Cerita BNN AS buru kartel narkoba dari Pakistan sampai ke Jepara
Pengungkapan kasus ini berdasarkan informasi dari Drug Enforcement Agency (DEA/BNN Amerika Serikat).
Petugas Kantor Wilayah Bea Cukai Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta menyita narkoba jenis sabu seberat 100 kilogram di sebuah gudang milik CV JRI di Dukuh Sorogen RT04/03 Pekalongan Jepara. Pengungkapan kasus ini berdasarkan informasi dari Drug Enforcement Agency (DEA/BNN Amerika Serikat).
Awalnya, pihak DEA menyampaikan informasi kepada Bea Cukai dan Badan Narkotika Nasional (BNN) terkait dugaan pengiriman berupa bahan berbahaya seperti narkotika, psikotropika dan perkusor. Delapan orang diamankan dalam penggerebekan tersebut.
"Selanjutnya petugas gabungan menindaklanjuti informasi itu," kata Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Direktorat Jenderal Bea Cukai Haryo Limanseto, kemarin.
Berdasarkan informasi, petugas BNN berkoordinasi dengan Subdirektorat Narkotika P2KP Ditjen Bea Cukai guna memeriksa pengiriman barang berupa mesin dari Tiongkok menuju Pelabuhan Tanjung Emas Jawa Tengah.
Petugas gabungan menemukan barang kiriman itu diduga berisi narkotika jenis sabu hampir mencapai 100 kilogram. Haryo menuturkan hasil analisa dan pengembangan informasi dicurigai kiriman itu 'suspect party' barang impor dengan indikasi bahan terlarang.
Selanjutnya, petugas mengeluarkan barang dari gudang MSA Cargo selanjutnya dibongkar di salah satu gudang mebel atau furnitur di kawasan Jepara Jawa Tengah. Tim Bea Cukai menindak barang kiriman berupa genset sabu di gudang CV JRI kawasan Dukuh Sorogenen RT04/03 Desa Pekalongan Kecamatan Batealit Jepara pada Rabu (27/1).
Data menunjukkan pengungkapan kasus peredaran narkoba aparat Bea Cukai tersebut merupakan terbesar selama 2016. Saat digeledah gudang tersebut di dalamnya terdapat mesin pompa air atau genset yang berisi sabu-sabu.
"Penggerebekan itu berhasil berkat kejelian dan ketelitian petugas Dirjen Bea dan Cukai Kantor Wilayah Jateng dan DIY. Pasalnya, indikasi kuat terdapat narkoba di dalam sebanyak 294 genset dari laporan BNN. Sehingga keberhasilan pengungkapan ini merupakan berhasilnya kerjasama BNN dan Dirjen Bea Cukai," tegas Dirjen Bea Cukai Heru Pambudi saat gelar perkara di tempat penggerebekan sabu di gudang mebel CV. Jepara Raya Internasional Jepara, Jawa Tengah, Kamis (28/1).
Genset atau pompa air itu dikirim oleh Shen Zhen Yang Feng Industrial Co.Ltd beralamat di Rm 1603, Block C, South Bidluofang Road China ke Jepara melalui Pelabuhan Tanjung Emas. Dengan importir CV. BT yang merupakan importir produsen (IP) beralamat di Semarang Indah Blok D1 Nomor 29, Kota Semarang, Jawa Tengah.
"Kemudian izinnya diurus oleh perusahaan PT. Puri Tangguh Sejahtera beralamat di Jalan Puri Anjasmoro Blok B Nomor 15, Tawangmas, Kota Semarang. Oleh BNN pada akhir Desember diinformasikan bahwa terjadi pengiriman narkoba di dalam barang impor. Dilakukanlah pengecekan dengan X-Ray terhadap mesin tersebut," ungkapnya.
Karena tidak terdeteksi, akhirnya Dirjen Bea dan Cukai bersama BNN memutuskan untuk membongkar salah satu mesin dari ratusan mesin tersebut. Ternyata, diketahui di dalam mesin genset terdapat sabu-sabu kualitas terbaik itu dengan dibungkus kertas karbon agar tidak tembus oleh deteksi X-Ray.
"Modus sabu kualitas terbaik dibungkus dengan kertas karbon adalah modus baru. Karena kejelian petugas kami di Pelabuhan Tanjung Emas Kota Semarang, maka secara sengaja kami meloloskan impor mesin genset pada Rabu (26/1) pukul 11.00 WIB sampai 14.00 WIB. Tim Bea Cukai dan BNN memutuskan memantau dari gudang MSA Kargo ke gudang mebel di daerah Jepara," ucapnya.
Saat itulah, begitu masuk ke gudang mebel milik CV. Jepara Raya Internasional di Desa Pekalongan RT 04/III, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah. Dalam penggerebekan petugas BNN dan Bea Cukai awalnya berhasil mengamankan dua tersangka. Kemudian berkembang menjadi delapan tersangka. Empat di antaranya warga Pakistan dan empat lainya warga Indonesia.
Selain itu juga petugas BNN serta Bea dan Cukai berhasil mengamankan barang bukti berupa timbangan besar digital, 2 Unit mobil boks, 294 unit mesin pompa atau genset, uang valas dan uang tunai senilai Rp 700 juta, hanphone para tersangka serta amphetamine atau sabu sebanyak 100 kilogram sabu-sabu dengan kualitas terbaik.
"Sabu kualitas terbaik seberat 100 kilogram ini merupakan sabu dari sebanyak 50 unit mesin genset yang berhasil kita bongkar dari total unit mesin genset sebanyak 294. Kemungkinan barang bukti akan terus bertambah karena belum kita bongkar semua mesin gensetnya," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Badan Nasional Narkotika (BNN), Budi Waseso mengatakan, sabu sebanyak 100 kilogram yang terbongkar hasil gerebek petugas BNN di gudang mebel CV Jepara Raya Internasional di Desa Pekalongan RT 04/III, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, sindikat narkoba jaringan Pakistan. Petugas menggerebek gudang tersebut pada dini hari mendapatkan informasi dari Drug Enforcement Agency (DEA/BNN Amerika Serikat).
Menurut Budi Waseso, dugaan jaringan internasional asal Pakistan itu terbukti dari sebanyak delapan tersangka yang berhasil dibekuk empat di antaranya merupakan warga negara Pakistan. Keempat warga negara Pakistan itu adalah; Faiq, Amran Mailik, Riaz dan Toriq.
"Jaringan dari pemilik dan otak pelaku penyelundupan sabu-sabu yang ada di gudang ini adalah jaringan Pakistan. Mereka menggunakan kaki tangan jaringan di Indonesia untuk mengedarkan narkoba," kata Budi Waseso saat jumpa pers di Gudang Mebel CV Jepara Raya Internasional di Desa Pekalongan RT 04/III, Kecamatan Batealit, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Kamis (28/1).
Rencananya, menurut Budi Waseso, ratusan kilogram narkoba yang diselundupkan dengan menggunakan pompa air atau genset itu akan diedarkan di empat wilayah di Indonesia. Dalam mengedarkan mereka menggunakan para bandar-bandar di Indonesia untuk menjual barang haram tersebut.
"Di sini mereka menggunakan jaringan operasional di empat kota di antaranya di Jakarta, Kota Semarang Jawa Tengah dan sekitarnya. Juga akan diedarkan di Jawa Timur," ungkapnya.
Oleh karena itu, kata mantan Kabareskrim ini, empat tersangka lainya yang merupakan pengedar jaringan Indonesia adalah; Yulian, Tommy, Kristadi dan Didit ikut diamankan dalam penggerebekan tersebut.
Budi Waseso menambahkan, jaringan internasional ini dibiayai oleh Kamran Malik warga Pakistan. Kamran, juga terlibat kejahatan narkoba dengan tersangka BOB warga negara Nigeria yang berhasil diringkus BNN di Jakarta. Sementara sebagai pengendali jaringan Internasional ini adalah NSZ yang berada di Karachi, Pakistan.
"Menurut rencana, sindikat tersebut akan merencanakan mengedarkan seluruh Indonesia dengan menyembunyikan di dalam meubelir," pungkasnya.
Baca juga:
Kurir narkoba simpan sabu dalam power bank diringkus
Edarkan sabu, tiga bersaudara ini diamankan Polres Buleleng
Pasutri tersangkut narkoba, diduga jaringan di Lapas Kerobokan
Disimpan di mesin genset, kualitas 100 Kg sabu temuan BNN nomor satu
Sabu 100 Kg yang digerebek BNN di Jepara dikendalikan dari Pakistan
Budi Waseso bakal tinjau lokasi penggerebekan 100 kg sabu di Jepara
Bea Cukai dan BNN sita 100 kg sabu dari WN Pakistan di Jepara
-
Kapan wabah kelaparan terjadi di Semarang? Pada tahun 1901, muncul wabah kelaparan di Semarang dan Demak.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Di mana penangkapan kelima tersangka kasus narkoba terjadi? Dia mengatakan rute patroli di Sunggal, yakni Jalan KM 19,5 Kampung Lalang , Jalan PDAM Tirtanadi, Jalan Sunggal dan Jalan Lembah Berkah, Lingkungan 11, Medan.
-
Siapa Serka Sudiyono? Serka Sudiyono adalah anggota TNI yang bekerja sebagai Babinsa di Desa Kemadu, Kecamatan Sulang, Rembang.
-
Siapa Pak Warnoto? Saat ditemui, Pak Warnoto baru pulang dari ladangnya.
-
Bagaimana kondisi Wali Kota Semarang saat kantornya digeledah KPK? Dalam penggeledahan itu, perempuan yang akrab disapa Mbak Ita tidak terlihat. Ia pun dinyatakan menghilang atau tak ada kabar selama berhari-hari.