Cerita dramatis terdakwa hukuman mati siap dieksekusi namun batal
Suasana tegang terasa di ruang penantian, semua terpidana hanya bisa pasrah menjalani akhir hidup mereka.
Siti Rohani, istri terpidana mati Zulfikar Ali, masih belum bisa melupakan peristiwa pada Jumat (29/7) dini hari. Hatinya was-was dan gelisah menjelang detik-detik eksekusi mati jilid tiga yang akan dilakukan tim algojo di lapangan tembak Limus Buntu Pulau Nusakambangan, Cilacap.
Berdoa berharap datangnya keajaiban tak henti-hentinya dipanjatkan Siti di sela isak tangis yang tumpah. Angin kencang dan hujan deras yang turun, tak lagi membuatnya cemas, karena hanya berharap sang suami diselamatkan melalui keajaiban.
"Sekitar pukul 00.30 lewat, jaksanya bapak itu datang duluan pakai baju sudah basah-basah," kata Siti saat dihubungi, Sabtu (30/7).
Saat itu, Siti mengaku berusaha bertanya kondisi di lapangan tembak Limus Buntu. Namun, ia tak mendapat jawaban dari sang jaksa.
"Saya tanya, 'bagaimana pak?' malah enggak ada kabar, enggak komentar, diam. Saya kepikiran, ya Allah jangan-jangan suami saya yang duluan. Makanya, kita juga deg-degan semua, menangis sambil berdoa," jelasnya menggambarkan tempat penantian di dekat Dermaga Sodong Pulau Nusakambangan.
Setelah lewat waktu eksekusi, sekitar pukul 01.00 WIB, semua berita televisi yang bisa ditonton melalui bangunan pos penjagaan Dermaga Sodong menyiarkan, semua terpidana mati sudah dieksekusi.
"Perasaan menjadi semakin was-was. Tetapi, tak lama kemudian ada sms dari Kalapas (Batu), 'Alhamdulillah bu, Pak Zul selamat enggak jadi dibawa. Baru saya agak tenang juga saat itu," tuturnya.
Siti mengaku mendapat cerita dari dokter lapas yang mendampingi suaminya selama ini. Siti mengemukakan, cerita dokter tersebut berasal dari sang suami yang hingga kini masih dalam masa perawatan.
"Menurut cerita dokter dari suami saya, saat itu semuanya sudah rapi. Yang 14 (terpidana mati) itu sudah pakai seragam baju putih-putih. Mereka sudah mandi, sudah wudhu, sudah bersih semua," jelasnya.
Suasana tegang terasa di ruang penantian tersebut. Semua terpidana hanya bisa pasrah menjalani akhir hidup mereka yang akan dihadapinya di depan regu tembak yang mengarahkan moncong senjata di lapangan kematiannya.
"Sudah itu (bersih-bersih), mereka dipanggil satu-satu dan berangkat. Kata suami saya, sudah empat orang itu (empat terpidana yang dieksekusi). Suami saya hanya bisa pasrah, Ya Allah ini giliran saya mungkin, cerita dokter kepada saya," jelasnya.
Menurut Siti, semua terpidana mati yang tersisa sudah diam dan tutup mata, karena sudah pasrah. Namun, akhirnya hanya sampai empat orang saja yang dieksekusi. Siti mengungkapkan, waktu itu, semua tidak ada yang tahu siapa yang akan di eksekusi.
"Bahkan, dari lapas dan semua yang berkoordinasi dengan kita mengaku tidak tahu. Mereka katanya hanya disuruh melakukan persiapan-persiapan. Suami saya bilang ke dokter, kalau dia sudah pasrah dan bilang 'Ya Allah, sudahlah'. Mungkin berpikir enggak ada jalan lain. Tapi ini (penundaan eksekusi) benar-benar mukjizat," ujar Siti.
Diakui Siti, meski eksekusi mati terhadap suaminya ditunda, pihaknya akan terus memperjuangkan agar Zulfikar mendapat keadilan yang layak. "Mudah-mudahan hukum di negara ini, kalau ada niat baik ke depannya, bisa diperbaiki semuanya," harapnya.
Baca juga:
Setelah eksekusi jilid tiga, keluarga belum bisa menjenguk Zulfikar
Kerabat cemas dukun Wayan dieksekusi mati karena racuni 1 keluarga
Rumitnya pelaksanaan eksekusi mati tahap tiga
Membandingkan eksekusi mati bandar narkoba di Indonesia dan Filipina
Surat terakhir para terpidana mati
-
Kapan Choirul Huda meninggal? Ia bertabrakan dengan rekan satu timnya pada Liga 1 2017 silam saat melawan Semen Padang.
-
Kapan Habib Cikini wafat? Habib Cikini diketahui wafat pada 1879 silam.
-
Kapan Gayanti Hutami lulus SMA? Momen kelulusan SMA Gayanti bareng ibunya di tahun 2018 tuh epic banget deh.
-
Kapan Benteng Pendem di Cilacap dibangun? Benteng pendem ini merupakan benteng peninggalan Belanda yang sudah ada sejak tahun 1861. Ini merupakan salah satu tempat bersejarah yang bisa mengedukasi tentang sejarah terutama ketika penjajahan Belanda.
-
Siapa Cecep? Cecep Abdullah berasal dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemuda 26 tahun ini sempat viral di media sosial lantaran berkeliling kampung untuk membersihkan masjid.
-
Kapan Tol Cisumdawu diresmikan? Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu), Jawa Barat, pada Selasa (11/7).