Cerita Relawan Tiga Hari Menangkap Buaya 2 Meter di Rawa Dekat Permukiman Warga
Berbekal peralatan penangkapan dan evakuasi buaya, tim mengatur strategi dan menyisir lokasi rawa. Mereka menyisir rawa selama tiga hari. Sejak Selasa hingga Kamis (5/5).
Relawan gabungan di Samarinda, Kalimantan Timur, berhasil menangkap buaya betina dengan panjang 2 meter di area rawa dekat ruas tol Samarinda-Balikpapan, Kamis (5/5) malam. Relawan berjibaku di dalam lumpur.
Rafi (21), salah seorang relawan Samarinda Animal Rescue bercerita, keberadaan buaya itu diperoleh relawan sejak Selasa (3/5). Rafi memperoleh foto dan video.
-
Bagaimana cara buaya tersebut ditangkap? Saat menemukan hewan buas itu, Dimas meminta bantuan rekan-rekannya untuk menangkap. Meski sempat memberontak, namun akhirnya buaya tersebut berhasil diamankan.
-
Di mana buaya biasanya tinggal? Buaya menyebar luas di berbagai habitat, termasuk sungai, danau air tawar, muara air asin, laguna, dan rawa bakau.
-
Dimana buaya tersebut ditemukan? Saat menyusuri pinggir sungai yang mengering akibat musim kemarau, mereka justru melihat sorot mata yang mencurigakan mengambang di permukaan air Dimas Gilang Saputra, salah seorang pemuda itu, menuturkan bahwa hewan itu adalah buaya.
-
Mengapa buaya di Cirebon dievakuasi? Proses evakuasi buaya itu berlangsung menegangkan lantaran hewan buas itu sempat mengamuk saat hendak diamankan.
-
Kenapa buaya muara itu dievakuasi? Setelah Aji Rachmat meninggal dunia, sehari-hari buaya muara itu dipelihara dan diurus oleh ayahnya. Namun, kini memutuskan buaya untuk dievakuasi.
-
Dimana mumi buaya ini ditemukan? “Penelitian sebelumnya lebih menyukai teknik invasif seperti membuka bungkusan dan otopsi, radiografi 3D memberikan kemampuan untuk melihat ke dalam tanpa merusak artefak penting dan menakjubkan ini,” jelas ahli arkeozoologi Universitas Manchester, Lidija McKnight.
"Kami terima informasi waktu hari lebaran kedua jam 11 siang," kata Rafi, mengawali perbincangan bersama merdeka.com, Jumat (6/5).
Berbekal peralatan penangkapan dan evakuasi buaya, tim mengatur strategi dan menyisir lokasi rawa. Mereka menyisir rawa selama tiga hari. Sejak Selasa hingga Kamis (5/5).
"Sambil bawa jaring, kita coba beri umpan bebek belum disambar (buaya). Kita gunakan lagi cara baru, bersihkan semak dan daun enceng gondok di rawa itu lalu gunakan setrum, tidak ada respons dari buaya itu," ujar Rafi.
Cara lainnya memancing respons buaya adalah dengan menerjunkan perahu untuk menyisir. Namun tidak juga mendapat respons.
"Juga digunakan alat berat untuk menjebol bagian rawa sebagai jalan membuang air dalam kolam rawa itu. Begitu air surut, kita terjun lagi," tambah Rafi.
Tim akhirnya memutuskan penyisiran dengan menceburkan diri di kubangan lumpur. Akhirnya berbuah hasil. Terlihat pergerakan satwa melata itu, tim relawan gabungan lantas gerak cepat melakukan penangkapan.
"Kita gunakan jaring dan tali supaya buaya itu tidak kabur. Akhirnya sekitar jam 8.30 malam berhasil ditangkap dan dibawa ke posko VI Disdamkar Samarinda di Palaran," terang Rafi.
Satwa melata itu memiliki panjang 2 meter dan berjenis kelamin betina. Kabarnya, buaya itu sudah ada sejak 2019. Meski tidak semua warga mempercayainya. Meski berada di dekat permukiman, namun sejauh ini belum ada warga melaporkan ternaknya dimangsa buaya itu.
"Jadi waktu hari lebaran kedua itu, begitu ada foto dan video buaya itu baru banyak warga percaya. Sementara ini kita pantau lagi. Kalau masih ada buaya lain, kita langsung bergerak lagi turunkan tim," jelas Rafi.
Buaya itu telah diserahkan ke BKSDA Kalimantan Timur siang ini untuk penanganan lebih lanjut.
(mdk/noe)