Cerita Soeharto Tutup Mata Ayah BJ Habibie yang Wafat Tepat di Hadapannya
Soeharto mengaku cepat akrab dengan keluarga BJ Habibie karena ibu Habibieyang berasal dari Yogyakarta masih fasih berbahasa Jawa.
Soeharto saat itu bertugas menumpas pemberontakan di Sulawesi Selatan.
Cerita Soeharto Tutup Mata Ayah BJ Habibie yang Wafat Tepat di Hadapannya
Soeharto dan keluarga BJ Habibie sudah saling kenal dan dekat sejak tahun 1950. Kala itu, Soeharto berdinas di Sulawesi Selatan dan kebetulan rumah BJ Habibie tepat di depan markasnya, Brigade Mataram.
-
Bagaimana BJ Habibie dianggap melakukan kebaikan saat menggantikan Soeharto? “Pak Habibie itu melakukan kebaikan bukan karena hukum, misalnya begitu beliau terpilih sebagai presiden menggantikan Pak Harto, apa yang diumumkan pertama? Saya akan memerintah sebentar karena tahun depan akan mengadakan pemilu,” kata Mahfud MD.
-
Kapan BJ Habibie menggantikan Soeharto menjadi presiden? Ketika Orde Baru selesai, BJ Habibie yang menggantikan Soeharto memiliki etika untuk tidak melanjutkan pemerintahannya sampai 5 tahun.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Siapa yang berencana meracuni Soeharto? Rupanya tamu wanita yang tidak kami undang itu berencana meracuni kami sekaluarga," kata Soeharto.
-
Kapan Soeharto mendapat gelar Jenderal Besar? Presiden Soeharto mendapat anugerah jenderal bintang lima menjelang HUT Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) ke-52, tanggal 5 Oktober 1997.
-
Kapan Titiek Soeharto menjenguk Prabowo Subianto? Dalam keterangan unggahan beberapa potret yang dibagikan, terungkap jika momen tersebut berlangsung pada Senin (1/7) kemarin.
Soeharto mengaku cepat akrab dengan keluarga BJ Habibie karena ibu Habibie, Raden Ayu Tuti Marini Puspowardojo atau R.A. Habibie yang berasal dari Yogyakarta masih fasih berbahasa Jawa.
"Hal ini patut saya kenang. Di rumah keluarga Habibie itu terdapat suasana yang membuat anggota Staf Brigade kami kerasan," kata Soeharto dikutip dari HMSoeharto.id.
Pada suatu hari, di tengah malam, sewaktu anggota Staf Brigade masih tidur nyenyak, datanglah dua orang anak Habibie di asrama dengan tangis yang mengharukan. Mereka memberi tahu, bahwa ayahnya, Alwi Abdul Djalil Habibie sakit keras.
"Dokter Irsan segera memberi pertolongan dan saya menemaninya di sampingnya. Kita berusaha, tetapi Tuhan yang menentukan,"
ujar Seoharto.
Soeharto mengatakan Bapaknya Habibie kena serangan jantung pada saat menjalankan salat Isya dan tidak tertolong lagi.
- Perintah Rahasia Letjen Soeharto ke Kostrad: Lindungi Mahasiswa yang Berdemo
- Gara-Gara Masalah Bahasa, Soeharto Copot Jaksa Agung yang Tangkap Kerabat Ibu Tien
- Cerita Soeharto Marah Jawab Kabar Hoaks Pemakaman Astana Giribangun Berbalut Emas
- Awal Kisah Cinta Soeharto & Ibu Tien, Awalnya Tak Pede karena Turunan Ningrat
"Beliau mengembuskan napasnya yang terakhir di depan saya, Dokter Irsan, dan keluarganya. Saya berkesempatan menutupkan matanya sambil memohonkan ampun pada Tuhan Yang Maha Esa," jelas Soeharto.
Waktu itu suasana duka meliputi keluarga Habibie. Ibu Habibie sedang mengandung dan seorang anak, BJ Habibie, yang kelak mengambil peranan penting, baru belasan tahun saja umurnya. Keluarga Brigade Mataram turut berduka cita dan membantu penguburan Bapak Habibie.