Cerita Kepala Daerah Dicibir Teman Hingga Kerabat Gara-Gara Tak Bisa Loloskan PPDB
Permintaan itu ia tolak mentah-mentah meski datang dari teman hingga kerabat.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Barat, Bey Machmudin sempat mendapatkan cibiran dari beberapa orang terdekat. Penyebabnya, gara-gara menolak titipan siswa saat proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
Bey bersikap demikian karena ingin menghapuskan praktik curang saat PPDB. Apalagi di awal sistem ini pihaknya sudah membuat pakta integritas yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) dan instansi terkait PPDB yang berisi komitmen menjaga proses tanpa kecurangan. Selain itu, ada ancaman hukum bagi pihak yang terlibat kecurangan saat PPDB.
Namun dalam prosesnya tak semudah itu, Bey mengaku tetap diminta untuk bisa meloloskan calon siswa ke sejumlah SMA Negeri. Permintaan itu ia tolak mentah-mentah meski datang dari teman hingga kerabat.
"Saya tolak (permintaan). Tidak ada (ancaman) cuma bilangnya, percuma punya teman, punya saudara jadi Pj Gubernur," ujar Bey, Rabu (17/7).
"PPDB tahun ini kami memang serius menegakkan aturan, sesuai aturan semuanya," jelas dia.
Hasilnya, selama PPDB di Jabar, terdapat 223 calon peserta didik baru (CPDB) yang dianulir pada tahap pertama, kemudian pada tahap kedua jumlahnya menurun menjadi 54 CPDB yang dianulir.
Keputusan menganulir setelah ditemukan indikasi beberapa hal yang menyalahi prosedur. Di antaranya, memanipulasi nilai hingga penitipan siswa.
Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kata Bey, menerima aduan terkait PPDB dan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
"Kepada orang tua, kami mohon mengertilah yang sudah tidak diterima, ya sudah jangan memaksa juga. Kasihan anaknya juga tiba-tiba muncul," ucap dia.