Cerita 2 Nelayan Kakak Adik Selamat Dari Tsunami Banten karena Jeriken Plastik
Gelombang tsunami Selat Sunda tidak hanya menghancurkan fasilitas perhotelan di kawasan wisata Kabupaten Serang dan Pandeglang, tapi juga merusak pemukiman dan perahu-perahu nelayan. Warga nelayan berharap pemerintah membantu memperbaiki rumah agar nelayan bisa hidup layak serta perbaikan perahu untuk mencari nafkah.
Gelombang tsunami Selat Sunda tidak hanya menghancurkan fasilitas perhotelan di kawasan wisata Kabupaten Serang dan Pandeglang, tapi juga merusak pemukiman dan perahu-perahu nelayan. Warga nelayan berharap pemerintah membantu memperbaiki rumah agar nelayan bisa hidup layak serta perbaikan perahu untuk mencari nafkah.
Harapan ini diutarakan Jumadi dan Yasin, dua orang nelayan warga Kampung Sawah, Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang. Dua saudara kandung yang masih membujang ini menceritakan peristiwa memilukan yang terjadi pada Sabtu (22/12) malam itu.
-
Kapan tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Kapan tsunami terjadi? Tsunami merupakan gelombang air laut besar yang dipicu oleh pusaran air di bawah laut akibat pergeseran lempeng bumi, erupsi gunung berapi bawah laut, hingga jatuhnya meteor ke laut.
-
Di mana tsunami Storegga terjadi? Tsunami kolosal yang melanda Eropa utara lebih dari 8.000 tahun yang lalu mungkin telah membinasakan penduduk Zaman Batu di Inggris utara.
-
Bagaimana cara BPBD Bantul mengatasi kekurangan EWS Tsunami? “Ke depan akan kita anggarkan lebih banyak lagi. Pengadaan EWS tsunami juga akan kita ajukan ke APBD maupun pusat. Kapan terealisasi tidak tahu yang penting kami mengusulkan dulu,” kata Agus.
-
Apa penyebab tsunami Storegga? Dipicu oleh tanah longsor besar di bawah air di lepas pantai Norwegia, peristiwa ini menyebabkan gelombang raksasa setinggi lebih dari 20 meter (65 kaki) menghantam Kepulauan Shetland, yang terletak di utara daratan Skotlandia.
-
Apa yang membuat Bantul kekurangan EWS Tsunami? “Karena EWS itu diadakan sudah setahun lalu. Seiring perkembangan zaman ada pertumbuhan komunitas penduduk di pinggir pantai sehingga setelah kita analisis kebutuhan EWS masih kurang,” kata Agus dikutip dari ANTARA pada Kamis (2/11).
Ketika bencana tsunami terjadi, Yasin (50) dan Jumadi (52) masih berada di lautan dalam perjalanan pulang usai menjala ikan. Tidak seperti biasa, Yasin dan Jumadi mengaku perahunya dipenuhi ikan. Harapannya, ikan hasil tangkapannya itu bisa menghasilkan uang banyak.
"Saya tidak tahu kalau itu adalah tsunami. Saya hanya berpikir itu adalah gelombang pasang yang terjadi setiap tahun," kata Yasin (50) ditemui di posko pengungsian Labuan.
Yasin baru menyadari setelah perahunya terbalik dan bersama kakaknya ikut terseret gelombang tsunami yang kedua. Ikan hasil tangkapan dalam perahu juga lenyap ditelan gelombang tsunami. Beruntung, dua bersaudara ini berhasil selamat setelah mendapatkan jeriken plastik bekas bahan bakar.
"Waktu gelombang tsunami reda, air laut di daratan masih setinggi leher orang dewasa. Saya melihat seluruh bangunan hancur," kata Yasin.
Dalam keadaan siku tangan kanan terluka akibat benturan Yasin dan Jumadi berusaha pulang ke rumahnya, namun didapati rumahnya ikut rusak. Bersama warga lainnya kedua korban ini akhirnya mengikuti warga lainnya mengungsi ke lokasi penampungan.
"Kami berdua sudah tidak bisa melaut lagi, perahu sudah hancur dan mesin kapalpun ikut hilang," kata dia.
Saat ini keduanya hanya bisa pasrah. Mereka berharap agar pemerintah memberi perhatian penuh kepada nelayan sepertinya untuk memperbaiki rumah dan membelikan perahu dan mesin yang terkena tsunami agar dapat kembali melaut.
"Kami berdua sudah tidak punya apa-apa lagi. Yang tersisa hanya selembar uang Rp 50 ribu. Jadi kami butuh perhatian pemerintah agar bisa melaut lagi," harapnya.
Sebagaimana diketahui, tanggal 22 Desember 2018, wilayah pesisir barat Provinsi Banten diterjang tsunami Selat Sunda. Bencana tersebut menerjang wilayah Kecamatan Anyer dan Cinangka di Kabupaten Serang serta Kecamatan Carita, Labuan, Panimbang, Sukaresmi, Cigeulis, Cibaliung, dan Sumur di Kabupaten Pandeglang.
Baca juga:
Menteri Jonan: Tsunami Selat Sunda Menjadi Pertama di Dunia Tanpa Diawali Gempa
Desa Terdampak Tsunami Banten Diberi Rp 50 Juta Perbaiki Kantor Pemerintahan
Polisi Didesak Tuntaskan Kasus Dugaan Pungli di RSUD Serang ke Korban Tsunami Banten
Tsunami di Pulau Sebesi, Balita Hilang Setelah Lepas dari Pegangan Orangtua
Menpar Tegaskan Hotel Harus Berada 100 Meter dari Bibir Pantai
Gunung Anak Krakatau Kembali Gemuruh, Warga Diminta Tenang dan Waspada