Bu Yul di Mata Suami: Sabar, Ada atau Tidak Ada Uang Diam Saja
"(Anak pertama) Lulusan SMP nggak lanjut, karena kebentur biaya. Kedua, SMP biaya itu juga ada yang bantu ada yang ngasih saya terima. Ketiga SD dan bungsu usia 7 bulan, masih nyusu," katanya, Selasa, (21/04).
Khalid, suami dari almarhum Ibu Yuli warga terdampak virus corona, yang menahan lapar dengan minim air galon, masih tidak menyangka istri tercintanya meninggal dunia.
Pasangan Khalid dan Yuli yang tinggal di Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, telah dikaruniai 4 orang anak.
-
Siapa yang menganiaya ibu kandungnya di Pekanbaru? Pelaku insial H anak kandung korban, kejadian pengniayaan itu sudah lama, yakni pada Jumat 10 Mei 2024 sekira pukul 07.00 Wib. Tapi, videonya baru tersebar sekarang, makanya kami langsung gerak cepat ke rumah pelaku," kata Bery kepada merdeka.com.
-
Kapan Syekh Siti Jenar lahir? Mengutip Liputan6.com, beberapa sumber menyebut kalau Syekh Siti Jenar lahir di Persia pada tahun 1404 Masehi.
-
Bagaimana payudara ibu menyusui berubah? Produksi ASI dimulai bahkan sebelum pasokan ASI lengkap, biasanya dua hingga empat hari setelah melahirkan. Pada tahap ini, beberapa ibu mengalami masa pembengkakan ketika payudara terasa sangat penuh dan tidak nyaman. Namun, ini biasanya berlangsung singkat dan membaik dalam 48 hingga 72 jam.
-
Siapa istri Epy Kusnandar? Epy Kusnandar adalah seorang aktor senior yang telah berperan dalam berbagai film dan sinetron yang dikenal oleh masyarakat. Dia memiliki seorang istri yang cantik bernama Karina Ranau.
-
Kenapa ibu-ibu di Dusun Sigandul membuat kue jipang? Momen seperti itu sebenarnya sangat jarang terjadi. Rupanya si pembawa alat pemanas itu memang berkeliling dari desa ke desa untuk membuat makanan olahan berupa kue jipang dan pop corn.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
Khalid mengatakan, akibat keterbatasan biaya, anak yang paling sulung hanya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Karena pendapatan sehari-hari sebagai pengumpul barang rongsok tidak dapat dapat membiayai sekolah anaknya. Pendapatannya, hanya bisa memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
"(Anak pertama) Lulusan SMP nggak lanjut, karena kebentur biaya. Kedua, SMP biaya itu juga ada yang bantu ada yang ngasih saya terima. Ketiga SD dan bungsu usia 7 bulan, masih nyusu," katanya, Selasa, (21/04).
Setelah ditinggal almarhum istri yang akrab disapa Bu Yul itu, saat ini bayi kecilnya dititipkan sementara ke bibinya. "(Anak bungsu) umur 7 bulan, masih nyusu, (sekarang) Sama bibinya," ujar Khalid.
Selama membangun rumah tangga bersama sang istri, Khalid mengungkapkan, istrinya merupakan sosok yang pengertian dan paham dengan keadaan kemampuan sang suami, tidak pernah menuntut yang berlebihan.
"Istri mah ada ngasih diam, ada Nggak ada diam. Sabar istri mah," terangnya.
Kisah Bu Yul
Yuli, warga Kelurahan Lontarbaru, Kecamatan Serang, Banten sempat ramai diberitakan tidak makan dua hari dan hanya minum air galon karena imbas dari sulitnya perekonomian di tengah pandemi corona dikabarkan meninggal dunia, Senin (20/4).
Camat Serang, Tb. Yassin membenarkan kabar tersebut. Dia mengatakan, Yuli dinyatakan meninggal pada pukul 15.30 WIB. "Infonya saya dari Pak Lurah, melalui telepon. Saya setengah empat ke lokasi (rumah almarhum)," ujarnya.
Yasin mengaku belum tahu pasti penyebab meninggalnya salah satu warga Kota Serang tersebut. Namun dia mendapatkan informasi, Yuli meninggal saat akan dibawa menuju Puskesmas Singandaru.
Diduga Serangan Jantung
Sementara itu, Juru bicara gugus tugas Covid 19 Kota Serang W Hari Pamungkas mengatakan penyebab meninggalnya Yuli karena diduga serangan jantung, bukan kelaparan.
"Visum resmi besok akan disampaikan, saya pastikan bukan terkait sama Covid, bukan karena kelaparan, tapi karena serangan jantung. Yang bersangkutan dapat pertanyaan berat dari orang sekelilingnya. Visum resmi akan disampaikan Puskesmas besok, tapi saya tanya dokternya diduga jantung," katanya, Senin, (20/04).
Hari mengungkapkan, dari laporan yang diterima pihaknya dari pemerintah setempat, almarhum berasal dari keluarga yang mampu dan bisa untuk membeli kebutuhan sehari-hari.
"Kesehariannya dari laporan aparat wilayah setempat berasal dari keluarga mampu semuanya, artinya untuk beli rokok sama nasi tuh masih sanggup," ujarnya.
Hari mengatakan bahwa keluarga almarhum masuk dalam status Jaring Pengaman Sosial (JPS) Kota Serang dan Pemerintah Kota (Pemkot) Serang sudah memberikan bantuan sembako pada tanggal 18 April 2020, Sebagai bentuk pertanggungjawaban.
"Bantuan telah diberikan dan setelah dicek termasuk dalam pendataan JPS. Artinya dalam sisi tanggungjawab pemerintah Kami gerak cepat untuk menyelesaikan permasalahan itu," katanya.
Minum Air Galon Isi Ulang
Sebelumnya, Ibu Yuli kesulitan memenuhi kebutuhan keluarga. Bahkan selama dua hari, Yuli dan keempat anaknya tidak bisa makan. Untuk menahan rasa laparnya, ia bersama keluarganya hanya minum air galon isi ulang.
"Dua hari ini kami cuma minum air galon isi ulang. Anak-anak bilang lapar juga, paling minum air saja," katanya saat ditemui, Jumat (17/4).
Ia mengaku sempat mengadu kepada Rukun Tetangga (RT) setempat untuk meminta bantuan sembako. Namun pihak aparatur pemerintah tersebut menyatakan belum menerima ada bantuan.
"Saya sudah datang ke RT. Katanya enggak bisa dapat bantuan," ungkapnya.
Untuk menyambung hidup, sang suami kerap mencari barang bekas, yang bisa membawa uang ke rumah kisaran Rp25-Rp30 ribu.
"Lumayan saja, satu hari kadang dapat Rp25-30 ribu. Beli beras satu liter untuk kami berenam, itu pun diirit-irit," ujarnya.
Sebelum ada virus Corona, kehidupan Yuli terbantu oleh anak sulung yang telah bekerja. Saat ini, harapan itu musnah lantaran anaknya sudah tidak bekerja karena dirumahkan pihak perusahaan.
"Tadinya anak saya kerja. Sekarang dirumahkan karena tempat kerjanya tutup. Tambah, gaji terakhir tidak diberikan," tuturnya.
(mdk/rnd)