Curhat Tan Malaka Dicalonkan Jadi Anggota DPR tapi Tak Yakin Terpilih
Sutan Ibrahim Datuk Tan Malaka atau lebih dikenal dengan Tan Malaka bercerita kepada teman sekelasnya saat menempuh pendidikan di Harleem, Belanda, Dick Van Wijngaarden terkait pencalonannya sebagai Dewan Rakyat setelah dia kembali ke Indonesia. Namun, Tan merasa sangat kecil harapannya terpilih.
Sutan Ibrahim Datuk Tan Malaka atau lebih dikenal dengan Tan Malaka bercerita kepada teman sekelasnya saat menempuh pendidikan di Harleem, Belanda, Dick Van Wijngaarden terkait pencalonannya sebagai Dewan Rakyat setelah dia kembali ke Indonesia. Namun, Tan merasa sangat kecil harapannya terpilih menjadi anggota Dewan Rakyat. Pasalnya, pemilihan itu bukan langsung dilakukan rakyat, tapi keputusan akan diambil oleh para pembesar dari seluruh Hindia Belanda.
Surat itu ditulis "Bapak Pendiri Republik" ini pada 5 Januari 1921 dari Tanjung Morawa, Deli Serdang. Saat itu dia dicalonkan menjadi anggota Dewan Rakyat karena hubungannya dengan berbagai pihak masih sangat baik.
-
Siapa yang diangkat menjadi Pahlawan Nasional? Setelah kematiannya yang tragis, nama Amir Hamzah semakin semerbak di telinga masyarakat Indonesia. Ia juga diakui dan dianugerahi Satya Lencana Kebudayaan dan Piagam Anugerah Seni. Sampai puncaknya, pada tahun 1975, nama Amir Hamzah ditetapkan sebagai salah satu Pahlawan Nasional Indonesia.
-
Kapan Hari Lahir Pancasila diperingati? Hari Lahir Pancasila, yang diperingati setiap tanggal 1 Juni, adalah momen penting dalam sejarah Indonesia.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Siapa yang memimpin serangan Kerajaan Mataram ke wilayah Malang? Sang raja ingin menaklukan seluruh pulau Jawa dalam satu kekuasaan Kerajaan Mataram. Saat menyerang Pulau Jawa bagian timur, ia tidak langsung menyasar Surabaya sebagai pusat Jawa Timur, tetapi menaklukkan kota-kota di sekitar Surabaya, termasuk Malang.
-
Apa yang ditampilkan dalam Pagelaran 'Pahlawan Nusantara' dari Sabang hingga Merauke? Pagelaran 'Pahlawan Nusantara' dari Sabang hingga Merauke adalah sebuah pertunjukan megah dan kolosal yang disajikan dengan cara yang menarik, melibatkan rangkaian musik dari daerah dan nasional. Kolaborasi antara para seniman akan menghiasi keindahan yang akan memperkaya aksi pertunjukan teatrikal, tarian dari berbagai daerah serta tarian kontemporer, parade busana etnik Indonesia, serta 31 lagu daerah dan nasional yang akan dibawakan di atas panggung.
-
Siapa yang dikenal sebagai Bapak Pergerakan Nasional Indonesia? Gara-gara Nama Semasa kecil. dokter yang dikenal sebagai Bapak Pergerakan Nasional Indonesia ini dikenal dengan nama panggilan Tom.
"Sekarang hubunganku dengan orang lain masih cukup baik. Sehingga aku dicalonkan, misalnya untuk duduk di Dewan Rakyat, sekalipun kecil sekali harapan aku akan diterima. Pemilihan diatur sedemikian rupa sehingga nasibku akan tergantung pada suatu pengangkatan oleh Gubernur Jenderal," tulisnya.
Penulis Madilog ini menilai sangat ironis anggota Dewan Rakyat tak dipilih rakyat atau keputusan bukan berada di tangan rakyat, melainkan gameente dari seluruh Hindia. Gameente adalah sebuah istilah dalam bahasa Belanda dan merupakan sebuah nama pembagian administratif.
Tan Malaka ©2018 Merdeka.com/Hari Aryanti
"Dan gameente-gameente itu penuh dengan alap-alap uang dan budak-budak," ungkapnya.
Jika rakyat murni yang menjadi pemilih, Tan yakin bakal terpilih. Dia juga mengaku mendapat sokongan dari SOK (Sumatera's Oost Kust- Pantai Timur Sumatera) dan Aceh.
"Tetapi suara beberapa juta penduduk di sana itu tidak berlaku. Sehingga harapan terletak pada pengangkatan," tulisnya.
Kepada Dick, Tan juga bercerita bahwa dia akan meninggalkan Deli Serdang dan dia akan bekerja. Namun dia mengatakan di mana dia akan bekerja masih belum menentu. Pada masa itu, tenaga pengajar sangat kurang. Karena itulah dia yakin di manapun dia bisa bekerja sebagai guru. Tan merasa baik di Medan maupun Jawa, peluangnya mendapat pekerjaan cukup besar.
"Banyak harapan bagiku di Medan, tetapi tentu di Jawa begitu juga," tulisnya.
Tan juga bercerita keinginannya untuk tinggal di Barat lebih lama. Tapi karena kondisi keuangan, itu tak dapat dia lakukan sehingga dia kembali ke Hindia atau Indonesia.
"Andaikata uangku masih banyak, maka pasti aku belum kembali ke Hindia," tulisnya dalam surat tersebut.
Surat itu dipamerkan di Museum Nasional dalam pameran "Surat Pendiri Bangsa." Pameran ini diselenggarakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai salah satu rangkaian peringatan Hari Pahlawan. Pameran akan ditutup pada 22 November mendatang.
Baca juga:
Ini 5 Dimensi Soekarno Yang Disebut Pemikir Besar Dari Timur
Sepak Terjang Bung Karno Pimpin Indonesia
Kisah Soekarno Disarankan Orangtua Punya Pacar Bule Agar Kuasai Bahasa Asing
Cerita surat menyurat Mohammad Hatta dengan sang putri saat belajar di Australia
Membangkitkan Kembali Sejarah Kejayaan Gedung Sarinah di Malang
Mengunjungi Pameran Surat Pendiri Bangsa di Museum Nasional
Memperingati Hari Pahlawan di Patung Jenderal Soedirman