bagaimana masyarakat Tuban menahan hujan? Mengutip jurnal Tradisi Menahan Hujan dalam Acara Hajatan di Desa Mulyoagung, Kecamatan Singgahan, Kabupaten Tuban yang dirilis oleh Titis Nirmala dan Sukarman, tradisi Menahan Hujan sebenarnya bukan menghentikan turunnya air hujan, tetapi memindahkan hujan atau awan yang dapat menyebabkan hujan ke daerah lain seperti daerah hutan atau daerah perkebunan.
-
Kapan Choirul Huda meninggal? Ia bertabrakan dengan rekan satu timnya pada Liga 1 2017 silam saat melawan Semen Padang.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
"Sebenarnya isi pesan broadcast WhatsApp di atas sudah sering diluruskan, tapi masih berlanjut saja, hoaks itu," ujarnya dikutip dari Antara, Minggu (15.9).
Menurutnya, dari sisi keilmuan, kegiatan memunculkan hujan buatan menggunakan air garam yang dijemur itu tidak mendasar. Dia menganggap, dari kegiatan tersebut juga tidak menghasilkan perubahan suatu zat atau biasa disebut proses fisis.
"Dari sisi keilmuan, kegiatan tersebut sangat tidak mendasar. Proses fisis-nya tidak ada," kata Asep.
"Setelah itu bergulir posisinya di selatan ekuator. Posisi matahari sekarang, menyebabkan di utara masih hangat, sehingga angin masih bergerak dari selatan, di mana angin selatan atau tenggara cenderung lebih kering, sulit terjadi hujan," paparnya.
Namun, khusus di daerah Bogor, karena faktor geografis pegunungan, maka masih memungkinkan hujan lokal. Tapi, ketika matahari sudah berada di selatan pada Oktober sampai Februari, hujan akan lebih intensif karena selatan lebih hangat dibandingkan dengan utara.
"Kita bersabar saja, ini ujian dari Allah. Yang penting kita tetap sabar dan tawakal. Ketika hujan kita berdoa agar jadi berkah bukan bencana. Mari kita berpikir lebih cerdas dengan media sosial," tuturnya.
Pesan seruan untuk menciptakan hujan buatan yang sempat beredar di beberapa WhatsApp Group seperti berikut:
"Darurat Kemarau Panjang !! Sediakan baskom air yang dicampur garam dan diletakkan di luar rumah, biarkan menguap, jam penguapan air yang baik adalah sekitar pukul 11.00 - jam 13.00, dengan makin banyak uap air di udara semakin mempercepat kondensasi menjadi butir air pada suhu yang makin dingin di udara.
Dengan cara sederhana ini diharapkan hujan makin cepat turun, semakin banyak warga yang melakukan ini di masing-masing rumah, ratusan ribu rumah maka akan menciptakan jutaan kubik uap air di udara.
Lakukan ini satu rumah cukup satu ember air garam, Sabtu pukul 10 pagi serempak..
Mari kita sama-sama berusaha untuk menghadapi kemarau kian parah ini..
Mohon diteruskan..kesemua group
Terima kasih."
Baca juga:
Samarinda Dikepung Asap, Lion Air Pindahkan 23 Rute Penerbangan ke Balikpapan
Bayi Empat Bulan di Banyuasin Meninggal Diduga Akibat Terpapar Kabut Asap
Darurat Kabut Asap!
Api Karhutla Berkobar Dekat Runway Bandara APT Pranoto Samarinda
Daftar Ratusan Penerbangan Lion Air yang Batal & Delay Gara-gara Kabut Asap
Akibat Kabut Asap, Udara Empat Daerah di Riau Berbahaya untuk Dihirup