Budayawan miris tanjak warisan Sultan Palembang sudah punah
Hiasan kepala yang sering digunakan dalam acara seremonial seperti penyambutan tamu kenegaraan hasil modifikasi.
Seiring perkembangan zaman, banyak budaya khas asli suatu daerah mulai ditinggalkan masyarakatnya. Di Palembang contohnya, Tanjak yang sering dipakai oleh pejabat-pejabat ternyata bukan warisan asli dari Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang.
Menurut budayawan Palembang, Kiemas Anwar Beck, hiasan kepala yang sering digunakan dalam acara seremonial seperti penyambutan tamu kenegaraan atau pernikahan saat ini adalah hasil modifikasi yang berbahan songket. Sedangkan tanjak warisan Sultan Palembang terbuat dari batik Palembang.
"Yang dipakai selama ini itu bukan warisan Sultan. Itu hasil modifikasi. Tanjak warisan Sultan berbahan batik, bukan kain songket," ungkap Kiemas saat merdeka.com menyambangi kediamannya, Kamis (19/3).
Diterangkannya, tanjak yang ada saat ini muncul ketika Presiden Soeharto berkunjung ke Palembang tahun 1967 silam. Agar lebih khidmat, panitia menyiapkan sambutan secara adat Sumsel dan ditetapkanlah tanjak.
Untuk memudahkan, tanjak yang diberikan kepada presiden RI kedua itu terbuat dari kain songket. Sejak itulah, tanjak songket mulai membooming dan diproduksi secara massal oleh pengrajin. Sedangkan tanjak batik warisan Sultan mulai ditinggalkan hingga kini.
"Tidak ada lagi tanjak batik itu, saya pun hanya ada beberapa, itu pun peninggalan kakek. Bisa dikatakan, tanjak asli Palembang itu sudah punah," kata dia.
Dia berharap, pemerintah setempat mengembalikan budaya asli tersebut yang berdampak warisan leluhur tetap lestari. Jika tidak, generasi Sumsel tidak akan mengetahui sejarah budaya daerahnya.
"Bisa saja, anak-anak sekarang tidak paham tanjak itu terbuat dari apa, karena memang tak pernah diajarkan. Inilah kondisi kita sekarang," pungkasnya.
Lestarikan budaya Indonesia:
Hasil panen padi gunung memuaskan, Suku Dayak gelar pesta syukuran
Tradisi Papah Biu di Bali, perang pemuda dengan batang pisang
Tradisi Belis, budaya 'mencekik leher' warga NTT
Doakan bangsa, Keraton Surakarta kubur kerbau simbol kebodohan
Mengunjungi pengrajin topeng batik di Gunung Kidul yang mendunia
Kemeriahan tradisi Sekaten di Keraton Kasunanan Surakarta
Pulau kecil di Kepri ini jadi warisan budaya dunia
CIOFF Indonesia persembahkan ajang apresiasi untuk anak negeri
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Apa yang dilakukan dalam tradisi Rumpak-rumpakan di Palembang? Tradisi warisan turun-temurun masyarakat Palembang ini dilakukan cara yang unik, yaitu keliling ke rumah-rumah tetangga di sebuah kampung atau Sanjo sambil diiringi dengan alunan musik rebana dan nyanyian selawat.
-
Apa yang dimaksud dengan Songket Palembang? Songket Palembang adalah kain tradisional dari Sumatra Selatan yang dikenal dengan tenunannya yang rumit dan motifnya yang indah. Kain ini merupakan warisan budaya takbenda yang telah ada sejak zaman Sriwijaya, dan telah menjadi simbol kebanggaan masyarakat Palembang.
-
Mengapa Masjid Agung Palembang menjadi cagar budaya daerah? Saat ini, Masjid Agung sudah menjadi bagian dari cagar budaya daerah agar menjaga nilai-nilai filosofis yang pastinya tak ternilai harganya.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Kapan Ragit Jalo diburu masyarakat Palembang? Biasanya, ragit jalo diburu oleh masyarakat Palembang ketika Ramadan.