Canggihnya Fasilitas Daur Ulang Botol PET di Samarinda Kalimantan Timur
Mayoritas sampah di Kaltim adalah sisa makanan sebanyak 51,11%, diikuti oleh plastik 19,5%, dan sampah kertas/karton 12,37%.
Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) tahun 2022, jumlah timbunan sampah di Kalimantan Timur telah mencapai lebih dari 791 ribu ton. Sampah terbesar berasal dari rumah tangga yang menyumbang 55,97% dari total timbunan.
Melihat jenis sampahnya, mayoritas sampah di Kaltim adalah sisa makanan sebanyak 51,11%, diikuti oleh plastik 19,5%, dan sampah kertas/karton 12,37%. Peningkatan jumlah sampah ini tidak terlepas dari bertambahnya jumlah penduduk dan pesatnya pembangunan, salah satunya pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) di Kalimantan Timur.
- Membedah Fasilitas KRI Wahidin Sudirohusodo, Kapal Rumah Sakit Berlayar ke Pasifik
- Jadi Calon Bupati Terkaya di Indonesia, Aep Syaepuloh Janji Bangun RSUD Keempat di Karawang
- Mencicipi Juhu Singkah, Makanan Berkuah Kuning Khas Kalimantan Tengah yang Terbuat dari Rotan
- Taksi Terbang Berkapasitas 5 Orang untuk IKN Akan Diuji Coba di Samarinda
Fasilitas Daur Ulang (Aggregation Center) akhirnya diresmikan oleh Aqua yang bekerja sama strategis dengan Prevented Ocean Plastic Southeast Asia (PopSea), Kamis (26/9/2024).
Fasilitas ini berfungsi sebagai tempat pengumpulan dan pemilahan sampah plastik yang dirancang untuk meningkatkan efisiensi proses daur ulang. Diharapkan, Fasilitas Daur Ulang ini dapat mengumpulkan sekitar 9.600 metrik ton plastik PET (Polyethylene Terephthalate) setiap tahunnya.
Peresmian fasilitas modern pertama di Kalimantan ini dilakukan oleh Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah dari Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Republik Indonesia (Kemenko Marves RI), Rofi Alhanif, serta Fungsional Pembina Industri Ahli Muda dari Direktorat Industri Kimia Hilir dan Farmasi Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin RI), Murboyudo Joyosuyono, bersama dengan Direktur Pengembangan Berkelanjutan Danone Indonesia, Karyanto Wibowo.
Selain itu, President Director Prevented Ocean Plastic Southeast Asia, Ltd, Daniel Lawrence Angelo Law, turut hadir disaksikan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Timur, Anwar Sanusi, dan Kepala Pusat Pembangunan Pengendalian Ekoregion Kalimantan, Ishak Yassir.
"Kami menyambut baik inisiatif yang diambil oleh Aqua dan Prevented Ocean Plastic Southeast Asia dalam mendirikan Fasilitas Daur Ulang di Kalimantan. Inisiatif ini diharapkan dapat memperkuat ekosistem ekonomi sirkular di luar Pulau Jawa, khususnya di Kalimantan Timur," kata Asisten Deputi Pengelolaan Sampah dan Limbah, Rofi Alhanif, Kamis (26/9/2024).
Rofi juga menekankan pentingnya kolaborasi multisektor sebagai salah satu solusi untuk mengatasi masalah kebocoran sampah plastik ke laut.
"Kami menghargai langkah yang diambil oleh Aqua dan PopSea. Kami berharap inisiatif ini dapat diteruskan di daerah lain dan diadopsi oleh lebih banyak pihak," tambahnya.
Dengan kehadiran Fasilitas Daur Ulang Samarinda, sampah plastik dari berbagai sumber di wilayah Kalimantan termasuk wilayah pesisir dikumpulkan, dipilah dan diproses untuk selanjutnya dikirimkan ke fasilitas daur ulang yang lebih besar.
Tujuannya untuk mengurangi jumlah sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) dan mencegah sampah plastik mencemari lingkungan, khususnya laut.
Fasilitas Daur Ulang Samarinda merupakan pusat pengumpulan dan pemilahan sampah plastik kesembilan yang telah dibuka Prevented Ocean Plastic Southeast Asia di Indonesia, yang berperan penting untuk mendukung ekosistem ekonomi sirkular di Kalimantan Timur, termasuk di area Ibu Kota Nusantara.
Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, menyampaikan bahwa Aqua, sebagai salah satu mitra strategis pemerintah dalam menangani masalah sampah plastik, memiliki tujuan untuk mengumpulkan lebih banyak limbah kemasan plastik dibandingkan dengan yang dihasilkan selama proses produksi.
"Untuk mencapai tujuan tersebut, Aqua bekerja sama dengan berbagai mitra dalam melaksanakan inisiatif Bijak Berplastik yang berfokus pada tiga pilar utama: pengumpulan, edukasi, dan inovasi," ujarnya.
President Director Prevented Ocean Plastic Southeast Asia Daniel Lawrence Angelo Law menambahkan, sebagai bagian dari jaringan global Prevented Ocean Plastic (POP), pihaknya telah berhasil membuka sembilan Fasilitas Daur Ulang dan Collection Center di Indonesia.
Dia menilai, pencapaian tersebut merupakan sebuah pencapaian signifikan dalam upaya untuk mengatasi masalah sampah plastik. Peluncuran Fasilitas Daur Ulang Samarinda merupakan bagian dari komitmen berkelanjutan kami untuk mengatasi tantangan sampah plastik.
"Selain perannya dalam mengurangi jumlah sampah plastik yang berakhir di lautan, Fasilitas ini juga diharapkan sebagai sumber peluang kerja untuk membantu meningkatkan taraf hidup komunitas setempat dengan menyediakan lapangan pekerjaan yang layak. Kolaborasi ini merupakan contoh nyata dari kolaborasi yang produktif dan berdampak," terang Daniel.
Sejak awal tahun 2022, Prevented Ocean Plastic Southeast Asia telah mencegah lebih dari 1 milyar botol plastik memasuki lautan. Hal tersebut merupakan langkah besar dalam melindungi ekosistem laut dan mengurangi pencemaran lingkungan.
Site Manager Fasilitas Daur Ulang Samarinda Sahid Arifin mengungkapkan pentingnya keberadaan pusat pengumpulan dan pemilahan sampah plastik di Kalimantan Timur.
"Kehadiran Fasilitas Daur Ulang Samarinda bukan hanya membantu masyarakat sekitar dalam mengelola sampah plastik, tetapi juga membantu membangun masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan untuk Kalimantan Timur," kata dia.
"Kami bersyukur dengan adanya kolaborasi antara AQUA dan Prevented Ocean Plastic Southeast Asia, dan berkomitmen untuk mengubah tantangan sampah menjadi peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal," jelas Sahid.